Seorang gadis melilit rambutnya yang berwarna coklat muda. Ia terus berjalan dengan membawa tumpukan buku di tangannya. Sesekali ia mengeluh karena nasib yang ia sedang alami saat ini.
"Kenapa harus aku yang mengantar buku ini," keluh gadis tersebut. "Harusnya dia yang mengambilnya sendiri." Sambil terus mengeluh, tiba-tiba ada seseorang dengan badan yang lebih tinggi dari ia lalu menabrak gadis tersebut,
BRAK!!
"Duh," rintih gadis itu kesakitan, "Kalau jalan lihat-lihat dong!" Protesnya lalu mendongakkan kepalanya. Ia melihat lelaki yang tidak terlalu jelas mukanya karena ditutupi oleh topi yang ia pakai. "Maaf." Ucap lelaki itu lalu pergi meninggalkan gadis tersebut. "Hey! Tunggu dulu!" Teriak gadis itu. Tetapi sayangnya itu tidak membuat lelaki itu menoleh sedikitpun. Gadis itu menghelakan nafasnya lalu membereskan dan memungut bukunya yang berserakan karena jatuh tadi. "Sial sekali hari ini" batinnya.
Ia kembali berjalan ditengah kerubunan orang. Ia melirik kesamping dan melihat tanda lampu merah yang artinya berhenti untuk pejalan kaki. Gadis itu melihat ketengah jalan dan mendapatkan seorang lelaki dengan nekat menyebrang jalan. "Itu kan ... Pemuda yang menabrakku tadi," batin gadis itu "Dia ingin mati?! Apa yang ia lakukan di tengah jalan?!" Gadis itu mengernyitkan keningnya bingung. "Hei, ka-",
TINN!!
Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba ada mobil dengan kecepatan tinggi menghampiri lelaki tersebut. "Awas!" Dengan cepat sang gadis menarik kerah baju lelaki itu dan membuat keduanya jadi terjatuh dipinggir jalan.
"Hampir saja ..." Gadis itu menghelakan nafasnya lega, "Apa yang sedang kau lakukan?! Kau ingin mati?!" Teriak gadis itu. Sedangkan lelaki yang hampir tertabrak tadi hanya diam tidak percaya dengan apa yang terjadi dengannya barusan. "Hei! Aku sedang berbicara denganmu!" Gadis itu teriak kembali. Sontak lelaki itu sadar dari lamunannya, "Maaf, aku sedang terburu-buru." ucap lelaki itu, ia menatap sang gadis sebentar lalu bangkit dan menunduk tanda terimakasih. Setelah itu, lelaki tersebut pergi sampai tidak terlihat dari pandangan sang gadis.
Gadis itu hanya bisa bingung dengan apa yang terjadi. Ia merasa tidak enak karena orang-orang terus melihatnya, akhirnya ia bangkit dan kembali jalan untuk pergi kerumah temannya.
• • •
"Hahaha, serius?" Tanya teman sang gadis dengan muka tidak percaya. Ia masih terus tertawa dengan cerita yang gadis itu alami barusan.
"Jangan tertawa kau!" Gadis itu melempar sebuah bantal ke muka temannya.
"Hah ... Seperti adegan di drama saja." Ucap teman gadis itu setelah meredakan tawanya.
"Ini semua salahmu!" Teriak gadis itu.
"Ehh? Tapi kan aku hari ini sibuk, jadi aku tidak sempat untuk mengambil bukuku dirumahmu. Sedangkan besok ada ulangan harian sejarah," Jawab teman gadis itu membela dirinya. "Kubuatkan pancake deh. Ya, Eiko?" Mohonnya kepada gadis yang bernama Eiko tersebut.
Eiko menghela nafasnya, ia mengakui kalau masakan teman perempuannya itu memang enak, dan juga kalau masalah makanan dia memang tidak bisa menolak. "Ya, ya."
"Ok! Tunggu sebentar ya!" Teriak teman Eiko lalu pergi kedapur untuk membuat pancake.
Eiko menghempaskan dirinya dikasur temannya tersebut. Ia melirik kedinding kamar temannya itu dan melihat tulisan 'Sakurahana Rie & Mochizuka Eiko', Eiko tersenyum saat melihat namanya dan nama temannya itu tertempel didinding. Ia juga melihat beberapa fotonya dan foto Rie didinding. Saat sedang asyik melihat foto-foto kenangan, Rie muncul dengan membawa dua buah pancake.
KAMU SEDANG MEMBACA
Innocence
RomanceSiapa sangka sebuah pertemuan yang diawali dengan ketidaksengajaan dapat mengubah kehidupan seorang gadis? • • •