1

78.5K 474 7
                                    

Seorang gadis berpakaian minim dan terbuka mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru bar, mengamati satu persatu orang-orang yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Seperti menari di lantai dansa, mabuk dan bercumbu dengan pasangannya atau orang yang baru mereka temui di bar.

Ia mengedarkan pandangannya lagi, mencari teman bermainnya untuk malam ini dan mendapatkan sebuah bonus besar yaitu mendapati pemuda yang ia tunggu-tunggu selama beberapa hari ini tengah duduk  sendirian di sudut bar.

Dengan senyum yang merekah, ia melangkahkan kakinya cepat mendekat pada sosok itu. Dan tanpa ragu, memeluknya dari belakang.

"Babe!" panggilnya dengan nada riang. Tampak senang sekali karena sosok itu . Saking senangnya, ia semakin mengeratkan pelukannya, memberikan kecupan di pundak pemuda itu yang terbungkus dengan kaus.

Setelah menghabiskan gelas minumannya, pemuda itu melepaskan tangan gadis itu yang memeluknya, lantas membalikkan tubuhnya hingga keduanya berhadapan.

"Hai, sayang. Lama tak bertemu." sapa pemuda itu. Tangannya bergerak menyingkirkan rambut yang menutupi pundak mulus gadis yang akrab disapa Evelyn itu, kemudian mengecupnya lembut. "Kau cantik sekali malam ini. Tidak sia-sia aku datang kemari."

Gadis itu tersipu sesaat, sebelum kemudian ia memasang ekspresi kesal di wajahnya, lantas berseru, "Babe, kau lama sekali tidak datang kemari!" dan ia memajukan tubuhnya dan mengecup bibir pemuda itu, sekilas. "Kau harus membayar mahal untuk ini karena sudah membuat aku merindukanmu, baby. Dan-hei, apa kau tidak rindu padaku?"

Kaget akan ciuman tiba-tiba dari Evelyn, pemuda berambut cokelat terang itu lantas memundurkan tubuhnya dan sedikit mendorong si gadis agar menjauh darinya-atau paling tidak memberikan jarak yang jelas di antara keduanya.

"Sudah berapa kali aku memeperingatimu untuk tidak menciumku lebih dulu, hm?" Pemuda itu mendesah pelan, kemudian ia menggerakkan tangannya untuk mengusap rambut gadis itu pelan. "Maafkan aku karena jarang menemuimu kemari, baby. Bukankah aku sering mengatakan jika aku orang yang sibuk?"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. "Tapi kau kan bisa meluangkan waktu untuk datang kemari?"

Ia melingkarkan tangannya pada leher pemuda itu, dan kemudian mendekatkan wajah keduanya. "Kebetulan kau ada di sini, bagaimana kalau kita bermain?" tanyanya seduktif. "Sudah lama kau tidak bermain denganku, kan...?"

Pemuda itu menarik sudut bibirnya naik, membentuk seringaian yang membuatnya terlihat tampan dan...sexy. "Boleh saja. Tapi sebelum itu, temani aku minum dulu. Itu tugasmu, bukan?"

.

Setelah pemuda itu serta Evelyn menghabiskan sekitar tiga botol sampanye dengan kadar alkohol rendah, ia baru merasakan efeknya sekarang. Tubuhnya kini mulai terasa sedikit panas, dan ia juga merasakan sesuatu dalam dirinya yang meraung ketika melihat sosok gadis yang duduk di pangkuannya dengan pahanya yang terbuka lebar.

Pemuda itu meneguk ludahnya, libidonya meningkat drastis. Ia lantas mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu dan membisikkan sesuatu,

"Let's rock" bisiknya seduktif.

.

Keduanya kini berada di sebuah lorong sepi di bagian utara bar. Meskipun hampir semua pengunjung bar-terutama yang memang berlangganan datang kemari-tahu akan tempat ini, tapi mereka jarang menggunakannya.

Entah karena apa, pemuda itu enggan memikirkan alasannya. Yang ia tahu adalah tempat sepi itu bisa digunakan.

Begitu masuk, ia segera menyerang gadis itu dengan melumat bibirnya ganas. Ia menyudutkannya ke tembok, mengunci sang gadis diantara dirinya dengan dinding yang permukaannya dingin itu.

PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang