Edited, Bagian 24 : Goodbye, firstlove! and welcome, brother?!

81.9K 5K 89
                                    

Bagian 24 : Goodbye, firstlove! and Welcome, brother?!

AUTHOR

Sebelum bertemu dengan gadis pujaannya, ia hanyalah seseorang yang selalu ingin membahayakan hidupnya. Ia membenci tentang takdir dan nasibnya di dunia ini. Ia ingin menjadi orang lain ketimbang menjadi dirinya sendiri. Terlalu cepat memang, tapi ia yakin, gadis yang ia peluk adalah kunci dunia barunya. Ia juga yang mampu meredamkan emosinya. Ia mau berubah lebih baik dan kembali memanjat tebing setelah lama jatuh ke dalam jurang.

"Aku udah ketemu sama dia, tapi...," ucap Bara, yang perlahan mengangkat wajahnya.

"Tapi?" tanya Ambar lirih, ia menggigit bibir bawahnya, ia tak mau Bara mendengarnya terisak. Bagaimanapun, ia ingin menjadi batu karang untuk Bara, yang saat ini sedang seperti serapuh ranting pohon.

"Tapi ... aku belum bisa sepenuhnya memaafkan mereka."

Ambar mengangkat tangannya, ia mengelus kepala Bara. "Tapi ... kamu mau mencobanya kan?"

Bara tidak menjawab melalui gerakan bibir, dia menjawab dalam batin :

"I will try, if its with you.
Aku akan mencoba asal kamu ada di sisiku, kamu adalah kekuatan dan sekaligus kelemahanku yang baru."

Sinar oranye menjalar menembus gorden* dan suara menyebalkan yang berasal dari perut lapar Ambar membuat Bara tergelak.

"Suara apa barusan?" tanya Bara, pura-pura tidak tahu.

Ambar mendesis, ia menyikut perut Bara.
"Tau ah!" kata Ambar, ia meggunakan kesempatan ini untuk berbalik menyeka airmatanya.

Ambar berterima kasih kepada para cacing yang mencairkan suasana, walaupun ia jadi tersinggung dan malu setengah mati.

Bara mengaduh cukup keras, pukulan Ambar lumayan juga. Eh, ternyata pukulan Ambar itu menambah rasa nyeri yang ia tahan semenjak bertarung dengan lima bodyguard berbadan bak gorila.

"Ka ... kamu kenapa?! Mana yang sakit?!"

Bara membungkuk memegangi perut bagian kirinya, ia malah terhibur dengan raut wajah Ambar yang menyiratkan kekhawatiran. Ia senang, ada yang peduli dengannya.

"Bara...."

Ambar tersentak karena Bara menariknya ke dalam dadanya, mendekapnya erat. Posisi yang membuat jantung mereka berdetak seperti musik disko ritme cepat. Ia hirup dalam-dalam semua energi positif yang Ambar pancarkan, memeluk gadis ini sama dengan mencharge baterai.

Tangan Ambar yang tadi hanya menggantung kini bersilang di punggung Bara. Kedua matanya yang tadi membulat kini menyipit, mereka berdua menyungingkan senyum.

Senyuman tanpa beban.

Sayangnya, dehaman seseorang merusak suasana, Bian sedang bersandar di ambang pintu.

Ambar dan Bara menarik diri mereka masing-masing, Ambar menggaruk tengkuknya untuk menyamarkan kecanggungan dan Bara memilih bersiul. Keduanya juga sama-sama tidak mau menatap Bian.

"Kalian ditunggu makan di bawah," ucap Bian yang sudah tidak bisa menahan tawa melihat wajah pucat pasi dua remaja itu.

Padahal mereka hanya berpelukan, tidak lebih.

Nerd Girl vs Trouble MakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang