Aku adalah seorang gadis yang sudah bekerja. Usia ku yang baru menginjak 19 tahun memaksaku untuk bekerja hanya untuk mengurangi beban keluargaku. Aku bukanlah gadis yang terlahir di leluarga yang mapan. Tapi setidaknya, aku punya keluarga yang sangat menyayangiku.
Aku bekerja di salah satu Yayasan Terapi Autis yang ada di kotaku ini.
Mungkin kalian yang tidak tau akan merasa sedikit aneh. Kenapa gadis sepertiku mau bekerja di tempat itu. Yah, anggap saja itu keberuntungan ku.Cukup membahas privasiku yang mungkin gak penting. Hari ini aku harus bergegas ke pasar. Aku di beri tugas dari Kepala Yayasan untuk membeli media media yang mungkin kurang dalam hal Terapis .
Setelah berkeliling pasar dengan beberapa belanjaan yang ada di tanganku. Membuatku merasa sangat lelah. Dan ku putuskan untuk istirahat di Kedai yang ada di dekat pasar itu.Setelah semua selesai. Aku bergegas pulang ke Yayasan untuk mengantar barang belanjaan ini. Cukup merepotkan, tapi menyenangkan.
Baru saja aku mau menutup pagar. Tiba tiba saja ada yang menahan pagar itu. Kontan saja aku menoleh."Siapa kau?"
"Saya ada perlu. Anda bisa pulang tanpa harus menutup pagarnya" jawabnya mengacuhkan pertanyaanku.
"Mana bisa begitu. anda siapa? Saya tidak mau mengambil resiko untuk membiarkan orang asing masuk ke Yayasan ini" ucap ku penuh ketegasan.
"Saya bukanlah orang asing, saya terapis baru disini. Dan saya mau meminjam beberapa berkas Untuk saya pelajari" jawabnya dengan wajah tenang.
Kontras sekali dengan wajahku yang mungkin penuh kerutan dan kebingungan. Tunggu! Dia bilang apa? Terapis baru? Dan aku tidak tau ini? Ahhh! Mungkin dia terapis bagian pagi. Berbeda denganku yang terapis bagian siang.
Tapi kenapa terapis yang lain tidak memberi tahu ku.
Dan lenapa Rina Tidak memberi tahuku. Awas aja anak itu."Tolong jangan melamun disini. Anda membuang waktu saya" perkataannya yang sukses membuat ku melongo mendengarnya.
Saat aku hendak membalas ucapannya dia langsung masuk kedalam. Oh astaga, mengacuhlan seorang gadis tidaklah benar.
Tapi ya sudah lah. Tidak ada gunanya. Sebaiknya aku pulang. Rasanya kamar dan handpone ku lebih menarik.