Satu

37 2 0
                                    

Bunga bingung harus apa.

Perasaan ini sudah makin membuncah memenuhi rongga hatinya. Ia tidak bisa menahannya lagi.

Tapi, bagaimana cara Bunga untuk menyampaikannya? Bunga takut. Bunga tidak siap.

Oh, ngomong-ngomong, saat ini jantung Bunga tengah berdentum keras karena seseorang.

Dua kata. Ah ya, jatuh cinta.

Bunga memang tengah jatuh cinta dengan salah seorang siswa di sekolahnya. Si cowok ini adalah orang yang cukup populer. Fansnya banyak. Maka dari itu, Bunga takut.

Alif, namanya. Orang yang menjadi permasalahan Bunga belakangan ini.

Alif adalah salah satu teman sekelas Bunga. Ia sudah sekelas selama kurang lebih setahun. Cowok itu kelewat dingin, atau mungkin sok dingin, juga kelewat pintar. Di kelas pun ia irit bicara. Tapi entah mengapa Bunga bisa kepincut dengannya.

Bunga hanya merasa saat tak sengaja bertubrukan pandangan, ia menemukan sesuatu. Sesuatu yang dengan pasnya mengisi relung hati Bunga.

Bunga ingin mengungkapkannya. Bunga tak tahan lagi. Kalimat 'Alif, aku jatuh cinta sama kamu.'-lah yang ingin Bunga utarakan. Namun, lagi-lagi sesuatu menahannya. Bagaimana jika Alif tak memiliki perasaan yang sama? Bagaimana jika Alif malah menganggapnya aneh?

Bunga hanya takut gara-gara dirinya Alif malah menjauh.

Tapi semakin lama menahannya juga tak baik.

Bunga meminta saran pada Rena, sahabatnya yang selama ini menjadi tempat sampah semua curhatan baper seorang Bunga.

Dan Rena hanya mengatakan, "Ya tinggal diungkapin aja, apa susahnya sih?"

Bunga menggeram. Susah lah, Ren. Kalo orangnya kakak kelas tidak apa, tapi ini satu kelas. Kuulangi, satu kelas!

Bunga menghirup udara yang mengandung aroma tanah basah dan menghembuskannya perlahan. Saat itu memang habis hujan, dan Bunga suka itu. Disumpalkannya earphone di kedua telinganya. Ia butuh ketenangan untuk berpikir bagaimana solusi permasalahannya ini.

Tiba-tiba sesuatu menarik perhatian Bunga. Seseorang dengan kostum karakter Disney, Mickey Mouse tengah melakukan sulap di seberang jalan. Orang itu dengan mudahnya menarik seluruh perhatian orang di sana. Bunga mengernyit.

Aha! Ia menemukan ide!

***

Rena menatap sesuatu di hadapannya dengan kaget.

Ini Hari Minggu, dimana ia akan menghabiskan waktu di depan televisi untuk menonton drama Korea sepanjang hari. Tapi, tanpa ada hujan ataupun angin, Bunga tiba-tiba datang dengan menenteng sesuatu tak lupa dengan cengiran terukir di bibirnya.

"Ini buat apa, Bunga? Kenapa lo bawa benda segede gaban gini ke rumah gue disaat gue mau bersantai?"

Bunga merengut mendengar celotehan Rena. Ia lantas berbicara, "Gue sekarang punya cara buat ngungkapin ke dia." Gadis itu tersenyum penuh rencana.

Rena mengernyit. Mengungkapkan-oh! Rena tahu sekarang. Tapi, ia berpikir, apakah ini tidak terlalu memalukan?

"Lo serius? Gimana caranya?"

"Lo nggak nyuruh gue masuk dulu?" Seketika Rena menepuk dahinya dan segera membiarkan sahabatnya itu masuk.

Sesampainya di kamar Rena, gadis itu buru-buru menarik Bunga duduk, tak sabar mendengarkan rencana Bunga.

"So, gimana caranya lo mau ngungkapin?" Tanya Rena. Bunga hanya menanggapinya dengan santai. Bahkan tangannya dengan bebas memyomot cemilan di atas nakas Rena.

"Bunga! Jawab gue!"

"Ya seperti yang lo lihat. Gue bakal pake itu buat ngungkapin ke dia. Itu berguna buat nutupin muka gue yang pasti akan kayak bokong monyet saking merahnya."

Rena terbahak mendengar penuturan Bunga. Gadis itu memang memiliki sesuatu yang tak terduga di kepalanya.

"Astaga, Bunga ... lo serius? Apa nggak malu-maluin?" Bunga seketika menggeleng keras.

"Gue serius! Nah, daripada lo gabut di rumah gini, mending temenin gue cari hadiah buat misi besok." Walaupun mengeluh, Rena tetap mengambil cardigan miliknya dan mengikuti Bunga yang sudah berjalan duluan.

Rena mengembuskan napas lelah.

Bunga repot, Rena juga ikut repot.













Note :

Hai! Welcome to part 1! Oke, aku rada nggak pede ngepost. Tapi, mohon apresiasinya ya. Terimakasih.

Salam manis,

Laila Khaerani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 23, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BungaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang