1

20 5 0
                                    

Aku berjalan menyusuri koridor yang masih sedikit sepi saat ini. Ya saat masih pukul 6.15 WIB, yang pastinya hanya segelintir siswa yang sudah datang.

Perkenalkan namaku, Andhara kirana seorang tahun ajaran akhir di SMA Kusuma Bakti. Aku bukan termasuk anak yang terkenal seperti Siska Amelia dan Brainsyah Akbar. Hanya seorang perempuan yang memiliki Hobby yaitu menulis cerita.

Ya, walaupun aku memiliki Hobby yang seperti itu. Tetapi, aku juga aktif dalam kegiatan ekskul Ilmiah dan musik disekolah

"Jangan dilihatnya terus orangnya, nanti tamba cinta loh"

Aku berbalik saat mendengar suara yang sudah sangat aku kenal tanpa harus tahu siapa yang mengucapkan ya. Bertha Davina.

Seorang perempuan yang sudah lama bersahabat denganku sejak SMP dulu

"Enggak liatin dia kok. Ihh sok tahu kamu tha"ucapku sambil mengalihkan tatapan ke novel yang sedang aku baca

Aku dapat mendengar Bertha yang tertawa kecil disebelahku.

"Udahlah, dhara. Kalau suka kenapa gak jujur aja kayak siswa perempuan lainnya. Seperti kirim surat cinta kek atau langsung aja tembak didepannya"

Aku menatap Bertha dengan mengangkat alis "kali gila tuh perempuan nembak laki-laki duluan"

"Kenapa enggak? Tuh banyak yang kasih dia bunga, bahkan nembak langsung. Salah satunya, Vina kemarin dia nembak si Adrian tapi apa yang Vina dapet, legosan dari Adrian malahan"ucap bertha dengan memutar bola mataku

"Serius? Vina anak Cheerleader itu? Kan mereka 1 tim kalau misalnya ada tanding?"tanyaku

Aku tak percaya kalau cewek populer pun ditolak Adrian. Suatu hal yang baru.

Bertha mengangguk membenarkan, "kau mau melakukannya dhara? Menurutku lebih baik jangan, aku tak mau kau sakit karena laki-laki Playboy seperti Adrian. Lebih baik Alvredo"

"Aku tak akan melakukannya,tha. Mencintai tak perlu memiliki bukan? Hanya menyimpan itu lebih baik, menurutku. Bagaimana hubunganmu dengan vredo?"tanyaku sambil menyimpan buku novel tebal itu. Dikarenakan Bertha yang sudah mengajakku mengobrol

Bertha tersenyum berseri-seri saat mendengar nama seseorang yang ia suka saat ini

"Dia sudah mau diajak ngobrol,dhar. Ya, walaupun hanya sebatas teman. Aku tak tahu perasaannya padaku"
Bertha menghela nafasnya

Aku mengangguk mengerti lalu menepuk bahunya sambil tersenyum
"I know You can be move on, Bertha"

Bertha mengangguk, "I hope, Andhara"
Sambil melempar senyum Padaku yang aku balas dengan senyuman lembut

"Oh iya, aku lupa. Dhara, liat PR kimia dong. Bisa aku belum, dhar"ucap Bertha sambil tersenyum malu

Aku hanya bisa menggelengkan kepala. Pasti lupa ya lagi kumat ni. Batinku

"Kelupaan lagi buat?"ucapku sambil mengeluarkan buku latihan kimiaku

Bertha mengambil buku itu sambil mengangguk, "begitulah. Entah kapan sikap kelupaan ku itu hilang"

Aku hanya menggelengkan kepala melihat Bertha yang sibuk menyalin jawab pada bukunya. Aku mengalihkan tatapanku ke jendela disampingku. Dapat aku lihat para siswa dan siswi yang masuki gerbang sekolah kusuma bakti dengan kendaraan mewah Meraka masing-masing.

Aku tersenyum saat melihat dia yang saat ini memasuki sekolah dengan mendengarkan lagu tanpa menghiraukan siswa perempuan yang melihatnya.

Aku hanya dapat memandangnya dari jarak jauh seperti ini. Aku sadar, aku tak pantas untuknya sama sekali.

Story of My LoveHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin