Prolog

408 26 5
                                    

Helloo ~ Leave your comment and vote ^^ Your comments are mean so much for me ~ Happy reading (maaf kalo masih amatir)

***

"People say love is painful, but for me it's colorful"

Gadis berambut coklat itu terus saja melihat jam tangannya. Resah. Sudah hampir sejam ia duduk dibangku taman ini sendirian tapi tidak ada tanda-tanda teman sekamarnya ㅡ Bom akan datang. Temannya satu ini memang si jam karet. Dengan malas ia merogoh tasnya, mengambil ponsel dan mulai membuat pesan singkat untuk Bom.

"Kau mau aku mati kelaparan karena menunggumu hah? Aku akan nonton sendiri jika kau tidak kunjung datang dalam 15 menit"

Ia menekan tombol 'send' dan dalam sekejap pesan sudah terkirim.

Ddrtt drrtt..
Sebuah balasan masuk
"Aku terjebak macet Dara-yaa. Sepertinya aku tidak bisa datang tepat waktu, kita pergi lain kali saja ya? Aku benar-benar minta maaf. Aku cinta padamu Dara-yaaa"

Dara mendengus kesal, untung saja ia sedang dalam mood yang baik. Jika tidak bisa saja ia menghampiri Bom menelannya hidup-hidup sekarang. Untuk mengusir rasa kecewa Dara mengeluarkan sebuah kamera polaroid dari tasnya. Ya, Dara memang suka membawa kamera kemanapun ia pergi. Baginya setiap detik adalah momen berharga yang harus diabadikan.

Berkeliling taman dan mencari hal menarik juga bukan sesuatu yang buruk untuk mengusir rasa kecewa,batinnya.

Klik ! Jemarinya mulai mengambil gambar satu demi satu. Semua hal yang ia lihat menjadi sesuatu yang sayang untuk dilewatkan. Ada begitu banyak keceriaan di taman ini. Begitu banyak getaran cinta bisa Dara rasakan.

Sembari mencari objek tiba-tiba pandangan Dara terhenti pada sosok lelaki yang sedang duduk tertidur dibawah pohon sambil membawa biola dipangkuannya. Entah kenapa tanpa sadar Dara ingin mengabadikan potret lelaki itu. Seolah sesuatu menarik dirinya untuk melakukan hal itu.

Deg! Tak lama lelaki itu tiba-tiba terbangun, ia menyadari keberadaan Dara yang sedari tadi mengambil gambarnya. Ia memiringkan kepalanya sedikit sambil menatap Dara lekat-lekat. Ia seperti sedang mengingat sesuatu. Dengan santai lelaki itu lalu beranjak dan mendekati Dara.

Dara seketika menjadi salah tingkah.Ia takut lelaki itu akan marah padanya karena memotretnya tanpa izin. Ingin rasanya ia berlari pergi namun kakinya terasa sulit untuk digerakkan. Jantung Dara berdegup kencang. Ia panik. Dan segalanya tiba-tiba menjadi gelap.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

24/7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang