2

54.2K 317 2
                                    

Gadis berambut cokelat gelap itu memasuki pagar sekolah dengan sangat tergesa-gesa. Langkahnya besar-besar dan cepat. Ia tidak bisa santai lagi, karena ia sudah sangat terlambat.

'Semoga belum dimulai,' doanya dalam hati seraya terus melangkahkan kakinya.

Gadis itu mempercepat langkahnya, hingga tanpa sadar ia kini tak lagi berjalan, melainkan berlari. Roknya—yang sengaja ia buat beberapa senti lebih pendek daripada siswi lainnya—sedikit berkibar, membuat siapapun yang melihat—terutama para lelaki—sontak menolehkan kepala mereka dan menatap gadis itu dengan tatapan yang...err...terlihat menyeramkan. Buas.

Chloe Aphrodite Jenner.

Gadis kelahiran bulan November yang masih berusia tujuh belas tahun. Memiliki ambisi kuat untuk selalu bisa menjadi nomer satu dalam segala hal—kecuali soal pelajaran. Ia menyerah untuk yang satu itu.

Putri bungsu dari pemilik sebuah perusahaan hiburan terbesar di Amerika Serikat, yang menaungi sebagian besar agency ternama di bawahnya. Memiliki seorang kakak laki-laki bernama Jesper William Jenner, yang kini sedang berkuliah di Harvard University—universitas terbaik di Amerika dengan biaya yang tidaklah murah dan mengambil jurusan bisnis manajemen.

Ia sendiri sudah enam tahun terjun dalam dunia modelling dan menjadi salah seorang model muda ternama di hampir semua majalah remaja dan lainnya.

She's a player, same as Justin.

Keduanya sudah terkenal sebagai player nomer satu di sekolahnya. Namun, gelar itu tidak membuat fans mereka berkurang, justru semakin bertambah setiap harinya.

Dan seluruh sekolah tahu, bahwa seorang Chloe Jenner sangatlah membenci Justin Bieber, begitu pula sebaliknya.

Gadis itu memasang wajah tidak pedulinya. Ia tentu tahu akan semua itu, namun ia tidak peduli.

Rok pendek sebagai seragam sekolah adalah gayanya, dan tidak boleh ada seorang pun yang melarangnya—sang kepala sekolah yang terhormat sekali pun.

Gadis berwajah cantik nan menawan, dengan tubuh ramping yang proposional itu terus berlari. Hingga akhirnya ia sampai di salah satu bagian sekolah—yang lebih mirip lobby sebenarnya—di bagian tengah. Di sana, tampak para siswa dan siswi sudah mulai berdatangan dan berkerumun, membuat tempat itu penuh sesak.

Dengan memasang wajah angkuhnya, gadis itu melangkahkan kaki mendekati kerumunan, dan langsung menerobos tanpa permisi.

Ia menyenggol beberapa siswa, juga siswi. Membuat mereka yang sudah mengantri lebih dulu tersungkur ke depan, atau justru terjungkal ke belakang. Orang-orang itu tidak menegurnya, tidak merasa keberatan, dan malah memberinya jalan.

Oke, tak ada satu pun yang protes. Biasanya, ia akan mendengar para gadis yang menggerutu, namun kali ini tidak.

'Ada apa, ini?' Sejenak gadis itu berpikir bahwa ada sesuatu yang tidak beres, tapi ia lantas menampik pikiran itu. 'Bukankah ini biasa? Aku seorang selebriti.

Gadis itu terus bergerak maju, hingga akhirnya ia sampai di baris terdepan, berhadapan langsung dengan layar super lebar yang menjadi benda keramat pada hari Jumat. Terutama untuknya, dan beberapa siswa populer lainnya.

Karena tak ada lagi yang menghalangi pandangannya, gadis itu pun menatap lurus pada layar, seraya memperhatikan dengan baik isi layar raksasa itu.

Seketika itu juga keningnya berkerut seru, matanya mengerjap beberapa kali, mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia memang tidak salah lihat.

Bukan foto serta namanya yang terpajang di posisi satu dengan predikat 'The Most Popular of The Week', melainkan foto seorang pemuda berambut coklat keemasan dengan wajah yang...emm...tampan. Sangat tampan malah. Oh, ditambah senyumnya yang sangat ampuh untuk menaklukan hati para gadis.

PlayerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang