Part 2 Rahasia Miliknya

1.6K 54 6
                                    


Sesampainya pagi,tiba - tiba saja Marcian terbangun setelah mendengar ketukan dari luar pintunya. Ia pun segera mencuci wajahnya agar tak ada yang mengetahui bahwa ia menagis tadi malam.
"Iya, ada apa Bibi Mia?" Ucapnya seraya menatap wanita paruh baya yang berada di depan kamarnya.

"Maaf nona Marcian,tapi Tuan & Nyonya memanggil nona untuk segera sarapan di ruang makan bersama mereka." lalu terheran melihat wajah Marcian yang pucat bagaikan orang sakit.

"Apa Nona baik - baik saja?" Tanya Mia setelah terkejut melihat wajah pucat gadis di depannya.

"Eh-ya aku baik - baik saja. Hanya sedikit kelelahan kemarin malam." Jawab Marcian dengan wajah datar.

"Baiklah,kalau begitu saya permisi dulu nona." lalu segera pergi menjauhi Marcian perlahan. Setelah melihat punggung bibi Mia yang perlahan menjauh, ia segera masuk kembali dan menutup pintu kamarnya. Ia langsung bergegas mengganti dress berwarna oranye yang masih melilit di tubuhnya yang belum digantinya dari tadi malam.

Setelah selesai bersiap,ia segera bergegas ke ruang makan sarapan bersama ayah & ibunya.

"Mom, maaf aku telat bangun jadinya tidak sarapan bersama kalian." Sambil melirik ke arah ayahnya yang masih sibuk membaca koran yang tengah dipegangnya

"Apa kau baik - baik saja,honey?" Tanya ibunya yang kemudian menyentuh pipi putri kesayangannya itu
.
"Aku tidak apa - apa,mom." Kemudian langsung duduk dan mengambil makanan yang berada di meja makan.

"Mom,Dad. Hari ini aku ada tes kuliah,jadi mungkin aku akan pulang terlambat." ungkapnya sambil meneguk secangkir teh di depannya.

"Tapi Dad tidak menerima kabar tentang ini dari dosenmu itu." Merasa bahwa sekarang ayahnya tengah mencurigainya, dengan secepat kilat ia pun membantah perkataan ayahnya.

"Tidak Dad. Ini adalah tes yang diadakan di luar sekolah jadi mungkin dosenku tak mengetahui akan hal itu."

"Baiklah, tapi kau harus diantar jemput oleh supir pribadi. " Ucap ayahnya sambil kembali membaca koran yang dipegangnya.

"Baiklah,Dad. Oh ya sepertinya buku jurnalku tertinggal dikamar." Setelah memasukkan roti sandwich ke dalam mulutnya, ia langsung bergegas menuju kamarnya untuk mengambil buku jurnal miliknya yang sebenarnya berisi perekrutan anggota detektif baru di tempat kuliahnya. Dan ialah yang menjadi salah satu jurinya.

Selama ini ia mulai merasakan adanya jarak antara dirinya dengan ibu & ayahnya. Ditambah lagi dengan rencana pernikahan sialan itu, ungkapnya dalam hati. Setelah mandi dan berpakaian,ia langsung pamit kepada orangtuanya lalu masuk kedalam mobil Ferarri warna hitam yang akan mengantarnya menuju tempat kuliahnya yang bernama International Compagne University.

Sekolah itu sangatlah mewah dan hanya siswa - siswa tertentu saja yang bisa masuk di sekolah itu,beruntung ia dapat masuk ke sekolah itu. Namun,sayangnya ia merahasiakan kepada teman - temannya bahwa ia bukanlah putri bangsawan. Walaupun ada juga beberapa temannya yang curiga terhadapnya, tetap saja ia mengacuhkan pernyataan tersebut.

Setelah sampai di depan sekolah itu, Marcian segera keluar dan mengisyaratkan bahwa supirnya akan menjemputnya setelah pelajaran selesai . Ia hanya ingin supaya kedua orangtuanya tidak curiga terhadapnya,maka dari itu Marcian mau diantar - jemput oleh seorang supir pribadi.

"Marcian!" Panggil sahabatnya, Audy Clayford. Ia langsung menoleh ke arah suara itu berasal dan langsung menyapa kembali teman akrabnya. Hanya Audy lah satu - satunya teman yang mengetahui rahasianya masuk jurusan kepolisian dan juga mengetahui bahwa ia memang putri bangsawan dari keluarga Redfern.

"Sudah kubilang bila berada di tempat umum seperti ini jangan memanggilku dengan sebutan itu!" lalu Audy langsung merangkul pundak Marcian, mereka melangkahkan kaki menuju kedalam Gedung International Compagn University.

My Detective GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang