Love Is Simple (ONESHOOT - BXB)

Love Is Simple

Maaf seandainya Gaachan buat kalian (Kaffa Couple) nista di sini.. hohoho...! Gaa-chan hanya ingin menggambarkan rasa kagum pada kalian yang bisa jadian melalui grup ini. Kami serasa mak comblang.. hoho... Juga buat member lain, contohlah mereka.. *senggol Kaffa* Mereka nggak posting mesum, gak obral diri juga, tapi mereka bisa punya pacar, tuh.. Jadi buat member yang hobi buka lapak, mohon mencari cara untuk mendapatkan pacar dengan tidak melanggar rules.
Sebenarnya Gaachan mau bilang juga, kan si Daffa yang seme tuh.. namanya harus duluan. Jadi khusus buat Gaachan panggil mereka Dadi Couple aja.. Kalau dalam bahasa jawa Dadi itu artinya Jadi.. So, Gaachan berharap mereka jadian dan jadi couple fenomenal so sweet.. *colek couple laen yang ada di grup sambil minta FS* Untuk konfliknya Gaa-chan gak bikin rumit... hiks.. mana tega aku menistakan kalian lebih dari ini...?? *tanya pada bintang2* . Story ini terinspirasi dari gambar yang tadi diposting si Dennie.. hehehe...
Ah, daripada banyak nyerocos, nih story dari Gaachan buat kalian.. Maaf kalau hasilnya jelek dan juga amburadul.. *hormat ke Dadi couple*

Love is Simple

Cinta itu sederhana...
Tak perlu tahu darimana kau berasal...
Tak perlu paham dimana kau tinggal...
Cinta itu tentang rasa...

Sudut-sudut sekolah sudah mulai sepi, hanya menampakkan beberapa siswa yang sedang bermain basket di lapangan basket. Seluruh siswa cowok yang biasanya bermain-main di setiap sudut sekolah mulai kembali ke asrama cowok yang terletak tepat di depan sekolah. Hanya kantin sekolah yang terlihat masih ramai, sedangkan tempat lain seperti perpustakaan dan lain-lain sudah sepi tanpa ada seorang pun di dalamnya. Salah seorang cowok sedang menatap es jeruk di depannya sambil asyik bermain game di HPnya. Dika Putra Permana. Nama itu tercetak jelas di name tag seragamnya. Dika tersenyum dan sesekali menggerutu jika poin permainannya dikurangi karena musuhnya berhasil mengalahkannya.

"Kok malah asyik di sini, sih? Nggak balik ke asrama?" lima orang cowok duduk di sebelahnya dan merebut es jeruk di depan Dika. Dika menatap galak kelima temannya.

"Kalian sendiri?" Dika masih sibuk dengan game di HPnya.

"Kan kita masih ikut kegiatan tadi.. Emangnya kamu..." salah satu temannya mencibir.

"Iya, nih Dik..! Kamu nggak minat ikutan ekskul apa gitu? Masa tiap hari kerjaanmu cuma bangun tidur, sekolah, pulang, makan, tidur..."

"Mandi, minum, maen games, nonton TV, gangguin orang... yang itu jangan lupa, bro...!" temannya yang lain menimpali. Dika hanya tersenyum geli. Dia mengakhiri permainannya dan memasukkan HPnya ke dalam saku seragam.

"Trus aku harus apa?" dia menatap wajah temannya satu persatu.

"Ikutan ekskul, organisasi, apa gitu, kek..! Masa SMA jangan kamu sia-siakan aja, bro..!"

Dika menatap malas teman-temannya. Dia ingat bagaimana sejarah kegiatan ekskulnya. Dia pernah iseng masuk club Karya Tulis Ilmiah, tapi saat dia diperintahkan untuk membuat sebuah essay dia malah kabur karena tidak sanggup membuatnya. Setelah itu dia mencoba bergabung di ekskul Wall Climbing, tapi sayangnya dia terjatuh saat percobaan pertama sehingga sejak saat itu dia mulai takut ketinggian. Dika juga pernah mengikuti ekskul olahraga, namun sayangnya dia sudah kapok karena ekskul itu memakan banyak tenaga sehingga dia sering bolos latihan, dan lagi-lagi keluar dengan mutlak dari ekskul itu. Sayangnya tidak ada ekskul gamers di sekolahnya, padahal dia sangat menginginkan masuk ekskul semacam itu.

Dika menghembuskan nafasnya kesal. Teman-temannya yang lain menarik lengannya kembali ke asrama, karena mereka yakin kalau Dika pasti akan memutuskan menjamur di sana. Dika pasrah saja saat teman-temannya yang lain menariknya sambil menggodanya sepanjang jalan. Dika terkekeh geli saat teman-temannya menggodanya, namun dia akan membalas ucapan mereka dengan hal yang lebih konyol sehingga mengundang tawa dan pelototan kesal. Wajah konyol dan manis Dika selalu membuat tawa diantara kelima temannya.