PART 1 (Nara POV)

21K 634 37
                                    

"Nara, mulai besok kamu istirahat di rumah saja."

"Maksud bapak, saya dipecat?"

"Tidak, hanya saja untuk saat ini kamu istirahat saja dulu, tunggu sampai ada kabar berikutnya."

Kenapa sih tuh omongan kakek-kakek soak keinget terus. Bilang aja kalau aku dipecat, ga perlu pake acara PHP kayak gini. Aku tau kok udah ada pengganti aku yang cantik dan lulusan Universitas Negeri. Apa dayaku yang cuma bermodal ijazah SMA dan sertifikat keterampilan bahasa harus siap didepak kapan saja.


Namaku Jang Nara Adiprasetya, seorang penerjemah buku berbahasa asing (Korea, Mandarin, Inggris) di sebuah perusahaan penerbitan buku terkenal di Jakarta, dan sekarang aku menjadi pengangguran. Apa ada yang merasa tidak asing dengan namaku? Ya itu adalah nama salah satu aktris Korea dimana ketika aku lahir, wanita itu tengah dipuncak popularitasnya. Bunda memang seorang korean addict, sampai-sampai adik laki-laki yang hanya terpaut empat tahun denganku saja diberi nama Jisoo. Bunda bilang nama itu adalah do'a, jadi do'a bunda untuk kami agar kami bisa sukses seperti mereka. Tapi kadang nama kami malah menjadi olok-olokan teman semasa sekolah, ketika pertama masuk sekolah dan baca nama di absen pasti orang mengira bahwa kami adalah anak blasteran Indonesia-Korea tapi saat bertemu orang-orang sering kecewa karena yang ada cuma makhluk buluk dengan mata belo dan rambut hitam pekat bukan seseorang dengan kulit seputih susu, mata sipit dan rambut coklat tua, kadang aku suka sedih telah merusak ekspektasi orang lain. Di daftar absen, jenis kelamin ku sering salah sering dikira laki-laki, karena dalam bahasa Sunda Jang itu panggilan untuk anak laki-laki dan guru pun sering protes.

"Nara harusnya nama kamu tuh Neng Nara bukan Jang Nara, jadi ibu ga perlu ganti absen baru lagi."

Yakali pas aku lahir bisa nawar, kalau pas lahir aku langsung bisa ngomong udah aku lakuin. Maka dari itu, ketika umur 15 tahun aku punya adik lagi aku memutuskan untuk memberinya nama agar tidak bernasib sama sepertiku.

Setelah umur 22 tahun, aku benar-benar merasakan kejamnya dunia itu seperti apa. Sekarang aku harus mencari kerja kemana? Dengan wajah pas-pasan dan tubuh bulat seperti ini.

Aku sedikit menyesal karena waktu sekolah menjadi murid teladan yang cuek dengan penampilan, karena apa? Setelah terjun ke dunia kerja (dengan modal ijazah SMA) yang penting wajah cantik, tubuh semampai, kulit mulus dan satu lagi harus tetap ramah jika digodain cowok. Dan semua kriteria itu tidak bisa aku penuhi, aku tipe cewek galak, judes dan senggol bacok siapa saja yang berani menggoda, kata bunda sih itu juga alasan aku masih jomblo dari lahir, terlalu galak dengan laki-laki. Tapi bagaimana lagi, karakter ini terbentuk karena bunda telah memilih ayah yang salah jadi aku tak ingin mendapatkan ayah yang salah juga untuk anakku nanti. Maaf bunda, bukan maksudku menghina Ayah, tapi memang itu kenyataannya.

*****

Pagi ini aku meng-akses berbagai situs dan aplikasi penyedia informasi lowongan pekerjaan tapi dari semua lowongan yang tersedia semuanya hampir memberi syarat yang sama.

"Berpenampilan menarik dengan tinggi badan minimal 160 cm dan berat badan maksimal 55 kg."

Ya Tuhan, apakah sudah tidak ada pintu rezeki untuk perempuan dengan tinggi badan 155 cm dan berat badan 60 kg?

Kalau aku tidak bekerja siapa yang akan menafkahi bunda? Aku tidak bisa hanya mengandalkan Jisoo yang sedang menabung untuk modal bisnisnya. Aku tidak ingin merusak impian adikku yang ingin memiliki cafe pribadi, dia bilang sudah lelah bekerja di cafe milik orang lain.

Mungkin yang Dwi katakan benar, jalan satu-satunya adalah menikah dengan seorang CEO kaya raya yang siap menanggung semua kebutuhan hidup keluargaku. Tapi dimana mencari CEO bodoh yang rela menikahi wanita buluk tak menarik ini?

"Coba pasang iklan di twitter."

Kata-kata Dwi seolah berputar-putar di kepalaku.

Masa ia aku harus mempromosikan diri, nanti dikira wanita murahan. Tapi, apa salahnya mencoba. Pertama ganti deskripsi pribadi yang ada di kolom profil.

 Pertama ganti deskripsi pribadi yang ada di kolom profil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua, update status.

Kedua, update status

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tweet

1 menit

2 menit

3 menit

Aku mulai menyesali apa yang aku lakukan barusan, aku pun berniat menghapus tweet ku namun tiba-tiba notifikasi direct message ku menyala. Ada sebuah pesan masuk.

"APA??" aku benar-benar tidak menyangka akan ada yang merespon secepat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"APA??" aku benar-benar tidak menyangka akan ada yang merespon secepat ini. Tapi aku sedikit takut jika orang ini berniat jahat, semoga saja dia orang baik-baik. Setidaknya dia followers ku dan aku pun mengikutinya.

Aku bergegas melihat profilnya dan lagi-lagi dibuat kaget. Disana terpampang jelas foto seorang pria  mengenakan jaket dan topi berwarna hitam sedang duduk didepan mobil atap terbuka dengan lambang kuda girang yang harganya cukup untuk makan keluargaku bertahun-tahun. Meski wajahnya tidak terlihat, tapi sepertinya wajahnya cukup tampan.

"Emak dia seksi mak, Nara pengen dikawinin"

*****

Cerita ini sedang dalam pengeditan untuk memperbaiki beberapa bagian biar terlihat lebih rapi 😊
Terimakasih untuk pembaca setiaku, tunggu saja part selanjutnya setelah part yang sudah pernah di post selesai di edit dan di re-upload.

Sukabumi, 12 April 2017

re edit : 03 November 2021
Aini Zhang

re edit kedua: 04 November 2023

CALL!! Aku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang