Jam sudah menunjukkan pukul 08.30 WIB. Aku harus bergegas, kalau tidak nanti aku terlambat, padahal cafe kemarin kutinggal masih dalam keadaan kacau balau. Arrghhh ini salahku, semalam aku nonton Drama Korea yang baru dipinjami oleh temanku. Aku harus menelpon Kak Marco agar dia paling tidak sudah bersih-bersih duluan.
"Halo...." sapaku setelah telpon tersambung "Ada apa Dira?" Jawab Kak Marco di seberang telepon. "Kak, maafkan aku, kau bisa bersih2 sendirian terlebih dulu? Aku mungkin akan terlambat. Maaf...." pintaku memelas. "Oke.... tapi sebelum kau sampai di sini mampirlah untuk beli serabi, aku belum sarapan" "IYA, baikkkk!" Aku terlalu bersemangat dalam menjawab. Hufthhhhh, paling tidak beban di hatiku terangkat sedikit.
"Cafe Q" itu adalah tempat dimana aku bekerja setahun belakangan ini. Cafe ini kami kelola bertiga, ada Kak Marco, Ardi dan juga aku. Kak Marco adalah pemilik sekaligus barista di Cafe ini, dia tinggal di lantai dua di atas cafe. Sedangkan Ardi dan aku hanyalah karyawan biasa yang masih belum dapat spesifikasi dalam hal meracik kopi. Pekerjaan kami seperti halnya pelayan pada umumnya hanya saja merangkap juga sebagai kasir, cleaning service, kuli angkut barang jika stok kopi datang dan juga menjadi koki untuk membuat snack ala kadarnya untuk teman minum kopi.
Cafe ini bukanlah cafe yang besar, itulah mengapa pemiliknya memangkas budget dengan mengoptimalkan kerja kami, setidaknya itulah bahasa yang digunakan Kak Marco, ketika kami ingin ada tambahan karyawan satu orang lagi paling tidak untuk kasir. Apa boleh buat, cafe sudah berjalan hingga satu tahun dan kami mulai terbiasa dengan ritme kerja yang seperti ini.
Yang membuatku betah di sini adalah aku menyukai kopi, aromanya menenangkan, rasanya juga enak, bisa dipadu padankan dengan berbagai bahan lain dan rasanya tidak hilang tapi semakin menambah beragam citarasanya. Aku ingin suatu saat aku pun bisa memiliki spesifikasi sebagai barista.
9 to 3 adalah shift kerjaku di Cafe Q. Cafe memang buka dari jam 9 pagi hingga 9 malam, tapi karena aku seorang gadis Kak Marco selaku bos memberiku kelonggaran, jadi shiftku selesai sampai jam 3. Sedangkan Ardi memulai shift di jam 12 siang, dia harus membantu orangtuanya untuk mengirimkan sayuran dulu, dan shiftnya berakhir di jam 9 malam.
Dari jam 9 pagi hingga jam 3 sore ada banyak hal yang kutemui di cafe, baik pelanggan yang unik, rewel, baik hati (karena membawakan kami oleh2. Heheheh) pokoknya beragam. Ada cerita bahagia, sedih dan mencekam. Kami bertiga bahkan sering terhanyut dengan suasana yang tercipta.
Kami bukan psikiater, yang bisa memberi solusi pada anda, kami hanya bisa mendengarkan cerita anda sembari memberi kehangatan yang khas dari kopi racikan istimewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 to 3
General FictionKisah mengenai kehidupan yang silih berganti baik masalah ataupun orang yang mengalaminya. Aku Dira, seorang gadis yang bekerja di sebuah Cafe tak bisa acuh dengan berbagai kejadian yang menimpa pelanggan kami. Mereka berkeluh kesah pada kami, pada...