02?

30 1 0
                                    

Hari telah berganti, aku dan dia malah semakin jauh. Dia terlalu sibuk dengan pelajarannya menjelang UN dan kita jadi jarang bertemu.

beberapa bulan kemudian, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, hari pengumuman kelulusan untuk kakak kelasku. Ya! Termasuk dia, dia akan lulus.

Aku mendapat informasi dari sahabatku, dia lulus dengan nilai yang cukup baik. Aku senang mendengarnya, ingin rasanya mengucapkan selamat tapi aku masih belum berani untuk menemuinya. Aku terlalu gugup jika bertemu dengannya.

Disatu sisi aku bahagia karena dia telah bisa lulus dan melanjutkan cita-citanya, tapi disisi lain aku pasti akan kehilangan dan merindukan dia. Yap! Aku hanya bisa merindukannya dalam diam.

Hari ini adalah hari perpisahan yang dirayakan oleh sekolah untuk melepas para siswa yang telah lulus. Semua acara telah dilakukan, sekarang waktunya acara hiburan.

Aku sedang duduk dan menikmati hiburan itu sambil menunggu temanku yang sedang ketoilet, tiba-tiba ada yang duduk disebelahku, ketika aku melihat, dia sedang duduk disebelahku. Aku masih tidak percaya kalau dia sekarang sedang duduk tepat disebelahku dan tersenyum padaku.

Setelah beberapa bulan aku jarang melihat dia, jarang melihat senyumnya, dan jarang saling menyapa. Aku masih terdiam, masih belum percaya dengan apa yang aku lihat.

"Hai?" Ucapnya sambil melambaikan tangannya didepan wajahku, akupun tersadar dari lamunanku. Ketika sedang bersama dia, aku tak tau kenapa aku selalu saja gugup. Aku hanya membalasnya dengan senyumanku.

"Bisa ikut aku sebentar? Ada yang ingin aku bicarakan" dia menggenggam tanganku dan menarikku ketaman yang berada dibelakang sekolah, setelah sampai dia mengajakku duduk tanpa ada niat melepaskan genggaman tangannya.

Aku hanya mengikutinya, aku duduk bersebelahnya dengannya. Aku dan dia saling diam sampai pada akhirnya dia memulai pembicaraan. Dia bertanya padaku dan pertanyaan tu membuatku terkejut.

"Kamu udah punya pacar?" Aku bingung harus menjawab apa, tapi pada kenyataannya aku memang masih sendiri saat itu. "Belum ka," aku hanya bisa menjawab itu. Keheninganpun terjadi lagi sampai dia menggenggam erat tanganku seolah tak ingin melepaskannya lalu dia berlutut didepanku, aku bingung apa yang akan dia lakukan? Berbagai macam pertanyaan memenuhi otakku.

"Aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu sejak pertama kita bertemu, aku rasa ini waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya, mau gak kamu jadi pacarku?'

Aku shock mendengar pernyataannya tadi, aku bingung dengan perasaanku sendiri. Apakah selama ini aku juga menyukainya? Apakah rasa kehilangan yang aku rasakan selama dia sibuk dengan urusannya sendiri adalah bentukrasa sayangku yang belum aku sadari? Aaargh!! Aku bingung!

"Kakak bisa kasih aku waktu buat aku yakinin perasaan aku sendiri? Aku takut aku salah mengambil pilihan"
Ucapku sambil menundukkan kepalaku.

Setelah mendengar jawabanku, dia lalu berdiri, dan duduk disebelahku sambil menatap ke arah depan. Suasana hening seketika, aku jadi merasa sangat gugup. Setelah terjadi keheningan, dia memecah keheningan dengan bertanya padaku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KEHILANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang