akhirnya aku bisa upload ni FF.
mianhae buat yang udah nunggu lm. hepi reading!! :D
Kyuhyun's pov
Setelah tampil di acara musik yang waktu itu Leeteuk hyung katakan, aku kembali pulang ke rumah. Kondisiku belum begitu maksimal sehingga aku harus lebih banyak istirahat. Yah walaupun meminta cuti dari Soo Man~sshi tidaklah mudah, tapi hyung2ku benar2 membantuku mengatasi hal itu karena mereka memang berpikir aku benar2 butuh istirahat akhir2 ini.Aku senang sekali bisa menghabiskan waktuku di rumah. Walaupun kedua orangtuaku justru pergi ke luar kota saat aku di rumah seperti ini, tapi setidaknya aku bisa dengan bebas melihat Sam bukan? Hm, aku tak tau ini hanya perasaanku atau bukan, tapi sepertinya dia sedikit menjaga jarak denganku.
Aku melangkahkan kakiku menuju dapur. Aku benar2 lapar. Aku paling benci jika merasa lapar pada jam2 tengah malam begini. Hah, ini kan waktunya tidur!
Di dapur, aku mengobrak-abrik isi kulkas. Untunglah, di kulkas masih ada beberapa macam buah dan roti. Aku makan makanan2 tersebut dengan rakusnya.
“hiks..” aku menghentikan kunyahan rakusku. Suara apa tadi? Ah, bulu kudukku merinding.
“hiks..hiks...” hei, kenapa suaranya semakin jelas saja? Hah, akhirnya dengan perasaan sedikit takut, aku mencari asal suara tersebut. Makanan yang tadi aku makan sudah aku tinggalkan di dapur.
Setelah tepat berada di depan kamar Sam, aku berhenti. Suara tangis tadi terdengar sangat jelas disini. Apa Sam menangis? Duh, apa yang harus aku lakukan sekarang?
Tok.tok.tok..
“Sam, apa kau baik2 saja?” tanyaku pelan. Tak ada jawaban, hanya ada isak tangis yang semakin mengeras. Aku buka pintu kamarnya yang kebetulan tidak terkunci. Tak ada Sam di tempat tidurnya.
Aku edarkan pandanganku mencari keberadaannya. Dan di sanalah dia. Berada di pojok ruangan dengan wajah menunduk di antara kedua lututnya. Aku berjalan mendekat ke arahnya.
“Sam, gwaenchanayo?” tanyaku setelah aku berada tepat di depannya. Dia mendongakkan wajahnya guna melihatku. Omo! Sudah berapa lama dia menangis? Matanya benar2 bengkak.
“kau kenapa?” tanyaku hati2. Dia hanya menggeleng kuat2. Airmatanya kembali menetes walaupun tak ada sedikit tekanan darinya untuk mengeluarkan airmata.
‘jika kau baik2 saja, kau tak mungkin seperti ini, Sam. Kau bisa menceritakan semuanya padaku jika itu bisa membuatmu merasa lebih baik.” Dia menatapku cukup lama. Membuatku bingung saja ditatap seperti itu olehnya.
“kekasihku..” katanya akhirnya sambil terisak. Aku hanya diam mendengarkan apa yang akan dia ceritakan padaku.
“besok dia akan menikah dengan orang lain..” isakannya semakin menjadi saat dia menyelesaikan ceritanya tadi. Dia kembali membenamkan wajahnya di antara lututnya. Aku bingung harus bagaimana. Aku pegang pundaknya, berharap bisa memberinya sedikit rasa tenang.
“tenanglah. Apa kau yakin dengan kabar tersebut?”
“ne, dia baru saja mengirimiku pesan. Dia bilang bahwa dia akan menikahi gadis lain.” Dia mengambil ponselnya dan setelah itu menyerahkan ponsel tersebut ke arahku. Aku hanya menatap ponsel itu dengan bingung. Aku tau maksud Sam adalah memperlihatkan pesan dari kekasihnya itu. Tapi dia lupa bahwa pesan tersebut dalam bahasa Indonesia. Aku mana paham? Akhirnya aku hanya berpura2 membacanya dan selanjutnya kembali menyerahkan ponsel itu ke Sam.
“kau bisa bayangkan bagaimana perasaanku membaca pesan itu?” tanyanya emosi.
“benar2 buaya! Dia bilang dia hanya mencintaiku, tapi dia menikahi gadis lain karena gadis tersebut hamil terlebih dulu dengannya.” Airmatanya kembali mengalir. Ya walaupun aku tak tau isi pesan dari kekasihnya itu, akhirnya aku tau apa yang membuat Sam menjadi seperti ini. Aku memdekat ke arahnya dan mengambil tempat duduk di sampingnya. Salah satu tanganku tanpa komando sudah melingkar di sekitar bahunya.