[2] Nathan

94 11 2
                                    

Not all smiles are true. -unknown

***

Hei, bro," sapa seseorang sambil menepuk pundak Nathan.

Nathan hanya bergumam. Nathan memang dingin, walaupun kepada sahabatnya. "Kebiasaan deh lo, tuh mulut emang digembok terus ya, Nath?," tanya Matt dengan jengkel.

Nathan tidak menanggapi ocehan dari sahabatnya, dan ia langsung melangkah masuk ke ruang basket. Ia sedang rapat dengan teman-teman nya mengenai lomba basket yang akan diselenggarakan disekolahnya.

"Udah lengkap?," tanya Nathan pada Matt selaku wakil nya. Dan langsung dijawab anggukan oleh Matt.

Nathan berdiri dan mulai menjelaskan mengenai apa yang akan dibahasnya.

Setelah setengah jam, ia segera membubarkan rapat, "Oke rapat kali ini selesai, kalian boleh pulang,"

"Eh Nath, gue duluan ya," ucap Matt sambil menepuk pundaknya. Dan dibalas anggukan oleh Nathan.

Setelah ia membereskan semuanya, ia bergegas keluar dari ruang basket dan menuju tempat parkir.

Saat ia mengendarai motornya menuju gerbang, ia tanpa sengaja menangkap sosok perempuan yang sedang mengutak atik handphone-nya. Ia melirik jam yang melingkar pada tangan nya. "Setengah tiga" batin nya.

Ia mengendarai motornya dan mendekati perempuan itu.

"Cepet naik, ini udah sore," ucap nya pada Cecil dengan wajah datar.

"Lo?" Perempuan itu nampak kaget dengan kedatangan Nathan di hadapannya.

Nathan tetap memasang wajah datarnya. "Lo mau gue anter apa enggak?"

"Emm, gu..gue m..mau," ucap Cecil dengan gugup dan langsung naik ke motornya.

Tanpa basa basi, Nathan langsung pergi dari sekolah.

"Rumah lo?" Tanya Nathan dengan nada dingin.

Merasa diajak bicara, Cecil langsung mendekatkan wajahnya kesamping telinga Nathan.

"Itu belok kiri, terus lurus terus belok ke kanan," jawab perempuan itu.

Sekitar 10 menit ia bersama perempuan itu.

"Makasih ya Nath," Ucap Cecil dengan senyum nya. "Manis" batin Nathan, namun pikiran itu langsung ia buang jauh-jauh. Ia hanya membalas dengan anggukan dan langsung pulang kerumahnya.

Sesampainya dirumah, ia langsung merebahkan tubuhnya ke kasur. Dirumah nya sedang sepi. Mama dan Papanya sedang pergi ke Malaysia untuk bisnis. Kakak nya masih belum pulang. Kebiasaan kakak nya memang seperti itu. Pulang selalu larut malam dan dalam kondisi mabuk-mabukan.
Dirumahnya sekarang hanya ada Mbok Inem, yaitu pembatunya.

Handphone nya bergetar menandakan ada pesan masuk.

Sender : Marcella

Hai, Nath({})

Nathan yang melihat pesan masuk tersebut hanya mendengus. Dan membuang handphone nya sembarangan. Marcella adalah anak dari teman mama nya. Orangtua nya menjodohkan Nathan dengan Cella, namun Nathan menolak nya dengan mentah-mentah.

UNSAIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang