Jam Kosong dan Surat Cinta

3.2K 281 114
                                    

All chara belongs to Masashi Kishimoto,

Story belong to Shuu!

Rate: T

Genre: Romance

Warning: FEMNARU! AU, OOC, TYPOS, GAJE, ROMENS GAGAL, AUTHOR ABAL.

.

.

.

Siang itu suasana dikelas X-A terlihat ramai dengan berbagai aktifitas yang tidak berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Katakanlah mereka tengah menikmati jam kosong karena guru yang bersangkutan sedang mengikuti rapat.


Siswa dan siswi sebagian membentuk koloni tapi ada juga yang menyendiri untuk sekedar membaca novel, belajar, atau pun tidur.

Dan salah satu koloni beranggotakan beberapa siswi sedang sibuk berargumen mengenai pemuda raven yang duduk dimeja paling belakang dekat jendela.

"Sasuke kun selau keren dengan pose apapun ya?" Puji seoranga gadis bersurai pirang pucat yang diikat ekor kuda. "Benar sekali Ino, bahkan ketika dia tidak melakukan apapun Sasuke kun tetap terlihat tampan." lanjut seorang gadis dengan surai merah jambu, Sakura Haruno. Kedua gadis itu begitu fokus mengagumi pemuda yang sedang sibuk menulis disudut sana. Entah apa yang ditulisnya tapi dia terlihat serius.

"Muka tembok begitu apanya yang bagus?" celetuk Naruto, gadis bersurai pirang dengan twintail khasnya. Perkataannya sukses mendapat lirikan tajam dari Ino dan Sakura.

"Aku tidak mengerti, Naruto. Bagaimana bisa kau tidak melihat pesona Sasuke kun yang luar biasa itu? Apa matamu sudah dibutakan oleh ramen sehingga hanya ayahmu dan paman Teuchi saja yng terlihat tampan bagimu?!" ejek Sakura  dengan kedua tangan terlipat didada didukung dengan anggukan tegas Ino. "Benar kata Sakura. Aku jadi ragu senbenarnya kau ini perempuan atau bukan?"

"Tentu saja aku seorang perempuan! Dan setidaknya paman Teuchi selalu berhasil membuatku tersenyum dan bersemangat lagi dengan ramen buatannya!" balas Naruto tak kalah heboh, berdiri sambil berkacak pinggang. "Memangnya si teme yang selalu membuatku naik darah setiap hari?" gadis itu mempoutkan bibirnya.

"Tapi kau beruntung Naruto. Setiap hari kau bisa bebas berkomunikasi dengannya, tidak seperti kami yang hanya dianggap angin lalu baginya." Ino kembali posisinya diduduk manis menopang wajah menatap penuh damba kearah si pemuda pujaan.

"Tolong ralat, kami bertengkar." Naruto ikut duduk disamping Ino,  matanya tak lepas dari objek pembicaraan. Dari sudut pandangnya dia tidak menampik kalau Sasuke memang lebih dari lumayan. Hanya saja sifatnya yang arogan dan dingin mengurangi poin keindahan raganya.
Jangan lupakan kata kata pedasnya saat mengejek atau meremehkan kemampuannya, barang satu kata saja ampuh meledakkan emosi Naruto yang terkadang tidak stabil.

Sombong,

Itu kesan pertamanya saat terpaksa harus satu meja dengannya dikelas ini. Padahal awalnya Naruto sempat kagum pada pemuda raven itu.

Kembali pada para gadis yang sedang memandangi pemuda yang disudut sana. Mata mereka tak berkedip barang sedetik. Tak satupun gerak gerik yang mereka lewatkan. Seperti saat pemuda itu nampak puas dengan entah apa yang dikerjakannya. Dia menyobek lembaran kertas tertulis dari bukunya. Melipatnya dengan rapih lalu memasukannya kedalam amplop berwarna cobalt dengan ornamen renda pada tepiannya. Terakhir yang paling mengejutkan, Sasuke menambahkan pita perak pada salah satu sisinya!

Jam Kosong dan Surat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang