chapter 2 : Entangled
»»»»»
"Jadi.. ?"
"Apa ?"
"Bagaimana Wawancara mu ?"Seorang pria dengan kemeja berwarna peach brown memandang intens lawan bicaranya."Lancar..."Ucap lawan bicaranya tanpa memandangnya dan asik memotong cake yang ada di hadapannya.
"Huft...berarti , kamu gak jadi kerja di perusahaan aku ?" Tanyanya sedikit lemah.
"Iya..bagus kan ? aku bisa mandiri mulai dari sekarang" Queen menyuapkan potongan red velvet tersebut ke mulutnya dan menyodorkan satu potongan lagi ke mulut laki-laki yang ada di hadapannya namun di balas dengan gelengan lemah.
"Tapi...kalau kamu kerja di sana, otomatis kamu harus tinggal di apartement. sedangkan kalau kamu kerja di tempat aku , kamu gak perlu capek-capek sewa aparement." Jelas laki-laki tersebut dan melonggarkan dasinya.
"Ya udahlah, aku juga udah besar I can take care of myself" Queen menghembuskan nafasnya perlahan mencoba tenang.
"Terserah...tapi kalau kamu kenapa-kenapa jangan salahin kakak" Payton kembali memakai jas hitam yang tadi ia kenakan.
"Yes my protector Brother" Queen sedikit terkikik geli. Payton merapikan jas nya dan melangkah pergi.
»»»»»
Brum...
Ia memacu kecepatan mobil sportnya menuju sebuah tempat,tempat yang tak ada seorang pun yang tahu.
gerbang besar berwarna coklat itu pun dibuka,dengan kecepatan sedang ia memasuki kawasan itu , sebuah rumah mewah terpampang jelas di penglihatanya. Rumah di tengah hutan pinus? hanya orang bodoh seperti ayahnya yang akan melakukan ini.
Ia mulai melangkah memasuki rumah itu dengan disambut oleh pelayan-pelayan milik ayahnya.
tanpa di hiraukan, kakinya terus berjalan menuju sebuah kamar utama.Tok..Tok..Tok..
Tiga kali ketukan sebelum ia memasuki sebuah kamar utama dengan nuansa eropa ini,walaupun ia tahu tak akan pernah ada jawaban, sebanyak apapun ia mengetuk pintu.
Tangannya memegang gagang pintu lalu mendorongnya perlahan.Sebuah ranjang besar yang terbuat dari kayu memenuhi indra pengelihatannya.
"Lama tidak berkunjung anakku"
sesosok tubuh kurus dengan rambut yang hampir memutih terbaring di atas sebuah ranjang besar berwarna coklat tersebut."Aku kesini bukan untuk berbasa-basi dengan orang sepertimu" Tubuh dengan postur yang begitu tegap itu tersenyum sedikit meremehkan.
"Hey..tenanglah" Laki-laki yang terbaring tadi pun mencoba terduduk di ranjangnya,ia mengambil sebuah rokok dan menyalakannya dengan pemantik.
"Berikan aku semua berkas itu dan ah...ya aku lupa, dimana kamu meletakan semua pakaian ibu ?" Sosok itu berjalan menuju sebuah sofa di pojokan ruangan dan meletakan bokongnya di sana.
"Bisakah seorang "Abraham" junior tenang sedikit ? disaat ayahnya ingin berbicara ?" Tuan Abraham itu pun mulai menghisap dalam rokoknya, sambil memandang anaknya yang duduk di pojokan sana.
"Ck...kau tau aku sibuk , bisakah cepat sedikit ?" Tanya sang "Abraham" junior tersebut.
"Tidak sopan berdecak pada ayahmu sendiri Zac" Ujar Tuan Abraham.
Ia benar-benar harus extra sabar menghadapi kelakuan ayahnya ini.
"Bagaimana jika kita melakukan penukaran ?" Tawar Tuan Abraham.
Zac menautkan kedua alisnya, 'penukaran' ? apa maksud ayahnya.
"See, I give you everything you want and you give me what I want. How ? Deal?" Ujar Tuan Abraham dan kembali menghisap Rokoknya.
Zac menaikan sebelah alisnya, mencerna kata-kata dari ayahnya berusan.Ia melipat tangannya di depan dada dan berjalan mendekat ke arah ayahnya.
" I accept your offer" Zac mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
"Kamu tahu apa keinginan saya ?" Tuan Abraham tidak membalas uluran tangan Zac. anaknya itu tersenyum simpul dan kembali menarik tangannya.
" You wanted a submissive to "play" with you all night." Zac berhenti mengulas senyum di wajahnya." Ahh...kau memang tau seleraku, baiklah malam ini juga datangkan "submissive" ku dan akan ku kirimkan semua keinginanmu lewat Mr.Lester."
"Baiklah..terima kasih atas kerjasamanya Tuan Marvin clift Abraham" Zac segera berbalik meninggalkan kamar ayahnya.
"Zac , pastikan "submissive" itu cukup kuat untuk "bermain" denganku" Ucap Tuan Abraham saat Zac baru lima langkah berjalan keluar.
Zac mengangguk pelan.
"Kurasa semua Abraham memang seperti itu termasuk seorang Zachary Trent Abraham"
Batinya selagi berjalan.
«««««.......
Maaf ya kalo ceritanya kurang seru ....
kalo ada saran tulis aja di comment. author akan sanagat berterimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Silent Sycho
Mystery / ThrillerIa hanya diam sambil menatap seseorang di ujung sana, sama sekali tidak berminat mendekatinya. namun seulas senyum simpul tak urung lepas dari bibirnya. "Damn...you baby !!"