Kamu...
Berdiri diujung sana...
Diujung jalan sana
Dibawah rindangnya pohon
Dibawah sentuhan jatuhnya daun layu.Kamu ada disana.
Dengan sebuket bunga
Dengan jas putih
Dengan senyum terpahat indah diwajahmu
Dibalik sinarnya sang mentariAku disini
Berdiri disini
Dibawah sapuan angin
Dibawah desir desir burung.Aku disini.
Diujung jalan yang lain
Menggunakan gaun putih
Dengan flower crown menghiasi mahkotakuAku terdiam kaku
Jantungku berdetak dengan pacu
Degupan ini sakit
Degupan ini membuatku lupa bernafas
Degupan ini...
Degupan yang menyenangkan.Aku berdiri diujung jalan
Kau berdiri diujung jalan lain.
Dirimu
Dengan senyum yang masih setia bertengger manis diwajahmu
Berjalan dengan damai.Dentuman sepatu itu menyadarkanku
Seruan tawa itu menghatamku pada kenyataan.Aku. Kamu. Kita
Berdiri diujung jalan yang sama
Menatap pada satu hal yang sama.
Puterimu
Pangerannya.Hanya senyum getir yang kulukis
"Ini semu semata"
KAMU SEDANG MEMBACA
Harapan Yang Patah
ПоэзияSebuah harapan yang melambung tinggi. Namun harus jatuh. Patah. Tanpa bisa diperbaiki. Hanya seuntai kata kata dari hati yang harapannya dipatahkan. Copyright © 2015 by Zalfa Namira.