Cerita sebelumnya...
*** FLASHBACK ***
"Sayang sekali Inoo-chan... Kenapa kau menerimanya?"
"Unn. Padahal, Takaki 'kan pernah memintamu untuk jadi pacarnya. Eh, kau malah memilih Yabu."
"Aku harap kau masih waras, Inoo-chan."
"Ne, maksudmu aku sudah gila, begitu?"
"Tentu saja! Kau pasti sudah gila mau menerima Yabu sebagai pacarmu. Kau ini pintar, dan lagi kau ini sangat populer. Demo, Yabu? Seperti langit dan bumi saja denganmu."
"Bandingkan dengan Takaki. Yah, walaupun harus kuakui wajahnya sedikit seram, setidaknya ia selevel denganmu! Ia juga pandai -walaupun tak sepandai kau tentunya- dan ia cukup populer, desho? Memang, Yabu juga populer, tapi ia populer karena keburukannya! Apa kau tak cemas reputasimu jatuh?"
"Dan lagi, apa kau tidak takut berpacaran dengan troublemaker seperti dia?"
"Hm, kalian memang benar. Terkadang terlihat tak masuk akal jika aku dan Kou bisa berpacaran."
"Nah, kau akhirnya mengakuinya juga, desho?"
"Demo... Aku tak mau peduli. Bukankah cinta tak mengenal logika, tak mengenal pantas atau tidak. Aku mencintai Kou seperti dia adanya -walaupun banyak yang berkata kami tak pantas bersama- aku tak mau menuntutnya untuk banyak berubah. Aku tahu dia akan berubah dengan kesadarannya sendiri tanpa perlu kuminta. Ia akan jadi lebih baik dari sekarang, dan itu hanya masalah waktu saja."
"Jadi, kau sadar 'kan jika Yabu tak pantas untukmu? Tapi kau bertahan dengan alasan kau mencintainya!"
"Tentu saja. Ne, dia bukannya tak pantas untukku, dia justru yang terbaik bagiku!"
*** END OF FLASHBACK ***
Yabu menggaruk kepalanya yang tak gatal. Jadi, aku kemarin hanya salah paham.
"Jadi...?"
"Kau tetap pacarku," potong Yabu, bahkan sebelum Inoo menyelesaikan pertanyaannya.
"Makanya, lain kali, kalau hendak mencuri dengar, dengarkan sampai akhir supaya tidak ada salah paham," ucap Inoo.
"Mana mungkin aku kuat mendengar sampai akhir. Kemarin hatiku terlanjur sakit mendengar kata-katamu. Jadi aku segera pergi," jelas Yabu dengan nada polos.
"Baka!"
"Tapi kau suka, 'kan?"
Tangan Inoo terangkat, mendaratkan cubitan di bahu kekasihnya. Tapi Yabu segera menangkap lengan Inoo dan menariknya ke pelukan. Pada akhirnya, ia hanya pasrah dan menikmati pelukan dari pria jangkung yang berstatus kekasihnya-lagi-itu.
"Umm... Kou..." panggil Inoo sambil mendongak, menatap wajah sang pemilik nama yang memang berpostur lebih tinggi darinya.
"Nani ka?" tanya Yabu tanpa melepaskan lengannya yang melingkari tubuh kekasih.
"Kenapa hari ini... Uhm, kau... Terlihat lain?" tanya Inoo.
Alis Yabu terangkat, mimiknya tampak bingung. "Lain bagaimana? Bukannya biasa saja?"
"Ano... Maksudku, kenapa kau terlihat lebih... Tampan," jelas Inoo sambil menunduk, menyembunyikan wajahnya yang sudah tampak seperti kepiting rebus.
Tawa Yabu meledak seketika. "Kau makin jatuh cinta padaku, ya?"
Cubitan kembali mendarat di bahu Yabu yang masih terbahak, kali ini lebih keras dari sebelumnya. "Aku serius!"
