Kasus 1
"Surat Untuk Penegak Hukum (part 1)"
Sukoharjo,13 Juli 2010.
Pukul 07;00 WIB.
Pagi ini merupakan hari yang istimewa bagi ku.Langit terlihat begitu cerah dan Angin bertiup sepoi-sepoi ,benar-benar suasana yang pas untuk menghabiskan waktu bermain diluar rumah apalagi ini musim liburan.Beberapa anak mulai keluar dari rumah dan bersiap untuk bermain di lapangan yang berada tidak jauh dari rumahku,Tepatnya berada di bekas sawah Pak Otong yang sudah tidak ditanami padi lagi sejak beliau mengalami kerugian akibat gagal panen beberapa bulan lalu.
Beberapa anak terlihat ada yang keluar rumah sambil membawa Layangan,Bola dan Anak Perempuan seperti biasa membawa tali untuk bermain Lompat Tali,Dari kejauhan terlihat seorang anak bertubuh kurus dengan rambut cepak dan bertubuh tinggi,dialah temanku Anto dia berlari menuju kearahku dengan nafas terengah-engah dia berteriak.
“ Woi gembelengan ! ,ayo kita main bola bareng di lapangan,katanya ada anak kelas 6 yang mau nantangin kita”.
“ Ah males ,kayaknya hari ini aku mau tidur-tiduran aja di gubuk deket sawah ”.
“ Apa asiknya sih tiap hari tiduran di gubuk sambil lihatin langit ber jam-jam?,Dasar Gembelengan !”.
“ Biarin,terserah gue donk mau ngapain aja,”
“ Ya udah,kalo ntar kamu berubah pikiran langsung aja ke lapangan soalnya kita lagi kekurangan striker nih”.
“ Ya deh”.
Anto pun segera berlari menuju lapangan untuk bersiap bertanding melawan anak kelas 6,Sementara itu seperti biasa aku membawa buku diari dan bergegas untuk menuju sebuah gubuk yang kujuluki Gubuk Inspirasi sering kupakai untuk tidur-tiduran sekaligus menuangkan imajinasi liarku untuk menulis,Banyak sekali tulisan-tulisan yang sudah kutulis dari mulai pengalaman pribadi,cerpen sampai artikel-artikel yang akan kusetor ke sebuah Koran Lokal di Semarang yang aku ketik ulang diwarnet lalu kukirim lewat email untuk ditampilkan di rubrik Citizen Report.
Oh iya aku sampai lupa mengenalkan diriku namaku adalah Muhammad Al Fatih,tapi kebanyakan temanku lebih suka mamanggilku dengan panggilan Gembelengan panggilan yang diambil dari salah satu lirik lagu daerah berjudul Gundul Gundul Pacul,dan aku pun sampai sekarang tidak mengetahui arti kata tersebut,aku masih berusia 9 tahun namun aku sudah duduk di kelas 5 SD,itu karena aku direkomendasikan para guru-guru untuk ikut kelas akselerasi sehingga aku melewati kelas 1-5 hanya dalam waktu 2 tahun.
Pukul 11;00 WIB.
Sudah 4 jam lebih aku tidur-tiduran sambil mencari inspirasi untuk menulis artikel di Gubuk Inspirasi ini,namun tak satupun inspirasi muncul di kepalaku.Tiba-tiba terdengar bunyi sirine mobil patroli polisi melintas di jalan pedesaan yang masih belum diaspal ini,sungguh pemandangan yang langka tak berapa lama lewat lagi sebuah mobil dengan tabung besar di bagian belakangnya dan di body mobilnya terlihat tulisan Tim Penjinak Bom dengan diikuti parade mobil polisi , “Wow,ada apa ini ?”,Batinku.
Aku pun memutuskan untuk berlari mengikuti parade mobil itu,ternyata parade mobil itu berhenti di sebuah rumah yang terlihat sederhana berdinding batu bata beratapkan seng dan asbes, rumah itu berada jauh dari pemukiman penduduk,Di sekitar rumah sudah di pasang garis polisi beberapa orang berpakaian lengkap bertuliskan Densus 88 dibagian punggungnya dan bersenjata laras panjang lengkap dengan helm,rompi mulai mencoba mendekati pintu rumah tersebut,sayang aku dan beberapa orang yang ikut menonton kejadian ini hanya bisa menonton dari jarak 70m dari rumah karena area tersebut sudah di sterilkan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan