Agreement Between Liam and Lucy

274 5 0
                                    

"Kalian jaga diri baik baik yaa. Oh ya,Liam karena kamu laki-laki jadi kau harus selalu menjaga Lucy. Dan Lucy,kamu tahu keadaan saudara laki-laki mu itu kan? Jaga dia baik-baik juga ya. Jangan biarkan ia terluka,merasa lemah/sakit. Ibu titipkan Lucy padamu dan Sebaliknya. " Tutur Ibu panjang saat hendak pergi meninggalkan kami.

Ibu akan pergi ke New York selama kurang lebih 4 tahun. Jasa-nya dibutuhkan disana,sehingga ia harus benar-benar pergi meninggalkan kami.

Tapi,hal ini sudah biasa untuk kami,karena dari kecil pun kami sudah sering ditinggal oleh Ibu,dalam jangka waktu lama maupun sebentar. Kami baru pindah dari Swiss,1 tahun yang lalu. Ibu memilih menempatkan kami kembali di kota kelahiran kami,Wolferhampton. Mungkin Ibu fikir,di sini lebih aman karena kami sudah banyak tahu tentang kota ini.

Dulu,kami sempat menetap di kota ini selama 9 tahun. Lalu dilanjutkan pindah ke Argentina selama 3 tahun,kemudian ke Rusia 2 tahun,dan terakhir kami menetap di Swiss selama 3 tahun hingga sekarang kami menetap kembali di Wolferhampton. Ya,semua itu karena pekerjaan Ibu yang memang di haruskan berpindah-pindah tempat.

Di Wolferhampton,kami hanya tinggal berdua di rumah lama kami. Kakek atau Nenek menetap di Prancis,sedangkan ayah dia sudah bercerai dengan Ibu saat kami masih berumur 7 tahun.

Sungguh saat itu benar benar masa-masa yang pahit untuk kami. Dimana kami saat di sekolah, selalu saja di ejek tak punya Ayah. Bahkan Ibu kami pun di bilang pelacur. Tapi,apa daya kami tak bisa melawan lebih dari ejekan kembali. Tak mungkin Lucy meninju mereka yang mengejek kami,Lucy kan wanita. Sedangkan aku? Mana mungkin aku berkelahi,sementara kesehatan ku harus selalu terjaga,atau aku akan mati pada waktu yang tak terduga.

Semua itu karena aku hanya memiliki satu ginjal sejak dilahirkan. Bahkan Ibu pernah bilang,saat ia melahirkan kami ia merasa sangat senang. Karena,dalam satu kali melahirkan sudah diberi 2 pasang anak dari Tuhan. Laki-laki dan perempuan. Tapi,betapa sedihnya Ibu saat Dokter memvonis ku sudah meninggal,tinggalah ia dengan Lucy. Ibu tak percaya dengan pernyataan dokter yang secepat itu memvonisku meninggal. Dan,ternyata aku sebenarnya tak meninggal,hanya keadaan ku saja yang sangat lemah,sungguh lemah. Lalu,dokter bilang bahwa aku hanya memiliki 1 Ginjal,dan satu ginjalku itupun tak berfungsi dengan baik. Sehingga,aku harus terus berada dalam pengawasan Dokter. Aku harus di suntik sebanyak 32 kali dalam 1 hari agar keadaan tubuhku membaik. Suntikan itu rutin dilakukan hingga aku umur 5 tahun. Dan setelah itu, suntikan itu tak di lakukan lagi,karena aku sudah cukup besar untuk bisa menjaga kesehatan ku.

Lucy Jannete Payne,wanita tangguh kedua yang ku sayangi setelah Ibu. Lucy sangat periang,dan tak pernah cengeng. Bahkan,sebagai saudara yang baik,ia selalu menjaga ku. Karena,ia tahu aku ini tak bisa se-sehat dirinya. Harusnya,aku yang laki-laki dan lebih bisa menjaganya.

"Selamat tinggal Ibu. Kami pasti akan merindukan-mu." Salam perpisahan dari Kami berdua kami

ucapkan bersama.

Ibu-pun segera memasuki mobil yang telah menjemputnya di depan Halaman rumah. Wajahnya terlihat sedih saat hendak meninggalkan kami.

Mobil itu melaju beberapa menit yang lalu,lambaian tangan Ibu-pun masih terlihat. Dan,lama - lama menjauh.

"Lucy,bagaimana tentang perjanjian itu?" Tanyaku kepada Lucy yang sedang asyik memainkan Ipad-nya.

"Jadi tentunya" Jawab Lucy santai.

"Baiklah,ku bicarakan kembali perjanjian ini.

'Kami,sebagai saudara kembar tak akan pernah bertengkar. Saling menjaga satu-sama lain dan tidak saling bermusuhan.

1. Lucy atau pun aku tak boleh mengatakan kepada siapa-pun bahwa kami adalah saudara kembar.

2. Kami mengakui hanya sebatas Sahabat,bukan saudara.

3. Jika ada yang bertanya kenapa kami tinggal se-rumah,Kami harus menjawab bahwa kami menyewa rumah itu selama Sekolah di Universitas.

4. Jadwal face-time dan menelfon Ibu : Menelfon setiap hari jam 4sore. Facetime setiap hari Minggu jam 2siang. Dimana-pun kami berada saat itu,kami harus sedang berdua agar Ibu tak khawatir.

Selesai. Hanya itu kan? " Aku-pun segera meneguk segelas air sehabis membacakan kembali perjanjian itu.

"Ya,hanya itu. Deal?" Tanya Lucy seraya mengajak-ku berjabat tangan yang mengartikan bahwa Perjanjian itu telah dimulai.

****************************

[ Author's Note ]

Chapter 1 nya terlalu pendek ya kayaknya? Kurang inspirasi & kata-kata aku. Lol. Maaf ya guys.-. Happy Reading!

Read,Vote,Comment.

Ini FF ku yang ke 2. Yang pertama ( NLS ) baca juga ya! Belum completed sih :p

SALAM CRAZY MOFOS - SanitaHoran.xx

When A Problem Giving Happines ( Liam Love Story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang