Faza duduk dikursi panjang didpn rmh bercat abu2 pucat yg dihiasi oleh pohon kaktus. Ini sudah menjadi kebiasaannya. Setiap datang ke rmh itu atau bertemu dengan org itu pasti hanya mematung. Tanpa ada reaksi apapun. Tapi kejadian seperti itu bknlah penyesalan baginya. Penyesalan baginya adalah jika ia tak bertemu org itu. Entah apa yg membuat dia seperti org kurang waras. Jelas saja dia selalu ingin bertemu dengan org itu. Tapi jika sudah bertemu ya dia hanya mematung. Faza sebenarnya ingin seperti yg lainnya. Foto bersama, bersalaman, mengobrol, minta tanda tangan dll. Tapi apa blh buat setiap bertemu. Dia hanya mematung. Dan tak ada penyesalan diakhir. Itu saja yg dia lakukan jika bertemu org itu. Faza duduk didpn rmh seorg penyanyi berwajah tampan. Ya afgan. Faza sangat menggila-gilai penyanyi itu. Setiap pekan jika ada waktu pasti dia menyempatkan datang ke rmh penyanyi itu bersama fans-fansnya yg lain. Sudah sering faza bertemu dengan afgan tapi tak mendapatkan hasil. Jangankan tanda tangan, foto saja tidak ada. Bagaimana tidak, yg dilakukannya saat bertemu dengan afgan hanya mematung.
"Nih dek minum dulu" kata kak disa sambil menyodorkan sebotol air minum.
"Makasih kak" jawab faza cepat sambil membuka tutup botol, hari ini matahari terik sekali. Sudah hampir dua jam faza menunggu. Afgan tak kunjung keluar.
"Aduh berapa lama lg sih?" Keluhnya sambil membetulkan kerudungnya.
"Bentar lg paling" jawab kak disa santai.
"Emang knp dek? Pengen cepet2 ketemu?" Smabungnya.
"Eh iya" jawab faza sambil tersenyum tipis.
"Yeee.. Kamu mah kebiasaan gk sabaran ketemu. Giliran ketemu jg pasti kamu gk ngapa2in kan?" Ucap kak disa.
"Hehehe iya" kata faza sambil mengelap dahi dengan punggung tangannya. Tak lama seorg pria berwajah tampan lengkap dengan lesung dikedua pipinya. Lelaki itu memakai kacamata tebal dengan frame yg full dan dipundak nya terdapat ransel yg digendong nya. Ia keluar dari balik pintu kayu yg besar dengan pola mewah. Ya afgan. Ia menampakkan tubuhnya. Para fansnya langsung mengerumuni dan berteriak2 histeris. Afgan meladeni fansnya dengan senang hati. Bkn beban baginya. Ini memang terjadi hampir setiap pekan di rmh nya. Fansnya selalu datang ke rmh nya sekedar hanya untuk meminta foto, tanda tangan, atau memberinya hadiah. Sekali lg, ini bkn beban baginya. Justru ia senang berjumpa dengan fansnya. Saat berjumpa dengan fansnya lah semangat selalu terkumpul. Disaat semua sibuk meminta foto dan tanda tangan. Seperti biasa. Faza hanya maju beberapa langkah lalu mematung. Afgan yg sering melihatnya pun merasa aneh dan penasaran dengan gadis itu. Karena ini bkn pertama kalinya gadis itu seperti itu, tapi sering. Tidak jarang berbagai pertanyaan muncul dibenak afgan. Tetapi selalu dihiraukannya. Semua sudah kebagian foto dan tanda tangan. Afgan segera memasuki mobilnya dan mobil itu segera melesat keluar dari garasi rmhnya dan pergi menjauh. Bahkan sudah tak terlihat ketika ditikungan dpn. Faza merasa bahagia bisa bertemu dgn afgan lg. Baginya itu saja sudah cukup."Tuh kan dek gak kerasa udah selesai aja ketemu afgannya" ucap kak disa bersemangat telah mendapatkan foto dengan afgan.
"Hehe iya" jawab faza ikut sumringah.
"Faza kebiasaan ih matung mulu" tiba2 kak ayu datang sambil menepuk pundak faza. Spontan faza kaget pundaknga ditepuk tiba2 dan mendengar suara yg berat. Ya. Suara kak ayu memang berat. Mendengar perkataan kak ayu tadi. Faza hanya tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Semua sudah bubar. Hanya ada beberapa afganisme yg masih berada disana. Afganisme adalah sebutan bagi para fans afgan termasuk faza. Kak disa dan kak ayu baru saja menaiki taksi masing2 untuk pulang. Faza membuka resleting tasnya lalu merogoh2 isi tas. Dengan cepat ia mendapatkan ponselnya untuk memberitau pak bayu untuk segera menjemputnya. Pak bayu adalah supir faza. Sudah lama sekali pak bayu bekerja dengan keluarga faza. Dari faza masih berumur 4 thn, pak bayu selalu siap mengantarkan faza dan kakaknya kemana pun. Pak bayu sangat mengamati betul perubahan faza dan kakaknya. Faza yg semula hanya bocah ompong dengan dandanan serba abstrak kini telah tumbuh menjadi gadis cantik berjilbab. Ketika faza memasuki bangku smp, org tua faza dipindah tugaskan ke bangkok. Dan mereka harus membawa kedua anak mereka untuk tinggal bersama mereka. Dengan begt faza dan kakaknya harus bersekolah disana. Ketika itu kak rio, kakak faza, sedang merampungkan skripsinya dan tidak mau meninggalkannya. Andai saja waktu itu kak rio menuruti perintah org tuanya untuk tinggal bersama mereka di bangkok. Otomatis kak rio pun harus pindah kuliah di bangkok dan memulai kembali dari awal s1nya. Faza yg saat itu baru memasuki bangku smp. Sedang labil2nya dlm tahap abg (anak baru gede) jadi dia putuskan untuk tetap stay di indonesia bersama kak rio. Org tua mereka pun tidak bisa memaksa kehendak mereka berdua untuk tetap tinggal. Mereka hanya mengiyakan lalu menitipkan kak rio dan faza kepada bi siti, pembantu faza, dan pk bayu, org tua faza oun janji akan kembali ke indonesia dalam waktu enam bulan sekali.
Faza lalu menekan tombol hijau di ponselnya untuk menelfon pak bayu,
"Halo pak bay, jemput sekarang ya" kata faza cepat. Lalu menekan tombol merah diponsel nya untuk mengakhiri panggilan. 15 menit faza menunggu. Akhirnya pk bayu datang. Faza lalu memasuki mobilnya dan mobil itu melaju cepat. Faza memandangi pohon yg berbunga ditepi jalan. Beberapa pengamen jg ada disana, tanpa terasa mobil faza sudah ada di garasi rmhnya, rmh faza dengan rmh afgan memang tidak begt jauh, sama2 di jakarta timur. Paling hanya 30 menit jika lancar. Faza turun dari mobil jazz berwarna putih miliknya. Segera faza memasuki rmhnya, diruang tv faza melihat kak rio sedang menuruni tangga. Faza hanya memandangnya sekilas lalu menghiraukannya dan dengan cepat memasuki kamarnya. Kak rio hanya menggeleng2kan kepala melihat adiknya. Kak rio pun sudah tidak perlu bertanya lg faza darimana. Pasti kak rio sudah tau. Faza melemparkan tasnya ke kasur empuk miliknya. Memandangi langit2 kamarnya. Tiba2 telfon berdering dari ponselnya. Segera faza meraih ponselnya lalu menekan tombol hijau.
"Ya ma?" Katanya.
"apa kabar syg?" Suara mamanya terdengar sangat lembut.
"Mmhhh baik, papa mana ma?"
"Papa mu masih mengerjakan pekerjaannya diruang kerja. Mungkin nanti papa akan menghubungimu selepas pekerjaannya selesai, kamu lg apa syg?"
"Ooohh ok, baru sampe rmh ni mah" ujar faza.
"Hhmmm kebiasaan deh pasti abis dari rmh afgan kan?"
"Hehe iya"
"Ok deh sayang nanti mama telfon lg ya, miss you"
"Miss you too ma salam buat papa ya" tutupnya.
Hari ini sangat melelahkan. Tapi bagi faza rasa melelahkan itu terbayar sudah dgn wajah afgan, dan senyumnya.TO BE CONTINUE, TUNGGU KISAH FAZA DAN AFGAN SELANJUTNYA YA, INI BARU PROLOG, SELANJUTNYA AKAN LEBIH SERU LG. PLEASE KOMEN KALO ADA KEKURANGAN YA, TERIMA KASIH SUDAH MENYEMPATKAN UNTUK MEMBACA :).
YOU ARE READING
Untukmu aku bertahan
RomantikKamu... Aku tak pernah berharap lebih tentangmu. Apapun yg kau lakukan sudah lebih dari cukup bagiku. Kau datang sampai ketitik dimana aku tidak bisa membedakan mana itu mimpi dan mana itu reality. Kau membawa beban, jg sakit yg tak bisa kutahan. Ta...