"Lou,"
"Lou."
"Louis!"
Aku memuka mataku, mendapati sosok seseorang yang menggerak-gerakkan tubuhku yang berbaring nyaman di dalam bunker ku di bus I.
Hal ini seperti Dejavu.
Tapi yang ku lihat bukan lagi sosok Zayn, melainkan Harry yang sedang memakan buah apel dengan tangan kirinya sambil menatapku.
"Kau bermimpi buruk?" tanya nya bersimpati seperti biasanya.
Aku menggeleng, tanganku mengusap wajahku perlahan dan yang ku dapati adalah wajahku yang basah karena keringat.
Sial. Jadi aku benar bemimpi buruk.
"Dimana Zayn?"
Kata itulah yang pertama keluar dari mulutku. Dan berhasil membuat Harry menjatuhkan apelnya.
"Kau tidak sakit kan?" Tanya nya hampi mementakku.
Aku mengernyit heran menatapnya, "Apa maksudmu?" tanyaku.
"Zayn sudah keluar dari One Direction, Lou." Ungkap Harry seraya mengusap wajahnya kasar.
Jadi...
Mini bar
Expensive car
Hotel room
New tattoo
Good champagne
Private plane
Zayn
Semuanya hanya mimpi belaka?
Karena pada kenyataannya Zayn memang sudah meninggalkan One Direction bersama dengan hatinya yang mungkin juga meninggalkan teman-temannya.
Tahukah kau Zayn?
Life is just a lie without you here.
Karena diantara yang lainnya, kau lah yang ku anggap sebagai partner in crime ku. Kita bisa melakukan apapun bersama, kita bisa melanggar aturan bersama.
Tapi sekarang kau pergi.
Meninggalkanku hanya seorang diri.
Bagai Robin yang kehilangan sosok Batman.
"Lou, kau merindukan Zayn?" Harry membuyarkan lamunanku.
Aku menutup mataku rapat-rapat. Mengingat kembali apa saja yang sudah dia lakukan hingga membuatku tersiksa. Kemudian aku menggeleng.
"Tidak Hazz. Aku membencinya. Dan tidak akan pernah memaafkannya."
THE END
YOU ARE READING
History: Louis Tomlinson
Short StoryYou and me got a whole lot of history. WRITTEN in: -Bahasa Indonesia [part 1-2] -English [part 3] Copyright © 2015 Todos los Derechos Reservados por: JOSIE