Salah Menduga

19 1 0
                                    

*Ninda's POV

Ini adalah kali pertama aku mengikuti kegiatan ekstra. aku dan Marsya berjalan dikoridor kelas XI, karna kumpulannya tepat dikelas XI-3. Aku yang sedari tadi gugup karena takut terjadi sesuatu terus saja memainkan tanganku yang mulai dingin dan berkeringat. Sayangnya Marsya juga menyadari betapa gugupnya aku.

"Yaampun nda lo pucet banget, dan tangan lo coba, dih ini dingin banget tangan lo" ujarnya khawatir

"Iyah sya gue kalo lagi gugup ato cemas emang suka gini. Gue takut terjadi sesuatu yang bisa ngebuat gue malu sya" jawabku lirih

"Ah lo mah lebay banget dah, seloooo aja keleus kan ada gue. Dan gue juga udah akrab sama beberapa seniornya di ekstra ini" rayunya mengebuat yah sedikitnya tenang

"Iyah sya gue paham, yah sedikitnya gue tenang sekarang" jawabku menyakinkannya

"Oke baguslah, yuk masuk itu kelasnya nda" ajaknya sambil mengedipkan matanya genit

Akhirnya kita sampe dikelas tempat kegiatan dilaksanakan. Aku dan Marsya memasuki kelas, beruntung baru ada beberapa orang yang udah dikelas, dan kami memilih duduk dibarisan kedua dari depan.

"Sya kita duduk disini aja, gak terlalu depan gak terlalu belakang juga" ajakku antusias

"Oke cocok tuh" jawabnya langsung setuju

"Eh liat deh disini gak ada yang gue kenal sama sekali" bisikku setelah melihat seisi kelas ini

"Ah elah lo itu disana ada Fahmi dari kelas A, Rizki kelas C, Annisa dan Risa kelas F yang satu SMP sama kita" Marsya mengabsen satu persatu orang yang memang sebenarnya aku kenali, udah kaya guru aja nih anak pake ngabsen segala

"Hehe iya tau sya, tapi tadi gue ngeliat kebanyakan memang orang asing semua" jawabku so ngeles

Gak lama setelah aku dan Marsya berbincang datang seorang wanita berkacamata dan temannya.

Tentu saja dia adalah wanita berkacamata yang satu kelas dengan kita.

Dia dan temannya duduk didepan aku dan Marsya yang sengaja kita kosongkan karna gak cukup keberanian buat duduk paling depan.

Sebenernya gue yang gak beraninya haha. Dia tersenyum pada kami dan bertanya.

"Apa bangku ini kosong? Aku bisa duduk disini kan?" tanyanya ramah

"Oh iyah bisa kebetulan bangkunya kosong ko" jawab Marsya tak kalah ramahnya

Ternyata dia, ya kalo gak salah namanya adalah Niken. Dia ramah dan gak sombong seperti yang sudah kita duga.

Dia dan temannya mengajak kita berkenalan. Ya walaupun sebenarnya udah kenal, tapi katanya supaya lebih afdol lagi kenalannya.

"Oh iyah, kita ini kan satu kelas. Tapi maap banget aku lupa nama kalian. Kita bisa kenalan lagi kan? Supaya lebih afdol lagi gitu kenalnya" ajaknya sambil menyodorkan tangan kanannya ramah

"Boleh juga tuh kita jadi lebih akrab lagi disini juga dikelas kan?" jawabku mengangguk tanda setuju.

"Iyah aku juga setuju. Oh iyah kenalin nama aku Marsya Triasmira dan ini yang disebelahku Ninda Aulia Rahayu" Marsya memulai perkenalan

"Oh iyah senang bisa kenal kalian, aku Niken Lauriasyara dan ini teman aku Raya Fuzi Pratami" jawabnya masih dengan senyumannya

"Iyah aku Raya Fuzi Rahayu dari kelas X-2 kalian bisa manggil aku raya, aya, fuji, ayu. Emm apa deh sesuka kalian aja karna emang orang-orang biasa manggil aku kaya gitu" Raya mulai ikut berbicara dengan rempong dan suara yang cempreng. 'Lucu juga orang ini' batinku.

"Ohaha iyah siap kita manggilnya aya aja yah" pintaku menggodanya

"Iyah boleh juga sesuka lo aja deh gue sih setuju aja" jawabnya sambil tertawa kecil

Dan tak lama para anggota aktif ekstra ini datang dan kegiatan pun dimulai.

Kami mengikuti kegiatan sampe akhirnya beres juga. 'Aaaaah gue lega banget ternyata cuma perkenalan doang' batinku

Aku, Marsya, Niken, dan Raya keluar ruangan berbarengan dan menuju parkiran sekolah.

"Oh iyah kalian pulangnya dijemput apa gimana?" tanya Raya menengok keluar yang udah siap dengan mobilnya juga Niken yang disampingnya

"Gue pulang bareng Marsya soalnya rumah kita satu arah gitu" jawabku.

Memang benar arah rumahku dan Marsya memang sama dari sekolah kami. Dan setiap pulang ato berangkat kami selalu barengan. Entah itu aku atau Marsya yang membawa mobil.

"Oke kalo gitu kita duluan yah, bye. See you" Raya melambaykan tangannya dan mengembangkan senyumnya yang menurutku memang manis, begitu juga dengan niken dia ikut melambaykan tangannya dan tersenyum.

"Oke kalian TTDJ yah. See you too" sahut Marsya dengan bahasa alaynya yang terkadang membuat telingaku geli mendengarnya.

Kami pulang, ya aku pulang dengan si alay Marsya yang terkadang lemot ini, dan sahabat baru kami juga telah pulang lebih dulu.

Dan ternyata dari sini aku belajar menilai orang lebih hati-hati lagi. Kita tidak bisa seenaknya menilai orang tanpa mengetahui lebih dekat lagi dengan orang tersebut. Yang ada nanti malah menjadi hoax semata.

Karna sungguh penilaian yang diatas lebih dari segalanya...

haiiii update kembali, sebenarnya chapter ke3 ini udah beres tapi gak ke save. Dengan malas aku memulainya kembali. Tapi sekarang baru bisa diupdate. Yeaaaay im so happy guys.
So vote and comment yaaa biar semangat teyuuus

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang