17

2.8K 233 0
                                    

17

"Hai."

Aku menoleh. Rio. Ia menghampiriku. Ternyata aku masih terliat olehnya. Aku kira aku tertutupi oleh kaca berdebu hitam tebal sehingga tak terlihat olehnya.

"Gimana kuliahmu? Berjalan baik kan?"

"Tentu. Kamu?"

Dia mengangguk dan tersenyum.

Ia mengusap rambutku dengan lembut. Membiarkan kepalaku untuk bertopang di bahunya. Ada apa ini? Mengapa perasaanku tidak enak.

"Lepaskan saja semua kepenatanmu, sayang."

Dia berucap kata yang mengganjal bagiku. Ada apa ini? Aku tak ingin dia mengakhiri hubungan begitu saja.

Semoga dugaanku kali ini salah lagi.

"Kuliahmu benar berjalan baik kan, tanpa ada aku kemarin?"

Aku hanya mengangguk. Tak ingin bicara terlalu banyak. Sepatah dua patah kata atau anggukan dan gelengan rupanya sudah lebih dari cukup untuk jawabanku atas pertanyaan-pertanyaannya.

"Lalu. Jika aku tak lagi hadir di sisimu, semua tetap berjalan baik-baik saja, kan?"

Feel(er)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang