Kringg kringg kringg,
" halo "
"......."
"Hai. Apa kabar? "
Tuk tuk tuk. Suara high heels gadis yang sedang menuruni anak tangga rumahnya, menyita perhatian mamanya yang sedang berbicara di telpon dengan seseorang di sebrang sana.
Mamanya menggerakkan tangannya untuk memberi isyarat pada anak gadisnya untuk makan duluan. Dan melanjutkan obrolannya di telpon yang kelihatannya lebih menarik dibanding makan bareng suami dan anaknya.
------------------
"Pagi pa. Cup cup" sapa gadis itu sambil mencium pipi kanan dan kiri papanya yang sudah duduk terlebih dahulu dimeja makan.
"Pagi sayang" timpal papanya "mama mana? Gak ikut makan bareng kita "
"Lagi telfonan tuh. Kayaknya lagi seru. Kita disuruh makan duluan "
"Oh. Yaudah"
Selang beberapa menit kemudian mamanya masuk keruang makan dengan heboh dan wajah ceria.
"Sheloooo. Kamu tahu siapa yang baru saja telfon mama? "
"Emang siapa ma? " tanya shelo balik dengan wajah datar tanpa minat. Berbanding terbalik dengan mamanya yang sangat antusias.
"Coba tebak? Kamu gak bakalan nyangkah deh."
Shelo hanya mengedikkan bahunya malas. Tak berniat menjawab ataupun menerka karena dia lagi malas buat berfikir.
Shelo tetap tenang dan menghabiskan makanannya karena sebentar lagi dia harus berangkat bekerja.
"Ihh shelo kok gak dengerin mama sih! Entar nyesel loh. Yaudah deh kalau gak mau tahu. Eh pa.....papa inget gak sama cindy dan andika? Minggu depan mereka sekluarga mau balik ke indonesia. Andika udah pensiun dan memutuskan menghabiskan masa tuanya di indonesia."
Byuuurrr
"Ihh apaan sih. Shelo jorok deh masak minum disembur gitu. Gak sopan tahu."
"Om dika sekluarga mau balik ma? Beneran? Kapan? "
"Kepo. Tadi aja mama gak diperhatiin."
"Iya iya. Shelo minta maaf "
"Emang kapan ma mereka balik?" Sela papanya
"Minggu depan pa. Mereka minta tolong mama untuk membereskan rumahnya yang lama. Dan menjemput mereka minggu depan "
"Yaudah. Mama bisa kan cari orang buat membenahi rumah mereka? Shelo kamu kenapa sayang?" Tanya papanya yang melihat anak semata wayangnya yang mematung dengan mata berkaca - kaca.
"Shelo tidak percaya pa hari itu akan segera tiba. Shelo sudah lama menunggu hari itu tiba." Ucapnya sambil menghapus air mata dipipinya. Dan mamanya yang mengusap usap rambut putrinya berniat menenangkan putrinya.
-------------------
Shelo menghabiskan hari sabtunya ke mall dan ke salon. Mempersiapkan penampilannya sebaik mungkin untuk hari esok. Hari yang udah lama ditunggunya.
Bibirnya tak pernah berhenti tersenyum mengingat janji pangeran kecilnya bahwa dia akan kembali. Dan esok semuanya akan terbukti. Dia kembali. Kembali.
Tidak ada kata yang bisa mewakili rasa bahagianya. Walaupun mereka sudah putus berkomunikasi sejak kepergiaan anak lelaki itu. Sahabat kecilnya, pangeran kecilnya. Tapi shelo selalu percaya pada ucapan anak laki laki berumur 10 th itu.
"Jangan menangis, suatu hari nanti kalau aku sudah besar dan bisa mencari uang sendiri aku akan pulang. Tunggu aku, ya"
Tak terasa air matanya jatuh kembali karena mengingat kata kata itu. Padahal bibirnya terus tersenyum.
Aku tunggu,aku tunggu sampai kapanpun. Janji kamu kembali ya kata batinnya, sama seperti yang dulu dia ucapkan.
Diingatnya pula berapa lama dia menunggu. 15 th, ya 15 th karna sekarang usianya sudah 25th. Tak mudah melewati masa remaja tanpa kekasih. Masa SMA dan masa KULIAH. Kata orang masa masa itu adalah masa paling indah. Tapi dia melewati begitu saja tanpa kenangan yang berarti. Bukan. Bukan karena tidak ada yang mau dengannya. Banyak yang datang tapi shelo menolak. Dirinya tak ingin mengkhianati janjinya. Janji anak 10 th. Bahkan mamanya terlalu sering memperingatkan shelo untuk tidak terlalu berharap. Tapi shelo tetep kekeh dengan pendiriannya.
