In My Dream

18 3 2
                                    


Disebuah gedung tua tengah menjalani proses perjanjian antara manusia dengan Tuhannya. Dari luar gedung itu terlihat ramai namun tidak ada suara sedikitpun hanya suara pendeta yang menggelegar keseluruh gedung tua itu.

"apa kau bersedia akan menjaganya, menyayanginya memberikan yang terbaik dikala senang maupun susah ?" tanya sang pendeta yang mengarahkan pertanyaan tersebut kepada sang namja yang berada dihadapannya

"Ya, aku bersedia" ucap sang mempelai pria dengan senyum yang terus menghiasi wajahnya

"Apa kau bersedia selalu bersamanya, menyayanginya, dan memberikan yang terbaik dikala susuah maupun senang ?" tanya sang pendeta kepada mempelai wanita dihadapannya

"aku bersedia" ucap mempelai wanita yang segera menundukan wajahnya

"kalian sudah sah menjadi pasangan suami istri dihadapan manusia maupun Tuhan, silahkan kalian boleh menunjukkan rasa sayang kalian pada pasangan" ucap sang pendeta

Perlahan namun pasti tangan sang mempelai pria itu teragkat untuk mengangkat kain tipis yang menutup wajah sang wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya, kedua sudut bibirnya terangkat membuat sebuah senyuman yang sangat meneduhkan bagi siapa saja yang melihatnya. Senyuman terindah untuk sang wanita yang kini sudah sah menjadi istrinya.

Perlahan kepala pengantin lelaki itu mendekati si wanita, hembusan nafasnya kini terasa disekitar wajah masing-masing. Perlahan sang mempelai wanita menutup matanya dan tepat saat mata itu tertutup sepasang bibir sanglelaki itu menempel dengan pasti diatas bibir sang wanita. Hanya sebuah kecupan manis yang dilakukan si lelaki, perlahan mereka menjauhkan kepalanya

"Aku mencintaimu Daisy"

"Me too, Refiell"

^^^^^

Geunhyuhga doraoneyo mianhadago haneyo

Iksookhaedduhn geuriwoon geu songillo uhroomanjyuh

Nal boneun ansseuruhn noongil, deudgo shipduhn geu moksori

Dajunghage ijen woolji mallaneyo

Seorang lelaki yang tengah tertidur itu tampak gelisah, wajah tampannya kini dipenuhi dengan keringat dan kepala yang menoleh kekanan dan kiri. Alisnya berkerut dan mulutnya terbuka seperti mengucapkan sesuatu

Tak lama lelaki itu tersadar dari tidurnya dan bersandar pada pinggir ranjangnya, berulang kali ia menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tatapannya yang teduh kini berubah menjadi tatapan yang mengerikan seperti teringat dengan sesuatu yang sangat dibencinya. Ia tekuk kakinya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua kakinya dengan tangan sebagai bantalannya. Terdengar isakan dari mulut namja itu lama-lama isakan itu menjadi sebuah tangisan yang sangat memillukan bagi yang mendengarnya

Memang seorang lelaki tampak tidak pantas jika menangis, tapi mereka juga manusia mereka juga memliki perasaan. Apa mereka harus berpura-pura tegar supaya tidak menjatuhkan harga dirinya ?

"Daisy..." lirih sang lelaki yang masih setia dengan posisi seperti tadi

Sekali lagi air mata itu turun membasahi wajah tampannya. Ia menegakkan kepalanya dan tanganya sibuk menghapus air mata yang membanjiri wajahnya.

Namun lagi-lagi air mata itu jatuh bahkan semakin deras

*****

"Refiell...~" seorang wanita melingkarkan kedua tangannya diantara leher sang namja yang sibuk dengan laptop yang kini menjadi "partner"nya, ia memeluknya dengan sangat erat seakan tidak ingin terpisah dengan manja yang dipeluknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 24, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang