Part 1 Perjodohan Sialan

2.8K 70 7
                                    

Mulmed di atas merupakan gambaran kamar Marcian Adelyn Redfern.

Author POV

Seorang gadis manis yang sedang menatap kosong pemandangan kota London,ia adalah seorang putri dari kalangan bangsawan. Ia bernama Marcian Adelyn Carrington,telah menginjak umur ke 21 tahun. Cuaca yang cerah serta pemandangan yang tenang dari kota London tak membuat Marcian mengeluarkan senyuman dari bibirnya karena ia sebentar lagi akan dilamar oleh seorang pria dari keluarga bangsawan.

Ia adalah putri bangsawan yang berbeda dengan putri bangsawan lainnya,diam - diam ia merahasiakan pekerjaannya sebagai detektif jurusan kepolisian. Bahkan ia pun juga merahasiakan nama belakangnya di tempat kuliahnya.

Ia sama sekali tidak ingin bila nanti banyak teman - teman yang takut terhafapnya, hanya karna ia berasal dari keluarga kaya raya.

Memang orangtuanya, Adam & Maery Redfern yakni kedua orangtuanya hanya tahu bahwa putri satu - satunya itu memasuki kuliah jurusan sastra inggris,mereka bahkan sama sekali tidak pernah curiga dengan gerak - gerik putrinya itu.

Dari awal,ia sudah merencanakan semua ini. Ia yakin jika rahasianya terbongkar maka hancurlah masa depan yang diimpikannya menjadi seorang detektif handal. Bagaimana tidak,orangtuanya hanya ingin anaknya dapat meneruskan kerajaan keluarganya,itu saja.

"Nona,tamu sudah menunggu di ruang tamu. Nyonya Maery meminta anda untuk menyusul ke ruang tamu untuk makan malam." ucap Mia, salah satu asisten rumah tangga di keluarga Redfern.

"Baiklah bilang padanya bahwa aku akan segera menyusul." sahut gadis yang sibuk melihat pemandangan kota dari jendela kamarnya kembali.
Tanpa sadar,ia meneteskan air mata yang daritadi disembunyikan olehnya, ya ia sangat membenci perjodohan ini. Ia belum mau menikah, ia masih gigih untuk menggapai impiannya menjadi seorang detektif terbaik di London. Dari kecil, ia selalu beranggapan bahwa menjadi seorang detektif adalah hal yang menakjubkan.
Akhirnya ia tersadar bahwa ia tetap harus membahagiakan kedua orangtuanya, ia pun mengusap kedua pipinya yang terasa lembab karena berlinang air mata.

Selama ini ayahnya selalu saja melarangnya melakukan hal yang ia sukai. Ia harus selalu menuruti semua perkataan ayahnya dengan baik,jika tidak maka hak terburuk yang terjadi mungkin ia takkan lagi menyandang nama belakang Redfern yang sangat dihormati diluar sana.

Mau tak mau ia pun segera melangkahkan kakinya menuruni tangga yang membawanya ke ruang tamu. Sesampainya anak tangga terakhir, ibunya menoleh kearahnya dan langsung menyambut kedatangan putri satu - satunya.

"Ah, perkenalkan ini adalah putri kami." Sambil merangkul putrinya yang menatap kosong tamu yang akan melamarnya.

Mereka yang terkesima melihat kecantikkan gadis yang tengah berjalan ke arah mereka,segera berdiri menyambut gadis itu.

"Wah, ternyata rumor yang mengatakan bahwa putri Redfern itu sangatlah cantik memang benar. Kau benar-benar cantik sekali rupanya. Kenalkan aku Kelly, calon ibu mertuamu. " ucap Kelly Kwerski, wanita paruh baya yang sebenarnya akan menjadi calon mertuanya.

'calon mertuanya katanya? Ah yang benar saja.'

"Marcian Adellyn Redfern,panggil saja saya Marcian." sambil menyalami para tamu di depannya.

"Perkenalkan, saya Artemis Kwerski." meyalami tangan Marcian dengan lembut.

Dalam hatinya sebenarnya ia sama sekali tak berniat untuk berkenalan dengan pria di depannya yang sudah pasti akan ditunangkan dengannya. Namun apa boleh buat, ia tak mau mengacaukan acara makan malam ini.

"Baiklah,silahkan duduk. Karna kedua belah pihak sudah saling mengenal satu sama lain,maka kita langsung saja membahas rencama pertunangan dan juga pernikahan Artemis & Marcian, bagaimana jika kita percepat saja acara pertunangannya? " Ucap Adam yang tertawa lepas karena bahagia melihat putrinya yang akan menikah.

"Apa?Dipercepat? Apa menurut kalian itu tidak terlalu terburu - buru? " Tanya Marcian setelah mendengar perkataan ayahnya.

"Tentu saja tidak, melihat kalian sepertinya sudah cocok dan juga sudah matang dalam menjalani hubungan. Apa lagi yang perlu difikirkan sayang?" jawab Kelly sambil terkekeh mendengar perkataan calon menantunya.

Setelah mendengar semua pembicaraan yang berujung pada pernikahannya dan juga Artemis, lelaki yang sama sekali tak dikenalnya. T'lah membuat Marcian menjadi tak nafsu makan,ia hanya memutar - mutar sendok di dalam mangkuk yang berisi cream soup sambil menatap kosong mangkuk itu.

"Saya setuju - setuju saja dengan rencana pernikahan ini,saya serahkan saja kepada Artemis & Marcian. Bagaimana denganmu,Art? " Jawab pria paruh baya yaitu ayah dari Artemis, yaitu Tom Kwerski.

"Aku setuju saja dengan rencana kalian.." Jawab Artemis yang sibuk menatap lirih Marcian yang sepertinya sedang termenung.

"Lalu bagaimana denganmu,Mar?Apa kau juga menyetujuinya?" Perhatian mereka langsung menuju ke arah Marcian yang tidak menjawab pertanyaan Tom.

"Ah ..Apa? Aku---ehh bagaimana ya--" menatap orang disekelilingnya dengan wajah kebingungan.

"Sudahlah putriku pasti juga akan menyetujuinya. Kalau begitu kita bisa segera merencanakan pertunangan kalian segera." Ucap Adam sambil tersenyum ke arah istrinya.

Setelah makan malam selesai,pihak keluarga Kwerski langsung bergegas untuk pulang. Dan tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, ia pun langsung beranjak menaiki tangga menuju ke kamarnya untuk menguras semua air mata yang ia tahan sedari tadi.

"Elyn?Mau kemana sayang?" Menatap putrinya bergerak cepat manaiki tangga.

"Aku lelah ingin tidur,Mom." Jawabnya sambil melanjutkan langkah kakinya menaiki anak tangga yang berukiran pahatan mewah itu.

Setelah sampai di depan kamarnya,i a segera membuka pintu & masuk ke kamarnya yang terkesan elegan lalu mengunci pintunya. Ia langsung mengacak - acak rambut yang sebelumnya disanggulnya tadi, ia serasa ingin merasakan kematian di dirinya. Ia refleks terduduk di kasurnya dan menangkupkan kedua tangannya ke lututnya, ia tak tahu lagi apa yang bisa dilakukannya untuk mencegah pernikahan ini. Air mata berlinang dari kedua matanya yang indah berwarna kecoklatan.

Hampir semalaman ia menangis pelan agar tak ada yang mendengar tangisannya,ia hanya ingin mencurahkan isi hatinya. Dan tak lama akhirnya ia tertidur tanpa sadar.


                               🌠🌠🌠

My Detective GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang