"Setidaknya kau nikahi aku dulu!" Sekali lagi Al mengucapkan hal yang sama setidaknya sejak 2 jam durasi mereka berada di ruangan yang sama. Kamar studio milik Al.
Dan untuk sekali lagi yuki juga memandang pria itu dengan tatapan bosannya. Sudah sangat malas mengadu argumen lagi jika dia sudah tahu akhirnya bahwa pria keras kepala ini tidak akan menerima sedikitpun pembelaan darinya. Kenyataan pahit yang harus di terimanya adalah dia juga tidak kalah keras kepalanya dengan pria ini.
"Kau akan menetap di sana selama 2 tahun di sana, dan hanya sesekali pulang kesini. Setidaknya beri aku kepastian" kali ini Al sudah setengah merengek, hal yang pasti sangat jarang di lakukannya kecuali untuk beberapa hal, seperti saat sedang merayu gadisnya. Yah, dia memang lebih sering merengek supaya pacarnya itu mau mengabulkan kemauannya walaupun itu juga hanya menurut keberuntungannya saja jika pada akhirnya gadis itu mau mendengarkan rengekannya.
"Menikahimu begitu? Kau sudah lupa aku baru berumur 20 tahun?" Sebenarnya yuki sudah sangat malas membahas hal ini lagi. Akan dia ulangi, pembicaraan ini sudah mereka lakukan berulang kali nyaris dengan kata-kata yang sama dari mulut masing-masing. Dan prianya tidak bosan-bosannya.
"Kan sudah ku bilang umur bukan jaminan kita bisa nikah atau tidak! Kau juga tidak akan rugi bila menikah denganku!" Kadang-kadang otak pintarnya tidak mau di pakainya dengan selayaknya, maki yuki dalam hati.
"Sayangnya aku tidak mau!"
" sayangnya juga aku juga tidak mau kau meninggalkanku!" Balas Al tidak kalah tegas.
"Apa... kya,, siapa kau bicara begitu?"
"Kau lupa aku siapa.. bodoh..
Kau lupa aku pacarmu sejak setahun yang lalu!""Sudah ku bilang jangan panggil aku bodoh, kau yang bodoh.. dasar bodoh!"
"Apa? Kau memakiku? Kyaaa bodoh kalau kau tahu aku bodoh kenapa kau mau jadi pacarku"
"Kau tidak lupa kan, siapa dulu yang memaksa ku untuk pacaran denganmu?"
"Apa.. kau bilang terpaksa? Dasar kau menyebalkan!" Maki Al dan langsung bergerak turun dari tempat tidurnya bergegas melangkah meninggalkan yuki yang masih berada di tempat tidurnya sambil memeluk guling dan menatap layar handphonenya. Kurang peduli dengan apa yang sedang di lakukan Al. Pria itu pasti sangat kesal . Tapi memangnya dia juga tidak kesal.
Tadinya yuki sengaja datang ke studio Al untuk mengunjungi pacarnya itu, menunggu pria itu sampai dia pulang setelah tahu pria itu punya jadwal konser. Membicarakan jalan keluar yang ingin di diakusikannya dengan pria itu. Sungguh meributkan hal yang itu-itu saja sangan membuatnya bosan, dan pria itu malah mengajaknya berperang kata-kata lagi dengan kalimat-kalimat yang dulu-dulu juga.
Yuki hanya akan berada di jepang untuk melanjutkan kuliahnya, jika ingin bertemu, pria itukan bisa datang, keluarganya saja mendukung keinginannya, tapi pria itu malah ngotot ingin menghalangi keingannya.
Dan menikah katanya? Menikah muda bukan impian seorang yuki kato. Dia baru berumur 20 tahun dan pria itu sudah berpikir untuk menikahinya.
Yuki memang sedah berpikir akan menikah dengan pria itu, tapi bukan sekarang, itu keinginan beberapa tahu lagi, mungkin setelah Al bukan lagi seorang publick figur. Dan itu mimpinya tahunan yang akan datang.
Yuki juga tidak berpikiran akan mempunyai anak di umurnya yang masih muda. Oh jangan berfikir dia maj melakukan hal yang di kejar-kejar banyak lelaki itu. Hanya skinship biasa saja yuki sudah ngeri berlebeihan. Efek umur.
"Eh,kau sudah keluar?" Berril dengan kerlingan matanya menatap yuki yang sudah keluar dari kamar Al dengan raut masamnya. Yuki tidak menjawab godaan berril.