Cierra menatap malas papan tulis di depannya sambil mengunyah permen karet rasa semangka seraya menjaili Louna di sampingnya.
Cierra menepuk pundak Louna pelan.
"Na! Gue ngantuk, gue mau tid--- eh gajadi deh!"
Cierra mengurungkan niatnya untuk tidur, karena menurutnya hal yang ia lihat kali ini lebih menarik, Louis Tomlinson.
"Yah ler, giliran cogan aja lu melek" ucap Louna memutar kedua bola matanya.
"Kata emak gue rejeki kaga boleh ditolak" balas Cierra sambil mengedipkan matanya ke arah Louna.
Louis berjalan dengan santainya ke arah kursi yang akan dia duduki.
"Anjir, ini serius Louis duduk depan kita?" Bisik Cierra ke Louna dengan mata yang berbinar-binar.
"Lebay lu ra" Louna memutar matanya, malas dengan tingkah Cierra yang di anggapnya berlebihan.
Louis tersenyum simpul mendengar percakapan kedua gadis dibelakangnya. Setelah sekian detik Louis berbalik dan bertanya dengan Ciarra.
"Ra lu ada Line gak? Gue bagi id lo dong."
"Aa-apa Louis Line? id Line ?" Bukannya menjawab bertanyaan Louis Ciarra malah berbalik tanya.
"Iya Line, gue bagi id lu dong kalo gak nomer lu aja deh" Jawab tenang Louis.
"Hmm nomer gue aja ya Line gue lagi error hehe nomer aja ya mana hp lu" Jawab Cierra dengan meminta hp Louis.
"Nih" Louis memberikan hpnya ke Cierra.
"Tuh udah gue ketik lu simpen sendiri ye" Cierra langsung mengembalikkannya ke Louis
"Thanks yo Ra" Ucap Louis dan langsung menyimpan nomer tersebut.
Sebelum Cierra menjawab ucapan terimakasih Louis bell masuk pun berbunyi. Kelas hening ketika guru matematika yang terkenal killer itu masuk kedalam kelas.
*kring kring kring...*
(Ngimpi apa gue semalem dimintain nomer sama cogan?)
a/n
hellawwww hai hai semua ini cerita pertama uwe sama si eneng yang satu ini dewi namanya uname wattpadnya @la-ctosum ayo silahkeun difollow ;)Maaf ya kalo ceritanya gadans atau menstrim dan berantakan hpt oiya dan uwe mau berterimakasih buanyakkkk sama temen temen uwe yg ngebantu awal cerita ini wkwk
Jangan lupa di vomments yaaaaaaa*pelukciyum mrs.styles ;***
KAMU SEDANG MEMBACA
Bangcat. [l.w.t]
Random"Sangat menyakitkan memang, mencintai seorang bangcat sepertinya"