prolog

2.3K 120 24
                                    

Angin menderu begitu kencang, sementara deburan ombak berlomba-lomba berlarian menuju tepian tebing membawa serta buih-buih putihnya, lalu menghantam setiap batuan karang yang dilewatinya, air laut itu membasahi kaki-kaki tebing curam yang memagari sebagian besar teluk kecil ini.

Matthew Eriksson, pemuda jangkung dengan rambut pendek keemasan itu tengah berdiri diatas tepian salah satu tebing, angin menampar-nampar wajahnya yang telanjang serta menyibakkan anak-anak rambutnya, aroma asin garam tercium olehnya.

Tebing ini memiliki begitu banyak kenangan, tebing tempat dimana dirinya dan Troye Sivan Mellet, cowok yang ia cintai, sering melepas lelah bersama seusai menelusuri pantai, atau sekedar bercengkerama di hari libur sekolah sembari menatap hamparan laut biru didepan mereka.

Matt bergetar ketika sel-sel neuron di otaknya memaksanya melihat kembali kilasan-kilasan memori masa lalunya, air matanya muncul sebelum akhirnya  terburai oleh kerasnya angin yang melintasi wajahnya, memori ini terlampau indah, namun ia selalu sakit ketika harus mengingatnya, jenis memori yang membuatnya bahagia dan bersedih disaat bersamaan.

       Tentu ia ingat kehangatan itu, kehangatan dan kenyamanan akan kehadiran Troye, sosok pemuda dengan mata birunya yang selalu membuatnya terpesona, bocah kurus yang selalu membawanya bersembunyi dan mendekap erat pundaknya ketika ayahnya yang temperamen; Tobhias Eriksson mengalami situasi sulit, Troye selalu tahu jika dirinya sedang dalam masalah, Troye lah yang selalu bisa mengembalikan senyumannya ketika ia kehilangan alasan untuk tersenyum, pemuda itu satu-satunya orang yang bisa membuatnya merasa aman, itu fakta yang membuatnya merasa sedih, karena ya ... tentu saja ia tahu itu salah.

       Pikiran Matt kembali, ia memandang batas langit yang membentang di hadapannya, langit selalu terlihat menggoda baginya, ia merasa kebebasan berada disana dan tengah menunggunya, sementara dibawah sana, kaki tebing dengan air laut dan ombaknya tengah bersiap menanti kematiannya.

       Ya, tekadnya sudah bulat, ia tahu ini yang terbaik, ia tidak akan bisa terus seperti ini sementara aturan menentangnya, ia akan terus merasa sakit jika ia melanjutkannya, dan bahkan bukan hanya dirinya yang tersakiti, tapi juga Troye dan bahkan Evelyn, ia yakin ia dapat mengembalikan kehidupan orang-orang yang ia sakiti ke keadaan normal dengan cara ini.

       Tanpa sadar Matt merentangkan kedua tangannya, kedua kelopak matanya mengatup sementara wajahnya mendongak, ia mencoba meraba-raba kebebasan yang sebentar lagi akan ia dapatkan, pikirannya sesaat melepaskan belenggunya, ia dapat merasakan angin mulai membelainya dengan lembut, suara sayup-sayup burung camar dan deburan ombak menjamah indera pendengarannya, sebagian besar pikirannya dipenuhi oleh cahaya keemasan, kemudian ia melihat wajah Troye tersenyum hangat kepadanya, Evelyn melambaikan tangannya, ia tahu mereka akan bahagia tanpanya, lalu ia melihat ayahnya lengkap  dengan keriput di wajahnya, raut mukanya terlihat lebih ramah dari yang Matt ingat, ia tengah mengulurkan tangannya bersiap-siap menyambut kedatangan Matt di sisinya.

***


Hai, ini adalah fanfic pertama saya setelah vakum lebih dari 4 tahun nulis fanfic (terakhir kali bikin fanfic itu dulu pas zaman sma)

Yep, fanfic yang saya tulis ini terinspirasi dari trilogy music video Troye Sivan bertajuk 'Blue Neighbourhood', sudah beberapa waktu ini saya berpikir untuk menulis cerita ini, berawal dari temen fujoshi saya yang nyekokin lagu dan video Troye Sivan beberapa waktu lalu hingga akhirnya saya terkagum-kagum dan berpikir 'hey kenapa aku tidak menulisnya saja?'

Troye Sivan adalah seorang imspirator bagi kaum LGBT, dia merupakan salah satu pemuda gay yang berbakat dan pantas di contoh, and hell yeah I adore him so much

Ok, untuk sementara saya upload prolognya dulu saja ya :D , kalo ternyata banyak yang suka saya akan upload chapter-chapter selanjutnya (yang sebagian tinggal di publish), so please gimme voment ya guys!

blue_winter

Blue NeighbourhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang