Suara ledakan mewarnai sore itu. Alisca dan pasukan yang dia pimpin memukul mundur musuh sampai ke garis pertahanannya. Tiap butir peluru yang keluar dari moncong senapan Mosin-Nagantnya mampu mendobrak moral pasukan musuh.
Seperti kucing dan tikus, mereka bermain kejar-kejaran. Ada yang tertembak dan mati, dan ada yang sekarat. Dengan optimis mereka meghancurkan musuh satu persatu. Namun musuh mengeluarkan senjata mutahirnya, yaitu sebuah Tiger.
Tiger adalah tank Jerman yang paling ditakuti oleh pasukan Soviet karena memiliki meriam 88 milimeter yang bisa menembus baja tank lain dengan mudah. Dan melihat kedatangan sang pembawa maut datang Alisca dan pasukannya merubah arah larinya menjadi ke belakang. Ya, mereka mundur.
Kedatangan tank Tiger ternyata diiringi oleh sebuah turunnya hujan artileri musuh. Tentu ini akan menjadi mimpi buruk menjadi Alisca dan pasukannya. Dan tiba-tiba sebuah peluru artileri menghantam keras dan meledak di hadapannya. Ledakannya menyebabkan teman-temannya mati seketika. Sementara Alisca sendiri terlempar cukup jauh dan tidak sadarkan diri.
Ketika tidak sadarkan diri Alisca merasa ada seseorang yang memanggilnya. Dan ketika ia lihat ternyata orang itu adalah seorang perempuan berambut hitam dan pakaiannya pun hitam. Dan yang paling aneh adalah perempuan itu membawa seorang bayi dan kakinya tidak menapak tanah. Dia seperti seorang yang sakti.
Setelah sepuluh menit tidak sadarkan diri, akhirnya Alisca membuka matanya. Dia selamat dari ledakan artileri lainnya maupun Tiger. Alisca segera bangkit dan mengambil senapannya yang terjatuh. Kemudian ia berjalan ke arah markas untuk mundur. Dan tidak sengaja dia melewati bekas hantaman artileri yang membuatnya tidak sadar.
Ketika melihat dasar dari celah itu Alisca dikagetkan oleh sosok manusia yang berada di tengah celah itu. Mereka ada dua orang, lelaki dan perempuan. Dan yang membuatnya sangat kaget adalah baju perempuan itu rusak parah dan membuatnya hampir telanjang.
Melihat kejadian yang tidak senonoh itu Alisca segera turun ke dalam celah itu.
"Arrrghh!!!"
Kaki Alisca terpeleset dan segera jatuh ke dalam celah yang cukup dalam itu. Dan tanpa ia sadari dia telah berada di sisi lain lelaki itu. Dia terkejut karena berada di dekat lelaki itu. Namun belum juga berdiri, lelaki itu sudah sadar dan langsung melihat ke arahnya. Setelah itu dia melihat ke arah perempuan yang berada di sisi satunya. Puas melihat kami berdua dia langsung berteriak.
"INI SURGA!!!"
Alisca langsung memasang ekspresi jijik kepada lelaki itu.
"Aku diapit oleh dua wanita cantik. Hoooh ... ini memang surga yang selalu aku bayangkan."
Alisca semakin panik dan hendak lari. Namun lelaki itu mencoba menghentikan Alisca dengan menariknya. Tapi ketika Alisca ditarik, lelaki itu bukan memegang tangan atau semacamnya, melainkan memegang buah dada Alisca sebelah kiri.
Mendapat perlakuan seperti itu Alisca langsung mengambil pistolnya dan mengarahkan moncong pistol itu ke wajah lelaki itu.
"KYAAAAAA!!! AMPUN ... AMPUN ... MAAFKAN AKU TELAH LANCANG. TAPI AKU TIDAK BERMAKSUD BEGITU ... SUMPAH!"
"Что ты говоришь! (Apa yang kau katakan!)" ucap Alisca.
"HAH?! KAU BILANG APA? AKU TAK MENGERTI" lelaki itu kebingungan.
"Заткнись! (Diam!)"
DAR!
Alisca menembakan pistolnya ke langit sebagai peringatan. Lelaki itu semakin takut dan mulai mengeluarkan keringat. Alisca bisa mengerti bahwa lelaki itu kini tengah ketakutan. Kemudian perempuan yang datang bersamanya terbangun.
YOU ARE READING
Bullets and Magic
FanfictionHome: Red Flag and Kharisma cross over. Tell about Riki, Tika, and Alisca meet at Soviet-German's battlefield. Then come a powerful enemy from Kharisma and kidnap Alisca. This is for boost morale of Kharisma's mangaka. I hope his comic will done an...