Karena Itu Kamu

4.1K 343 48
                                    

Kisah ini sengaja kutulis secara sepihak, untuk menggambarkan perasaan kadang mampir dalam hatiku. Bagaimana aku memulai, menjalani dan mengakhirinya. Ini tentang kisah, sekali lagi bukan tentang cerita yang kubuat untuk menarik simpati kalian terhadapku walau aku juga ingin menyombongkan diri pada dunia betapa beruntungnya aku! Ya, aku seorang cowok. Laki-laki. Lengkap dengan komponen-komponen manusiawi dalam diriku. Aku juga dilengkapi dengan hati dan perasaan, sama seperti manusia pada umumnya. Untuk pertama kalinya juga aku merasa kalau aku cukup berbeda.

SMP. Aku ingat masa-masa itu. Saat aku sendirian di sekolah, tidak.. tepatnya aku memang sengaja menyendiri. Kalian tahu, aku merasa kalau aku tidak nyaman berada di sekolah ini. Aku merasa seolah semua orang berlomba untuk jadi yang paling hebat di sini. Apalagi dengan jalur akselerasi yang membuatku harus memangkas tahun-tahun pendidikanku. Sebenarnya keinginanku hanya satu. Aku ingin segera lulus dari sini, lalu segera menemukan SMA yang biasa saja.

Sebenarnya tidak ada yang aneh denganku. Aku cowok yang tidak terlalu tampan, walaupun aku masih tidak mengerti mengapa banyak cewek yang mengejarku dan memujiku. Wajahku memang terlihat seperti orang china dengan mata sipit, namun aku asli orang Jawa. Memang mataku sipit, tapi aku tidak memiliki kulit yang putih. Kulitku kuning langsat, turunan Ibuku. Sebenarnya almarhum Ibuku. Beliau meninggal ketika aku masih SD, dan sejak saat itu pula aku merasa sendirian. Kakak laki-lakiku berusia jauh di atasku, dan sekarang dia sudah memiliki keluarga. Hanya ada aku dan Ayahku di rumah. Sebenarnya bukan aku dan Ayahku, karena Ayahku sibuk dengan pekerjaannya sebagai pegawai negeri. Mau tidak mau aku merelakan Ayahku untuk bekerja sesuai dengan kewajiban dan tanggungjawabnya. Orang-orang bilang aku manis karena gigiku gingsul di sebelah kiri. Badanku kurus, tapi pipiku tembem. Aku memang pendiam, lemah lembut terkadang, tapi aku bisa berubah menjadi orang yang menyeramkan kalau ada yang mengusikku saat aku sedang serius dengan sesuatu. Ya, inilah aku! Seorang Deris Trisno Saputra.

Selama SMP aku tidak pernah memiliki teman dekat. Setidaknya semua orang di kelasku tidak memiliki teman dekat karena mereka menganggap semua orang adalah saingan. Namun aku hidup di duniaku sendiri, bahkan aku juga tidak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Setidaknya aku pernah memiliki pacar. Seorang cewek yang cukup manis, namun kekanakan dan akhirnya kami harus putus karena dia sudah menemukan orang lain. Setidaknya aku pernah merasakan keterikatan dengan orang lain, jadi aku bukan penyendiri. Aku sekolah di SMP favorit di kota Malang, sebuah kota di Jawa timur yang terkenal dengan ikon Kota Apelnya.

"Sekarang SMAnya adek mau yang biasa aja?" Ayahku bertanya pelan saat kami sedang berada di ruang makan. Ayahku sudah berpakaian dinas, sedangkan aku sudah lengkap dengan seragam SMPku.

"Iya, yah! Capek, ah jadi murid aksel..." aku menggerutu. Ayahku menghela nafas dan akhirnya mengambil HPnya, mengutak-atik sebentar lalu menemukan satu tempat di google search.

"Mungkin SMA ini lebih cocok buat kamu!" Ayahku mengulurkan HPnya. Aku menunduk dan menemukan sebuah sekolah dengan nama berbeda. Luar kota.

"Lumajang? Kita ke sana? Pindah?" aku bertanya datar. Ya, lagipula siapa yang akan memperdulikan kepindahanku toh, teman-temanku di kelas pasti senang karena saingan mereka pindah ke luar kota.

"Tapi tunggu kelulusan kamu dulu, ya!" Ayahku berdiri. Aku ikut berdiri dan mengikuti langkah kaki Ayahku. Hari ini sepertinya aku harus menahan diriku untuk bertahan sebentar lagi. Tiga bulan menuju Ujian Nasional....

***

Kota itu memang lebih kecil dibanding Malang. Lumajang. Kota kecil di jawa timur dan masih lumayan dekat dengan kabupaten Malang. Aku memandang jalanan yang tidak terlalu padat. Masih ada persawahan sesekali, dan itu sukses membuatku cukup senang dengan suasana baru. Ini hari pertamaku menginjakkan kaki di kota ini. Paling tidak, harusnya ini sudah lewat seminggu sejak Masa Orientasi Sekolah. Aku bahkan tidak mengikutinya.

Karena Itu Kamu (ONESHOOT - BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang