History II

541 103 84
                                    


"Lou,"

"Lou."

"Louis!"

Aku memuka mataku, mendapati sosok seseorang yang menggerak-gerakkan tubuhku yang berbaring nyaman di dalam bunker ku di bus I.

Hal ini seperti Dejavu.

Tapi yang ku lihat bukan lagi sosok Zayn, melainkan Harry yang sedang memakan buah apel dengan tangan kirinya sambil menatapku.

"Kau bermimpi buruk?" tanya nya bersimpati seperti biasanya.

Aku menggeleng, tanganku mengusap wajahku perlahan dan yang ku dapati adalah wajahku yang basah karena keringat.

Sial. Jadi aku benar bemimpi buruk.

"Dimana Zayn?"

Kata itulah yang pertama keluar dari mulutku. Dan berhasil membuat Harry menjatuhkan apelnya.

"Kau tidak sakit kan?" Tanya nya hampi mementakku.

Aku mengernyit heran menatapnya, "Apa maksudmu?" tanyaku.

"Zayn sudah keluar dari One Direction, Lou." Ungkap Harry seraya mengusap wajahnya kasar.


Jadi...


Mini bar

Expensive car

Hotel room

New tattoo

Good champagne

Private plane


Zayn


Semuanya hanya mimpi belaka?

Karena pada kenyataannya Zayn memang sudah meninggalkan One Direction bersama dengan hatinya yang mungkin juga meninggalkan teman-temannya.

Tahukah kau Zayn?

Life is just a lie without you here.

Karena diantara yang lainnya, kau lah yang ku anggap sebagai partner in crime ku. Kita bisa melakukan apapun bersama, kita bisa melanggar aturan bersama.

Tapi sekarang kau pergi.

Meninggalkanku hanya seorang diri.

Bagai Robin yang kehilangan sosok Batman.


"Lou, kau merindukan Zayn?" Harry membuyarkan lamunanku.

Aku menutup mataku rapat-rapat. Mengingat kembali apa saja yang sudah dia lakukan hingga membuatku tersiksa. Kemudian aku menggeleng.

"Tidak Hazz. Aku membencinya. Dan tidak akan pernah memaafkannya."






THE END


History: Louis TomlinsonWhere stories live. Discover now