Take me Taka

685 36 11
                                    


Don't judge book from the cover.
Oke, kalimat itu memang benar adanya.
Juga tentang karma, karma akan berlaku pada kita yang terus mengingkarinya.
Seperti yang terjadi padaku sekarang, aku kena karma jatuh cinta pada orang yang aku benci oh tunggu sekarang aku tidak membencinya tapi aku menyukainya.

Tanganku sibuk mencoret coret sebuah kertas gambar ditemani suara musik yang sejak tadi mengalun dari laptop didepanku.
Tidak jarang aku juga ikut bernyanyi mengikuti suara penyanyinya.

"Ciyeeee!!! ketauan kan." aku terlonjak kaget menatap kakak ku tiba tiba sudah berdiri disamping sofa yang kududuki sambil tersenyum mengejek.
"Katanya gak suka, tapi ternyata diem diem dengerin lagunya, nyanyi bahkan wajah orangnya di gambar, ciyeee!!." aku langsung menyembunyikan kertas gambarku. Mampus gue!!
"Apaan sih Bang, ganggu aja. sana!." aku gugup, jelaslah karna kemarin kemarin aku bilang kalo aku benci setengah mati sama sahabatnya yang lagunya aku nyanyiin tadi, yang wajahnya aku gambar tadi.
"Ciyeee. . . yang lagi jatuh cinta."
"Rese banget sih Bang, awas ya kalo abang sampe bilang sama
Kak Taka, aku bakal bilang sama Ayah soal mobil Bang Dani."
"Idih ngancem, lagian buat apa juga Abang bilang ke Taka kalau kamu suka sama dia, kalo orangnya udah denger sendiri." mataku melotot mulutku menganga tubuhku mendadak dingin dan kaku. Double mampus!!
Kakakku hanya senyum senyum menatap orang dibalik punggungku.
"Udah ah, Abang mau mandi, dah Abel, duduk aja Ka, adek gua nggak gigit kok." ieh rese banget Abang gue. Awas aja entar.

Aku masih diam tak bergerak saat Kak Taka sudah duduk disampingku. Aduh jantungku rame banget suaranya, semoga Kak Taka nggak denger soalnya musik yang dari tadi mengalun entah kenapa sudah tidak bersuara lagi.
"Jangan tegang gitu dong Bel, santai aja." ucap Kak Taka. Gimana nggak tegang duduk sama cowok ganteng, apalagi itu kamu Kak. Aduh aku pengen pipis. Kebiasaan yang muncul pas gugup.

Kak Taka memilih lagu dilaptopku dan memainkan where ever you are.
"Koleksi lagu kamu banyak juga." aku meliriknya dari sudut mataku. "Eeh . . tadi kamu gambar sesuatu kan, boleh liat?." antara malu dan gugup, harus gimana ini aku?.
Aku menarik kertas dibelakangku dengan ragu menyodorkanya pada Kak Taka.

Dia tersenyum melihat kertas ditanganya, Ya ampun cowok ini. Selama ini kemana saja aku, sampai nggak tau ada orang ganteng juga baik seperti Kak Taka.
Dulu aku benci banget sama dia, aku ngira dia berandalan nggak jelas melihat dari beberapa tato di lengannya, dan penampilanya berantakan.
Tapi semua perkiraanku selama ini salah, dia orang yang sangat baik. Dan satu lagi penampilanya tidak seberantakan yang aku kira, mungkin sekarang dia hanya memakai kemeja lengan pendek yang ngebuat tato dilenganya terliht jelas dengan celana jeans panjang tapi kalian harus lihat penampilanya saat bekerja, dia memakai setelan jas, rambut tersisir rapi yang membuat kesan badboy dari nya hilang. Yah siapa yang menyangka dia ini seorang produser, vokalis band juga pengusaha muda. Lagipula siapa yang menyangka dia pengusaha kalo penampilanya macam berandalan seperti ini.

"Abel!!." lamunanku buyar mendengar Kak Taka memanggilku.
"Eeh . .maaf." dia senyum lagi.
"Gambarmu bagus, mirip nggak." Dia mensejajarkan kertas tadi dengan wajahnya.
Duh aku jadi tambah grogi.
"Ganteng." Eeh!!!
"Kamu bilang apa?." Duh ni mulut gak bisa singkrong sama hati.
"Mirip mirip kok Kak."
"Bener? Tadi aku dengernya kamu bilang ganteng deh." Dia menggaruk pipinya yang aku yakin nggak gatal. Jadi tambah imut sekarang.
"Enggak kok, Kak Taka mau minum apa? Biar aku buatin."
"Nggak usah repot repot Bel, kakak nggak haus." Aku hanya nurut. Lalu hening, kami sama sama diam. Jadi canggung suasananya.

"Jadi sekarang kamu ngefans sama Kakak?." Bukan ngefans lagi kak, tapi suka.
"Ngefans atau suka?"
"Dua duanya." HEEH. . Ini mulut! Duh Abel bodoh.

Kak Taka tertawa keras, membuatnya jadi semakin tampan. "Kamu ini lucu banget sih." Malu malu ieh.

"Seneng banget rasanya kamu ngefans sama Kakak, apalagi kalo sampai suka sama Kakak."
"Aku suka Kakak kok." Yang ini tidak salah lagi mulutnya.
Kak Taka menatapku, lalu tersenyum penuh arti.

"Suka gimana?." Dih sok sok nggak tau. Ya sudahlah. Sudah ketauan ini kalau aku suka sama sahabat kakakku ini. Pasrah saja.

"Suka antara cewek ke cowok lah."
"Yakin bukan suka antara fans dan idola nih?." Aku memutar bola mataku, kesal. Malu tahu jika disuruh jujur. Aku kan cewek.
"Hahaha. Jangan ngambek dong." Dia mengacak rambutku. Duhhh jadi merinding.

"Kakak juga suka kok." Hah? Aku menatapnya, bertanya.
"Sudah lama kakak sama kamu, tapi selama ini keliatanya kamu nggak suka gitu sama kakak." Hah? Serius? Seperti ada banyak bunga mekar di sekitarku. Ini benar benar .... ohh tidak bisa diungkapkan dengan kata kata.
"Bahkan kakak hampir ingin menghapus semua tato kakak biar kamu liat kakak." Segitunya..

"Jangan." Sekarang dia yang seakan bertanya menatapku.
"Kakak keren kok dengan tato itu" dia tersenyum lebar.
"Makasih."

"Tapi gak asik nih."
"Kenapa?"
"Masak kamu yang nembak aku, mestinya kakak kan yang nembak kamu." Nah itu ngerti. .

Dengan cepat Kak Taka merubah posisi duduknya menghadapku. Menatapku serius.

Making my way downtown, walking fast,
Faces pass and I'm home bound
Staring blankly ahead, just making my way,
Making my way through the crowd

Ya ampun . . Mimpi apa semalam aku dinyanyiin live sama artis. Duh maaf ya fans nya Taka, jangan iri ya. .

And I need you,
And I miss you,
And now I wonder,

Dia tersenyum, sambil meraih tanganku.

If I could fall, into the sky,
Do you think time, would pass me by?
'Cause you know I'd walk a thousand miles
If I could just see you tonight

Wajahku otomatis merah maximal,
"Sorry kalo lagunya kurang romantis," kayak gitu gak romantis? Yang romantis kayak gimana coba?

"Kamu mau jadi kekasih kakak?" Aku menggangguk. Ini bukan mimpi kan. Duuuuuhh . . . Seneng banget.
"Iya, Abel mau." Kak Taka tersenyum lebar.
"Makasih Abel."

"Cut. . Ok. Abel kamu kurang ekspresinya, yang lebih heboh lagi dong." Aku dan kak Taka menoleh pada kakak yang berlagak seperti sutradara film.
"Apa sih kak, ganggu aja." Kak Taka tertawa dan mengacak rambut ku gemas.

End

------

Yeah, gak jelas.#biarin
Karna saya jatuh cinta sama One Ok Rock khususnya Taka. Saya buat ini. Muahaha #ketawajahat

Take me TakaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang