Nama lo siapa?

214 8 2
                                    

"Oi, pr bu Tanti udah belum?" Tanya pemuda berambut klimis yang masih berdiri diambang pintu dengan tas yang masih menempel mesra dipunggungnya.

"Belum! Belum!" Sahut si pemuda yang sedang berdiri di depan meja guru.

Ia mengedarkan pandangannya kepenjuru kelas. Beberapa sedang berdiskusi-oh bukan- sedang menyalin jawaban soal Fisika.

"Rak buku!" Panggil seseorang dari sudut kelas. Si pemuda berambut klimis itupun menoleh sambil memicingkan matanya.

"Apa lo kudis kurap?!" Ujarnya tak kalah sambil menghampiri Yudis, si penyuka sudut kelas.

"Temenin gua ke kelas IPA 4 cepetan!" Pintanya. Raka menaruh tasnya kasar.

"Yodah cepetan! Gua pengen ngerjain tugas!"

Yudis mengangguk. Mereka pun berlalu dari ruang kelas IPA 2. Koridor kelas 12 masih ramai.

Sesampainya di kelas IPA 4, Yudis lebih dulu masuk dan menghampiri sekelompok pemuda yang sedang berdiskusi-mungkin. Raka hanya mengekor sambil diam karna ia baru pertama kali masuk kelas IPA 4 yang dikenal dengan siswa dan siswi yang cantik dan tampan.

Raka akui dikelas sini memang mempunyai murid yang cantik dan tampan, tapi....

"Oi, ada cowo ganteng dari kelas sebelah nih! Ngapain kalian ke sini?" Goda salah seorang siswi berambut panjang tergerai dihiasi kepitan love diponinya.

Raka hanya senyum dan menunjuk Yudis. Siswi itupun mengangguk dan pergi.

"Woi! Gimana? Bawa komik pesenan gua?" Tanya Yudis. Yang ditanya hanya memandang Yudis sekilas dan tangannya pun masuk ke dalam laci meja lalu mengeluarkan setengah lusin komik yang Raka yakin itu komik One Piece .

"Bagus Tom! " Yudis mengambil komik itu.

"Sapa nih anak? Kok gua baru liat?" Tanya pemuda disamping Tommy. Yudis menyikut lengan Raka.

"Gua Raka! Anak baru disini," Ucap Raka sesantai mungkin.

"Sejak kapan? Pindahan dari mana?" Sekarang Tommy yang bertanya.

"2 minggu yang lalu. Pindahan dari Jakarta!"

"Oh, pantes," pemuda disamping Tommy mengangguk. Raka fokus ke name tag kelompok Tommy.

"Reza Afrizal-Ginanjar Wijaya-Baraska Ilham Maulana dan -Tommy Anggara Bangsa- oh, jadi yang kepoin gua itu namanya, Bara,"

"Gua balik dulu, 1 minggu gua balikin!" Ucap Yudis sambil membawa komiknya. Raka kembali mengekor Yudis sampai kekelas mereka kembali.

"Beruntung banget tau gak, kalo masuk kelas IPA 4? Ceweknya cakep-cakep!" Pendapat Yudis sambil duduk dikursi.

"Lho? Kenapa lu gak minta pindah aja," Raka juga ikut duduk disamping Yudis. Mereka sebangku.

"Ye, kalo gua kesana, gak ada makhluk ganteng lagi disini !" Yudis menunduk seolah ia menyesal atas kepergian dirinya.

"Lebay najis," Raka menelungkupkan wajahnya.

.

.

Jam istirahat akhirnya tiba setelah otaknya hampir panas karna mengerjakan soal matematika.

"Lu mau makan apa, Rak?" Tawar Yudis.

"Gua laper , pengen makan eh, itu soto banjar , kayaknya enak, gua mau itu!" Pinta Raka antusias karna ia tak pernah merasakan soto Banjar. Yudis mengangguk sebelum ia meyakinkan Raka.

"Es teh juga!" Seru Raka.

Ah, pikir Raka, selama ia pindah ke Banjarmasin, ia akan berburu kuliner khas sini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 01, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dasar gak peka!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang