"Menyebut namamu, Dear, membuatku patah hati, berkali-kali. "
Deara. Dibaca 'Diara'.
Saat bertemu denganmu, aku tahu kau berbeda. Dengan mudah kau menyibakkan rambutmu yang basah dari dahi putihmu, membuatku berkedip malu. Kupalingkan pandanganku darimu, menghindari tatapan indah mata coklatmu. Tuhan, makhluk ini terlalu indah untukku.
"Anton!" suaramu membangunkanku dari rintihan kalbu.
Anton menoleh dan melemparkan senyum bersambung lesung pipit di pipi kirinya. Sambil menepuk pundakku dia berkata, "Gue duluan, Im."
Deara. Pantaskah aku melewatkanmu?