Chapter 2 : Setumpuk Luka

20 1 0
                                    

Kyuhyun Pov

Ini sudah kelewatan, ada apa dengan hati dan pikiranku akhir-akhir ini. Semuanya tidak masuk akal, kenapa selalu saja wajah gadis itu yang terlintas di pikiranku. Bahkan pekerjaanku terlalaikan hanya karna semua isi kepalaku tetap saja memikirkan gadis itu.

Ada apa sebenarnya ini, oh tuhan tidak mungkin kan diusianya yang hampir kepala tiga ini merasakan hal-hal seperti ini, seperti halnya pria remaja yang baru jatuh cinta. Ia tidak bodoh dia merasakan perasaan itu tepatnya ia telah jatuh cinta pada gadis itu. "Hahaha.... aku bisa gila lama-lama sepertinya!!!" Pria itu tertawa miris sambil mengacak-ngacak rambutnya frustasi.

Jaehee Pov

Sumpah demi apapun ya tuhan, kenapa pikiranku kacau seperti ini. Sudah dua hari ini wajah pria asing itu selalu saja terlintas di benakku. Kenapa? Kenapa? Apa yang salah dengan pikiranku ini tuhan. Aku bahkan tidak mengenalnya sama sekali bahkan kami baru bertemu pertama kali di café dua hari yang lalu. Tapi kenapa rasanya seperti ini. Apa aku jatuh cinta lagi?

"Sungguh tidak mungkin, aku tidak boleh jatuh cinta pada siapa pun sekarang.... titik!! Tapi.. kenapa sekarang... aaahhh mollaa.. mollaa." Ucap Jaehee menepis segala pikiran dan keraguan hatinya.

***

Keesokan harinya Jaehee bangun lebih awal pagi ini, bahkan kali ini ibunya belum berangkat kebutik. Bagaimana tidak, sekarang bahkan masih jam setengah enam pagi matahari saja belum terbit tetapi jaehee sudah siap di meja makan.

"Ini tidak seperti Jehee yang aku kenal, kenapa tiba-tiba anak itu sudah siap sepagi ini. Apa semalam dia terbentur sesuatu atau dia salah minum obat." Gumam Ny. Park bingung.

"Kau tumben sekali sudah siap pagi ini nak, ada apa? Apa ada urusan mendadak?" Raut muka Ny. Park bingung sekaligus heran.

"Tidak.. hanya ingin saja." Ucap Jaehee acuh.

Ny. Park menghela napas, sampai kapan anaknya seperti ini. Apakah anaknya masih membencinya sampai sekarang? Sudah sekitar 3 bulan ini ia kehilangan sikap anaknya yang ceria, manja dan selalu tersenyum itu. Sekarang tergantikan dengan sikapnya yang dingin, kaku dan tidak pernah sekalipun tersenyum kepadanya.

Ya tuhan apa sejahat itu ia telah mengecewakan anaknya. Ini memang salahnya, semua sikap manis anaknya telah hilang karna kesalahannya. Sungguh ia telah gagal menjadi ibu yang baik bagi putrinya.

"Maafkan eomma Jaehee, maafkan eomma." Bisik lirih Ny. Park pada anaknya.

Jaehee melirik sekilas dan mendengus kasar.
"Jaehee tidak butuh kata maaf dari eomma, Jaehee sudah capek muak dan lelah eomma." Ucap Jaehee sambil beranjak pergi meninggalkan Ny. Park yang menangis setelah mendengar ucapan Jaehee padanya.

"Maafkan eomma...sayang, maaf..."Ucap Ny. Park di sela sela tangisannya.

Jaehee berjalan dengan lunglai setelah keluar dari rumahnya. Pikirannya melayang entah kemana, ia teringat akan kejadian yang membuat awal kehidupannya hancur berkeping-keping.

Flashback on

Terdengar suara gaduh dan suara teriakan seorang wanita serta suara dentuman benda-benda yang berjatuhan di lantai. Jaehee yang telah tidur dengan nyamanya di kasur empuknya pun terusik dengan suara tersebut. Dengan perlahan mata Jaehee terbuka dengan lebar dan beranjak malas keluar kamar.

"Ada apa sih ribut-ribut mengganggu tidur cantik ku saja menyebalkan."ucap Jaehee sambil menggerutu keluar kamar. Dari tangga Jaehee jalan dengan malasnya turun kearah ruang tamu. Dengan syoknya ia melihat didepan kedua matanya keadaan ibunya yang dikatakan tak baik itu sedang dijambak oleh seorang ahjumma yang tak dikenalnya. Ia lantas berlari menuruni tangga dengan perasaan syok.

"INI ADA APA? APA YANG AHJUMMA LAKUKAN TERHADAP EOMMAKU?? LEPASKAN TANGANMU DARI RAMBUT EOMMA KU!!!" Ucap Jaehee berteriak dengan sambil menarik tangan ahjuma yang sedang menarik rambut dan mencakar wajah ibunya.

"DIAM KAU ANAK JALANG, KAU TIDAK TAU APA-APA!! LIHAT EOMMA MU YANG JALANG INI. DIA TELAH MEREBUT SUAMI ORANG. DAN TELAH MENJUAL TUBUHNYA KEBANYAK LELAKI DI LUAR SANA. KAU BODOH TELAH MELINDUNGI EOMMA MU YANG SEPERTI INI. BAHKAN DIA TIDAK PANTAS MENJADI SEORANG EOMMA YANG BENAR!!! IA HANYA SEORANG JALANG KOTOR TIDAK TAHU MALU MENJIJIKAN!!!!" Teriak ahjuma itu dengan frustasi sambil menarik narik rambut Ny. Park.

Seketika itu juga tubuhnya merosot kelantai, matanya tiba-tiba panas, tubuhnya seakan lemas tak bertenaga. Dadanya sesak seperti terkena hantaman yang sangat keras. Tubuhnya mulai bergetar hebat, dan akhirnya cairan bening keluar dengan deras di celah matanya.

"Tid..ak tidaaaak mungkiinnnnnn TIDAK MUNGKIN EOMMA SEPERTI ITU TIDAAAAKKKK" Tangis Jaehee pecah dan tubuhnya bergetar hebat.

Ny. Park memandang putrinya dengan lirih, tubunya pun ikut merosot kebawah setelah tangan ahjuma itu tidak lagi menjambaknya.

"Jaehee, eommaa.. akan jelaskan.. ini bukan seperti....." Ny. Park meraih tubuh putrinya perlahan sambil terisak.

"Lepaskan kau menjijikan!! Kau bukan eommaku!! Eommaku tidak seperti itu"teriak Jaehee histeris.

Ahjuma itu pergi dan membanting pintu dengan kasar, dan tak lupa sebelum pergi ia berkata yang membuat jantung Jaehee seperti tak berdetak lagi.

"Kau tau, eommamu telah berselingkuh dengan lelaki sahabatnya sendiri. Dan ia sering keluar dengan suamiku tanpa sepengetahuanku apa itu yang namanya sahabat? Cih! Ibu mu itu tidak punya hati menjijikan dasar jalang!! Hidupmu akan segera hancur, kau akan hidup miskin rumahmu akan disita. Makan tuh jalang!!!" Ucap ahjuma itu sambil pergi dengan emosi.

"Aku...benci eo..mma, aku ben..ciii eommaaa" Teriak jaehee kembali histeris sambil memukul dadanya sendiri.

Keesokan harinya Jaehee yang saat itu ingin berangkat kuliah mendapat kabar dari pihak rumah sakit jika appanya kecelakan dan sedang dibawa kerumah sakit. Belum sampai dirumah sakit ayahnya sudah dikatakan telah tidak benyawa. Tapi tidak sampai disitu saja, setelahnya ia mendengar rumahnya disita olah pihak bank karena ayahnya terbukti telah berhutang puluhan juta dollar kepada tuan Cho.

Seketika itu juga jaehee jatuh lemas kelantai. Tubuhnya bergetar lemas dan wajahnya pucat pasi. Seakan hidupnya dijatuhi beribu-ribu ton besi rasanya sakit dan menyesakan. Sudah jatuh ditimpa tangga pula, yaa ungkapan itu sangat cocok untuk mewakili keadaan yang menimpa keluarga Jaehee. Seakan tiada hentinya membuat keluarga Park menderita.

Setelah diusir dengan cara paksa dari kediaman rumahnya sendiri, Jaehee dan Ny. Park lantas pergi mencari apartemen kecil untuk ia tinggali dengan ibunya. Jaehee yang terbiasa dengan hal-hal yang berbau mewah tetapi sekarang ia terpaksa tinggal di apartemen sempit ini. Luas ruangannya pun hanya sekecil luas kamar tamu dirumahnya dulu. Jaehee tertawa miris akan nasib yang telah menimpanya sekarang, betapa ia merutuki tuhan yang tega memberi beban yang tiada hentinya padanya. Ia membuang nafas berkali-kali dan setelahnya ia membereskan barang-barang ia dan ibunya.

Why Like This ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang