Chapter 1: PUTUS!

45 1 0
                                    

Sebuah bus berjalan perlahan menelusuri jalan setapak yang tidak tersorot lampu sedikit pun hanya cahaya lampu bus itu yang bercahaya. Menyusuri jalan lurus yang tiada ujungnya, pohon-pohon pinus yang tinggi terlihat di sisi jalan, di dalam bus terlihat hanya ada 4 penumpang di dalamnya. Seorang lelaki berumur 45 tahun,

seorang ibu berumur 31 tahun beserta anak lelakinya yang berumur 6 tahun yang kelihatan nakal sedang melirik seorang anak muda yang berumur 21 tahun di pojok

"Aku tak menyangka akan kabur dari rumah" ucap Asep dalam hati.

"Ke Ciwidey akan memakan waktu 2 jam lagi, membosankan! " gumamnya

Asep pun mengambil mp3 player dari tasnya beserta headphone yang besar. Dipasangkannya headphone tersebut ke telinganya, asep tiba-tiba meloncat sambil terkaget-kaget

"gilaaa...volumenya full"

semua orang melihat dengan tampang geli

"pemuda ceroboh" kata bapak itu bergumam

Tiba-tiba handphone Asep pun berdering

"Halooohh"

"Ayah, ayah kemana aja gak ada kabar?"

"Maaf bunda, ayah sudah lelah dengan semua ini, ayah mau pergi dari kehidupan di Bandung"

"Ayah tega sekali ninggalin bunda"

Terdengar suara tangisan.

"Hiks hiks"

"Maafkan ayah bun, ayah hanya tidak ingin terus dikekang oleh ayahnya ayah" (aduh bingung -__-)

"Tapi tidak harus kabur kan? Ayah bisa bicara baik-baik"

"Tapi ayah tidak ingin masuk kuliah jurusan kriminologi, ayah ingin masuk jurusan seni musik, ayah ingin seperti Faang WALI, keren beud"

"Oke fine kalau itu mau ayah mulai sekarang kita putuuuus!!!"

Tunggu dulu, kok putus ya? Bukan cerai? Oh ternyata mereka itu pacaran, dan panggilan sayangnya itu ayah bunda

"Apaaaa? Putus? Ini bisa diomongin baik-baik bun"

"Maaf tapi kamu terlalu egois asep, mulai sekarang jangan hubungi aku lagi dan jangan panggil aku bunda lagi!"

"Baiklah jika itu yang terbaik untuk kita berdua Saminah"

"Tuut tuut"

pembicaraan pun terhenti, Asep hanya bisa merenung di pojok bus. Asep mengambil mp3 player-nya dan memutar lagu Cakra Khan yang berjudul "harus terpisah" kemudian Asep pun mengambil handphone-nya lalu dia menangis di pojokan sambil foto-foto, tidak lupa Asep pun mengupload foto-fotonya itu ke facebook dan mengubah status hubungannya menjadi "lajang".

Itulah chapter pertama, Ga nyambung ya? Biarin ah kan ngga dibayar ini )))):

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Detektif ASEP: Pembunuh Berwajah KambingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang