tata: bagian 1

22 3 0
                                    

Tata melirik jam tangannya, oh tuhan aku sudah terlambat 1 jam knapa hujan ini tidak berhenti juga. Tata tidak membenci hujan hanya saja tidak di saat seperti ini ktika ia harus segera membuka toko tempat ia bekerja.

Sudah terbayang olehnya wajah bu ani bosnya yang punya temperamen mengagumkan, tata sendiri tidak tau kata apa yang tepat untuk mendeskripsikannya teman-temannya yang bekerja di sana juga tidak..

Tata kembali melirik jam tangannya oh tuhan bisiknya sambil memandang kelangit yang gelap dan suram..
Hei kau yang di atas sana apakah kau sedang marah padaku..? Tata berteriak kearah langit karna sebal, ia di jawab dengan kilat dan petir bersamaan..
Aaaaaakh tata berteriak terkejud dan mundur beberapa langkah kebelakang jelas kau tidak suka di tanya - tanya ucapnya pasrah..

15 menit setelah dialognya dngan langit hujan mulai reda menyisakan gerimis, lagi - lagi tata mlirik jam tngannya haruskah aku pulang saja mngingat ia sudah trlambat selama itu ia pasti akan di marahi habis-habisan.. Tidak..tidak.. Tata menggelengkan kepalanya, apa pun aku harus bkerja ia lalu berlari menerobos gerimis..

*******

Abas melihat kluar dari jendela kaca restoran tempat ia baru saja menghabiskan sarapannya yang kesiangan, hujan deras tak mereda juga sejak setengah jam yang lalu..
Tak banyak orang yang herlalu- lalang mungkin karna hujan, hanya ada beberapa motor dan mobil.. Beberapa pejalan kaki yang nekat menerobos hujan yang deras ini, pasti ada sesuatu yang mendesak pikir abas, dan seorang gadis yang biasa-biasa saja menurut abas berdiri tak jauh dari restoran ini dan bolak balik mlihat jam di tangannya. Dia pasti sedang terburu-buru abas menggelengkan kepalanya tak perduli..

Hujan masih saja turun deras tak ada tanda akan berhenti, dan entah knapa seberapapun abas mencoba untuk tidak memperdulikannya, bayangan gadis yang bolak balik melirik jam di tangan itu terus saja mengganggunya..
Entah knapa abas merasa seperti pernah melihat gadis itu, tapi ia sama sekali tidak mengingatnya.

Penasaran.. Abas beranjak dari tempat duduknya kelur untuk mendekati gadis itu tidak terlalu dekat sampai gadis itu merasakan keberadaannya, tapi cukup dekat untuk bisa mendengar gerutuan sebalnya..
Ia terus memperhatikan gadis itu dan mengingat - ngingat kpan ia pernah bertemu tapi lagi-lagi ia tidak bsa mengingatnya..

Hei kau yang di atas sana apakah kau marah padaku gadis itu berteriak kelangit dengan sebal..
Kemudian gadis itu berteriak kembali kali ini dngan nada terkajut.. Jelas kau tidak suka di tanya-tanya ucapnya pasrah..
Abas melongo lalu mati-matian menahan tawa, setelah ia sadar dari keterkejutannya, gadis ini benar-benar gila pikirnya sambil menggelengkan kepala..

Abas terus memperhatikan, setelah beberapa lama hujan reda dan mnyisakan gerimis..
Gadis itu terlihat brfikir, menggelengkan kepalanya lalu berlari mnerobos gerimis..

Oh tidak.. Ucap abas kesal ia lalu ikut berlari menerobos gerimis dan mngikutinya diam-diam..

*****

Ini pengalaman pertamaku menulis, biasanya sih aku cuma baca dan baca aja.. Ceritanya bagus gx.. Pasti bnyak yang kurang ya..
Kritik dan sarannya ku perlukan saat ini jangan ragu buat coment ya..

Zm
****

TataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang