Part 3

1.3K 124 2
                                    

Hye Mi pov

Matilah aku. Tanganku sudah digenggam Yoongi.

"Aku bukan Hye Mi!" teriakku dan berlari kembali ke mobil.

"Hya! Hya! Tunggu!" teriak Yoongi.

Tanpa sadar, maskerku jatuh. Jantungku berdegup kencang saat di dalam mobil.

"Ketahuan?" wajah Taehyung sudah menempel di kaca mobilku.

"Hya! Kau mengagetkanku!" teriakku.

"Hehehe, mianhae. Gimana?" tanyanya lagi.

"Taehyung, bukan urusanmu!" teriakku dan menancap gas di mobilku.

Aku kembali ke rumahku dan mengganti pakaian. Panas sekali menyamar dengan pakaian seperti ini. Bodoh sekali kamu, Song Hye Mi. Seharusnya, kamu tidak melakukan ini..

2 jam kemudian

Sial, aku ketiduran. Aku turun ke dapur dan mengambil air mineral.

"Sudah bangun?"

"Sudah,"

"Hah?! Yoongi! Kapan kau ada di sini?!" teriakku yang terlambat sadar.

"Sedari tadi." jawab Yoongi datar.

"Ini milikmu?" tanya Yoongi menunjukkan masker tadi.

"A-a-a i-it.."

"Milikmu kan. Jangan mengelak. Apa yang kau lakukan di sana?"

Aku terdiam.

"Jawab aku!" suara Yoongi makin tinggi.

Aku terdiam, lagi.

"Jawab aku, Song Hye Mi!" teriaknya untuk kedua kalinya.

"Ani-yo. Itu mungkin fans BTS lain. Bukan aku." jawabku setelah berpikir cukup matang.

Oke, Yoongi mudah sekali tertipu. Lihat saja raut mukanya itu!

"Apa?! Bagaimana bila dia adalah salah seorang fansku? Dan dia mengetahui bahwa aku memiliki yeoja-chingu baru?!" teriak Yoongi panik.

Aku mulai terdiam. Menjadi seperti batu.

"Memilik yeoja-chingu baru"

Hanya kata - kata itu yang masuk dalam otakku.

"Hei, bodoh. Kenapa bengong?" tanya Yoongi seraya melambai - lambaikan tangan di depan wajahku.

DEG! Aku tersadar.

"Hm. Aku tidak enak badan. Pulanglah." kataku datar.

"Ani! Kau sedang sendirian kan? Eomma dan appamu tugas di Perth kan? Aku ingin menemanimu." tegas Yoongi.

"Hm. Tidur di kamarmu ya." balasku. Yoongi memang sudah berteman denganku dari kecil. Eomma dan appa kami saling membuatkan kamar untuk 2 anak. Hingga kami bisa saling menginap.

Yoongi berjalan ke arahku.

"Kau tidak cemburu kan?" katanya dan menepuk pundakku.

"Mana Mung?!"

"Bercanda."

Candaanya terlalu memancing emosiku. Yoongi naik ke loteng dan memasuki kamarnya. Begitu juga aku.

*esok hari

"Yoongi! Kau mau terlambat?" teriakku yang sudah mengenakan seragam di lantai bawah. Yoongi masih mengenakan kemejanya kemarin. Kancingnya terbuka tidak beraturan. Oh, lihatlah 'abs'nya.

"Ara! Ara! Aku akan ganti pakaian." teriaknya ke arahku.

'Abs'nya hampir musnah lagi. Terlalu banyak makan dan tidur. Tidak seperti Jimin. 'Abs' milik Jimin dapat membuat para yeoja tercengang. 'Chocolate abs'.

"Hey. Ayo berangkat." kata Yoongi mengajakku.

"Ah, ne!" balasku mengikuti langkahnya.

Aku memakai earphoneku sepanjang perjalanan. Jujur, siapa yang mau lagi dekat dengan lelaki yang membuatnya patah hati. Apalagi mendengarnya bicara tentang yeoja-chingunya. Yoongi yang berbicara dari tadia hanya kuhiraukan.

"Aigo. Kau tidak mendengarku?" tegur Yoongi seraya menarik earphone dari telinga.

"Ani. Aku mendengar setiap basa basi dari mulutmu itu."

"Basa - basi?"

"Sudahlah, Min Yoongi. Sebaiknya, kini kita harus menjaga jarak." kataku datar dan meninggalkannya.

Yoongi yang tidak mengerti maksudku, hanya menjawab cepat.

"Oke. Aku akan bersama yeojachinguku. Yeoja sepertimu tidak akan memiliki namjachingu yang baik dan tampan sepertiku!"

"Oh ya? Ayo bertaruh, Min Yoongi!" teriakku.

"Boleh? Apa? Aku akan segera menikah bila kau mendapat namjachingu yang tampan dan baik!" balasnya.

"Ne!" teriakku dan berlari meninggalkannya.

Let's Bet, Min Yoongi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang