Chapter 3

100 17 1
                                    

"Panah cupid"
Sinar matahari yang silau membuatku terbangun dari tidur ku .Aku bangkit dari tempat tidur ku dan langsung menuju ke kamar mandi , bersiap-siap untuk sekolah aku memakai seragam sekolah,sepatu DC berwarna abu-abu , rambut ku aku ikat dan tidak lupa sedikit lip ice

"SIAP!"ucapku di depan cermin

Aku turun ke bawah dan langsung duduk di meja makan , mengambil roti dan aku olesi selai stroberry

"Anna tadi farrel telfon katanya dia gak bisa jemput kamu katanya dia mau ke nikahan sodaranya"ucap mama

"Huaa farrellllll, terus anna berangkat sama siapaa ma??" Rengekku

"Ya terpaksa ojek atau naik angkot , papa udah berangkat dari tadi" ucap mama

"Nasib nasib , yaudah anna sekolah dlu ya ma"ucapku sambil mencium pipi mama ku

"Hati-hati sayangg"ucap mamaku

Aku mengangkat kedua jempolku menandakan aku meng-iyakan suruhan mama ku.
Aku memilih jalan kaki daripada naik angkot ataupun ojek karena jarak rumahku dan sekolah tidak begitu jauh. Sepanjang jalan aku memakai headset dan bernyanyi ria jalanan tidak begitu ramai ,udara pagi juga membuat ku merasakan ketenangan
Sampai pada akhirnyaaaaa

"ANNAAA!!"

Langkahku terhenti , kumatikan musik di handphone ku dan aku melihat ke belakang

"Dava" gumamku tak percaya

Dava berlari kecil menghampiriku. aku diam denyut jantungku bekerja lebih cepat dari biasannya. Dava sosok yang terkenal jutek benar-benar menyapaku ? Batinku

"Hai anna , jalan kaki?" Tanya dava

"Iya hehe"jawabku canggung

"Barengan yuk"ucap dava

"Okee"ucapku apakah dia sedang sakit ? Menyapaku dan berangkat sekolah bersama ku ? Batin

Sepanjang jalan menuju sekolah hanya suara angin yang aku dengar . Dava hanya diam apakah dia bisu? Atau mungkin dia manusia dari kutub utara ? , batinku.
Bosan karena kesunyian aku pun mulai bicara

"Ketua tim basket ?"tanyaku pada dava

"Iyaa"jawab dava dengan senyuman

Senyumnya manis batinku.

Sampai disekolah aku langsung menuju kelasku dan begitu pun dengan dava. Seperti biasa aku menyenderkan kepalaku ditembok dan memasang headset di telingaku mataku terpejam memikirkan dava , kenapa aku merasa sudah kenal lama dengannya ? Padahal aku dulu hanya mengetahui namanya,hanya melihat nya di balik jendela , dan mengetahui tentangnya lewat gosip teman perempuanku.

Aku melihat dari balik jendela ternyata benar saja dava ada di bangku taman sedang berbincang dengan temannya . Seulas senyum terpancar begitu saja saat melihatnya

Apa aku sudah terkena panah dewa cupid ?

Girl behind the windowDonde viven las historias. Descúbrelo ahora