Karaoke

50 5 5
                                    

"Yang medium ya mbak."Ucapku tersenyum.
"Atas nama siapa?"
"Engg, Ellen."
"Lah, kenapa lo make nama gue?"
"Nama lo kan pasaran." Ucap gue santai.
"Silahkan mbak ke ruang 107."
Kita bertiga ngikutin tuh mbak mbak ke ruang 107. Pas masuk gue lihat ac-nya belum dihidupin, so gue bilang sama mbaknya.
"Mbak ac-nya belum dihidupin."
Krik krik gak ada respons. Gue tanya sekali lagi.
"Mbak ac-nya belum dihidupin."
Jrenggggg, mbak itupun langsung natap gue sangar
"Iya nanti dihidupin."Ketusnya.
Mbak mbak itu keluar ngambil remote ac terus ngidupin ac lalu keluar lagi.
1..2...3..
"Apaan tuh mbak mbak ketus banget!!"
"Iya, gue kesel banget, ramah dikit kek!"
"Kok mic gue bau om om?" Ucap Ellen gak nyambung.
"Ini bukan saatnya ngomongin mic bau om om kali." Ucap gue dongkol." Tapi, mic gue juga bau om om."
Dwempeng!!!
"Len matiin lampunya."Perintah gue.
"Lah kenapa musti gue?"
"Lo kan deket lampu."
"Halah, dasar lo aja, meng-kolonialisme bangku panjang pojok!"
Gue hanya nyengir lebar.
"Mau lagu apa nih?"Tanya Ara.
"Lagu wajib dong!!"Teriak gue sama Ellen.
Kami pun nyanyi dengan hati riang gembira tanpa beban namun masih dongkol sama mbak mbaknya.
Setelah menyanyikan satu lagu wajib yang sangat fenomenal dan sangat kami sukai, terlihat scorenya.
Jeng...jeng...jeng
95
"APA??!! Kok 95 sih!"
"Iya biasanya juga 100."
"Pasti mbak mbaknya marah sama kita, jadi nilainya dikecilin."
"Apa apa apa."
Sebenernya gak ada hubungan antara mbak mbaknya and scorenya, tapi karena waktu itu kami lagi tak berpikir jernih jadi iya-iyain aja kata kata Ellen.
1 jam beberapa menit kemudian
"Gue haus."
"Gue juga."
"Len, panggilin mbak mbaknya dong!"
"Lah kenapa musti gue?!"
"Lo yang paling muda disini."
Dengan langkah gontai, Ellen manggil mas-masnya.
Beberapa menit kemudian,
"Pesenannya ice tea 2 ya."
"Lo kok ada popcornnya mas?"
"Iya itu gratis."
"Oh ok makasih ya mas."
Setelah mas-masnya keluar.....
"Len selamatkan popcornnya."
"Ok Lip."
"Tidak popcornkuuuuu."Ucap Ara.
Setelah, 2 jam kemudian kami pun keluar dari tempat karaoke.
"Gue masih haus, mau minum."
"Tong tji aja ya?"
"Hemm leh ugha."
Nyebrang-datangi mbak tong tji-pesan-bayar
Atau kalo kalian mau pake cara gue
Nyebrang-datangi mbak mbaknya-gak pesen-liat Ellen minum-susun strategi untuk ambil tong tji Ellen-kalo berhasil gue ucapkan selamat, karena gue selalu berhasil.
Ara lagi ngibas rambut,
"Ra jangan nyebarin kutu dong!"Gerutu Ellen.
"Halah yang lo yang melihara lipas aja bangga."Balas gue.
"Lah lo melihara kalajengking di kepala!"balas Ellen.
Ara ngakak gak jelas.
"Udah yok, panas disini."
Gue berjalan dibelakang Ellen. Gue baru inget sepatu Ellen kebesaran. Langsung gue injek sepatunya so pasti sepatunya bakal lepas dengan cantik, trus dia jadi sibuk ngebenerin sepatunya and gak memedulikan tong tjinya.
Kesempatan emas. Gue ambil tong tjinya dan minum tanpa memedulikan hujatan Ellen. Mission succces.

Amanatnya: Kalo kalian ketemu mbak mbak karaoke yang nyebelin, mungkin kalian bisa beliin dia Tong Tji. Kalo kalian gagal kalian bisa tanya Ellen sumber dari segala sumber kesesatan.

Kalo kalian penasaran apa lagu wajib yang sering kami nyanyiin, bisa kalian tanyain sama Ellen ato Ara, semoga mereka mau menjawabnya. Makasih buat Nurul Jannah yang udah buatin covernya lop lop.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 07, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

3 JiwaWhere stories live. Discover now