"Baik, pelajaran kita cukup sampai disini dulu. Kalian boleh beristirahat sekarang."
Inoo segera berjalan menuju atap sekolah dengan membawa bekalnya. Seperti biasa, dia akan makan bekalnya disana dan tidur untuk menghabiskan waktu istirahat yang dirasanya cukup lama. Tak lupa ia membawa notes kecil yang selalu dibawanya kemanapun dia pergi karena... Yah, kalian sudah tahu pasti memori jangka pendek yang diidapnya membuat Inoo akan melupakan semuanya ketika dia bangun tidur. Itulah sebabnya mengapa ia selalu membawa notes itu yang berisi catatan tentang hal-hal yang penting baginya. Inoo tak pernah memperlihatkan 'kelainan'-nya itu pada teman-temannya, karena baginya, hal seperti itu bisa meruntuhkan reputasi kepopulerannya.
Tapi tanpa disadarinya, ada salah seorang teman sekelasnya -Yabu Kota- mengetahuinya. Dan parahnya, anak itu menyukai Inoo yang sangat jauh berbeda dengannya.
Hmm... Yabu Kota bisa dibilang seperti berbanding terbalik dengan Inoo Kei. Jika Inoo rangking pertama di kelas itu, maka Yabu juga rangking pertama -dari urutan terbawah- di kelas itu. Wajahnya -sebenarnya- cukup tampan, hanya saja dandanannya yang acak-acakan dan cenderung urakan itu menutupi ketampanannya. Matanya tajam serupa onyx dan akan tertutup gundukan pipinya ketika dia tersenyum. Manis sekali. Dan jangan lupa, dia sudah di-cap sebagai troublemaker di sekolah tersebut. Jadi, walaupun wajahnya bisa dibilang sempurna, jangan heran ada beberapa siswa yang tak begitu suka bergaul dengannya.
Siang itu, Yabu membuntuti Inoo ke atap sekolah -tentu saja tanpa sepengetahuan Inoo- dan menunggu hingga Inoo tertidur. Ia akan melaksanakan rencananya hari ini.
Dan ya, Yabu melihat Inoo mulai membaringkan tubuhnya di bangku dam memejamkan matanya. Ia berani bertaruh bahwa lima menit kemudian, Inoo sudah tertidur lelap.
Lima menit kemudian....
"Kei-chan... Kei-chan, ikou..."
Mata Inoo membuka, hatinya sedikit kesal. Siapa sih yang iseng membangunkanku? Matanya mengerjap sedikit, berusaha mengembalikan fokusnya. Dan... Tepat di hadapannya saat ini, Yabu Kota tengah tersenyum lebar padanya.
"Oh, Yabu-kun. Nande?" tanyanya dengan suara sedikit serak -karena ia baru saja bangun tidur, tentu saja-.
Yabu mengerucutkan bibirnya. "Nani? 'Yabu-kun'? Begitukah caramu memanggil pacarmu, huh?"
Inoo menggaruk kepalanya yang tak gatal. Pacar? Sejak kapan aku berpacaran denganmu?
"Aku... Sama sekali tak ingat jika kita berpacaran," ucap Inoo jujur.
"Jahatnya kau melupakanku. Padahal tadi kau sudah bilang bahwa kau mencintaiku dan kita akan selalu bersama," rajuk Yabu sambil berpura-pura hendak menangis. Dalam hati ia terbahak melihat ekspresi Inoo yang tadinya tak percaya berubah menjadi agak panik. Yatta! Lihat, rencanaku sukses besar!
"Eh?"
Inoo segera membuka notes kecil yang dibawanya dan keningnya berkerut. Tidak ada satupun catatannya yang mengatakan bahwa Yabu Kota adalah pacarnya. Tapi, kenapa Yabu terlihat sangat meyakinkan?
Dengan lirih ia berkata, "Demo, di notes-ku tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa kau pacarku."
"Eh? Notes apa?" tanya Yabu kebingungan. Tentu saja, tak ada yang tahu menahu mengenai notes kecil Inoo itu.
Inoo menunjukkan notes itu pada Yabu. "Aku selalu mencatat hal-hal penting bagiku di notes ini, karena... Yah, kalau kau memang pacarku, kau pasti tahu kelainanku bukan?" jelasnya.
Yabu tersenyum. "Aku mengerti." Dan secepat kilat, notes itu telah berpindah tangan. Yabu dengan santainya menulis 'Yabu Kota, pacarku' di notes milik Inoo itu. "Agar kau tak lagi melupakanku," ucapnya sambil mengembalikan notes itu.