Hai. Aku Raras, usiaku 24th, single dan seorang jobseeker.
Cukup menyedihkan memang keadaanku saat ini, mengurung diri dirumah, bergelut dengan handphone dan laptop untuk menunggu atau mencari pekerjaan.
Sebulan lalu aku baru menyelesaikan studi s2 ku di salah satu PTN di Indonesia. Jadi, masih terasa atmosfir kebersamaan dengan teman-teman yang jarak usianya denganku beragam. Aku mahasiswa termuda saat itu, karena belum sempat merasakan bagaimana rasanya bekerja, aku sudah memutuskan untuk melanjutkan kuliah kembali.
Bersyukur saat itu aku menerima beasiswa penuh. Aku merasa sedikit demi sedikit harus memulai mencoba mengurangi beban kedua orang tuaku, apalagi aku masih punya adik laki-laki di bangku sekolah.
Waktu itu aku sempat menghadapi dua pilihan, bekerja atau melanjutkan kuliah. Bertambahnya zaman akan meningkatkan persaingan antar manusia pula. Semakin banyak lulusan sarjana di Indonesia, belum lagi para pekerja asing yang dipersilahkan masuk ke negara kita. Jangankan lulusan sarjana, aku merasa dengan gelar magisterku saat ini juga tidak mudah mendapat pekerjaan.Pada akhirnya aku yakin kan bahwa pilihan yang diberikan Tuhan itu adalah yang terbaik. Program kuliah yang aku ajukan dalam beasiswa adalah kuliah reguler dimana waktu perkuliahannya tidak fleksibel untuk dapat dibarengi dengan bekerja.
Lagi-lagi aku berbesar hati mungkin ini belum saatnya untuk dapat membalas kebaikkan kedua orang tuaku selama ini. Dengan bekerja aku bisa menafkahi diriku sendiri tanpa menyusahkan orang tua. Kedua orang tuaku, Bapak yang mencari nafkah sebenarnya masih cukup mampu untuk membiayai kebutuhanku sehari-hari, Bapak dan Ibu berkata bahwa nanti bekerja akan ada saatnya, mereka berpesan supaya aku fokus menyelesaikan kuliahku.Disinilah aku saat ini, terkadang aku merasa kosong, ditambah lagi merindukan teman-temanku.
Waktu 2 tahun yang cukup singkat namun meninggalkan kesan yang cukup dalam.
Mempunyai teman-teman seperti mereka, membuat pikiranku terbuka. Banyak pengalaman mereka yang dapat aku ambil, karena perbedaan usia yang beragam dan aku paling muda terkadang aku merasa dispesialkan.Raras kecil dulu cukup supel dan pandai bergaul, cukup populer saat SD hingga SMP. Teman-temanku kebanyakkan laki-laki. Ada beberapa teman perempuan, entah kenapa teman laki-laki lebih mengasyikkan. Bahkan sempat beredar berita bahwa aku diberi julukan playgirl.
Menginjak SMA, sifat supel dan gaulku menurun. Aku jarang bercengkrama dengan teman-temanku, aku lebih memilih menghabiskan waktu untuk bimbingan belajar dan les-les lainnya. Cita-cita seorang Raras adalah menjadi perempuan pandai. Aku menyadari bahwa prestasiku di sekolah biasa saja, tidak ada yang menonjol, kerap kali aku yakinkan diri sendiri bahwa nanti aku akan sekolah setinggi-tingginya, walaupun kedua orang tuaku bukan akademisi, tetapi melihat anaknya dapat sekolah dengan baik termasuk harapan Ibuku yang hanya lulusan diploma.Semasa remaja, aku tidak pernah memiliki hubungan spesial dengan lawan jenis. Ibaratkan aku adalah pancingan dan mereka para lelaki adalah ikan. Aku sering melempar kail berisi umpan, tidak sedikit ikan yang memperebutkannya--ijinkan aku membanggakan diriku sendiri...tetapi tidak satu pun ikan yang mampu terangkat olehku.
Mungkin istilah anak gaul jaman sekarang, banyak gebetan tapi nihil pacaran.
Waktuku cukup menyenangkan menghabiskannya bersama keluargaku dan sahabat-sahabatku.
Aku punya banyak teman, tetapi sedikit yang bisa aku jadikan sahabat.
Reisa adalah salah satu contoh sahabat karibku selama 6 tahun ini. Kami teman kuliah semenjak s1 hingga menyelesaikan s2. Bahkan kami sama-sama memutuskan untuk melanjutkan kuliah di jurusan yang berbeda.
Aku dan Reisa tidak memiliki rahasia. Meskipun aku lebih tertutup bila dibandingkan dengan Reisa, tetapi aku bisa membuka semua masalahku di depannya.
Kami bisa mengatakan kalau kami sama-sama menjadi saksi hidup satu sama lain. Mulai urusan sekolah sampai pribadi.
Memiliki orang yang dapat dipercaya itu menyenangkan, selain keluarga sendiri terkadang kita juga butuh pandangan orang lain.Seperti sahabat atau kekasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawa Tengah dan Takdirku -TAMAT-
General Fiction[Sebagian cerita dihapus.] TERBIT DI KARYAKARSA. Kita tidak pernah tahu siapa dan dimana jodoh kita berada. Begitu pun Raras, ia tidak menyadari bahwa takdirnya selama ini adalah pria yang ia temui ketika usianya masih 14th. Saat ini sang pria tel...