promise

318 36 9
                                    


Zhang yixing,itulah nama seorang pria yang 1 tahun lalu begitu tersakiti oleh gadis yang bahkan berusia 2 tahun lebih muda darinya. Benarkah yixing secengeng itu?hingga ia terus menangis dikamarnya kala bayangan gadis itu terus muncul di benaknya setelah kata kata itu keluar dari mulutnya. Dari mulut seorang gadis manis,yang yixing kira tak akan meninggalkannya begitu saja.

Siapa lagi jika bukan lee jieun,seorang gadis yang selama ini telah menyakiti yixing. Selalu bertemu namun tak pernah ada perbincangan ataupun senyuman ramah. Yixing membencinya,namun masih tertanam dihatinya rasa cinta yang dapat mengalahkan rasa bencinya,ya..yixing masih mencintainya.

Tanpa sengaja bertemu dikantin sekolah,itu selalu terjadi. Namun kali ini yixing ingin mengatakan sesuatu.
"Tunggu..jieun!"
Memanggil namanya setelah begitu lama tak pernah memanggil nama itu.
Jieun menoleh pada yixing.
"Bolehkah aku bertanya?"
Jieun mengerutkan keningnya,namun akhirnya kembali normal dan mengangguk.
"Bisakah kita seperti dulu?"
Keningnya kembali mengerut,semua mata tertuju pada mereka,banyak yang berbisik bahwa jieun sangat beruntung dapat berbicara dengan sunbae setampan dia,sunbae yang duduk di kelas 3,sementara jieun masih dikelas 1.
Jieun berlalu setelah semakin banyak yang membicarakannya,yixing sangat kesal.
"Apa yang kalian bicarakan?dia dulu kekasihku..memangnya kenapa??!!"
Berteriak begitu kesal,hingga membuat semua tak percaya karena kata katanya barusan.

Haruskah seperti ini terus?
Yixing kesal pada keadaan ini,kenapa harus dulu mereka bersama,kenapa disaat jieun duduk di kelas 3 sekolah menengah pertama dan yixing di kelas 2 sekolah menengah akhir?kenapa waktu itu?kenapa tidak sekarang dimana mereka dapat menghabiskan waktu bersama lebih lama.
Yixing benci semua ini.
"Aargghh...!!"
Berteriak kesal setelah bayangan jieun muncul kembali.
"Jangan berteriak seperti itu!"
Yixing menoleh pada seseorang yang ternyata adalah minseok,sahabatnya sejak lama.
"Minseok.."
Minseok tersenyum lalu duduk di sampingnya.
"Kalau kau terus berteriak seperti itu,kau pulang saja ke china.."
Sindir minseok membuat yixing ingat kejadian dulu,saat ia berkelahi dengan temannya,lalu ayahnya mengatakan akan mengembalikkan yixing ke china. Tentu yixing tak mau,karena ada jieun disini.
"hari ini sangat menyebalkan.."
Ucap yixing sedikit lesu. Minseok memandang mentari senja yang akan segera tenggelam. Membuat minseok tak setuju pada kata kata yixing barusan.
"Hari ini indah kawan,kau jangan berkata seperti itu!"
"Tidak bagiku!"
Ucap yixing kesal. Membuat minseok menghebuskan nafas panjang.

Malam ini yixing masih termenung. Ia berdiri di depan jendela kamarnya,menatap langit malam yang dihiasi hanya sedikit bintang,yixing tahu apa penyebabnya,karena dibawah sini sudah terang oleh lampu lampu rumah.
Padahal yixing sangat menyukai bintang.

Klek..
Pintu kamar terbuka,membuat Yixing menoleh pada sosok pria paruh baya yang berdiri di ambang pintu, siapa lagi jika bukan ayahnya.
"Nak,ayo cepat makan!"
"Sebentar ayah,aku ingin melihat bintang dulu"
Jawabnya seraya memandang kembali bintang bintang dilangit.
"Cepatlah,sebelum ayah mengembalikanmu ke china"
Sedikit tertawa diakhir kalimatnya membuat yixing tahu bahwa ayahnya sedang bercanda.
"Ayah bisakah kau mengganti leluconmu?"
Ucap yixing sambil tersenyum.
"Tapi ayah tidak bercanda.."
Sedikit serius,membuat yixing menatapnya begitu terkejut.
"Akting mu bagus ayah!"
Ucap yixing diakhiri tawa yang dibuat buat.
"Nak,ayah memang akan mengembalikanmu ke china 3 hari lagi"
"Memangnya kenapa ayah?"
"Nenekmu membutuhkan bantuan,akhir akhir ini ia sering sakit. Ia sangat membutuhkanmu dan ibumu. Dan juga kini ayah memiliki pekerjaan yang tak menetap,yang membuat ayah akan perpindah pindah tempat setiap 1 bulan sekali."
Ternyata tawa di akhir kalimatnya tadi hanya untuk menghilangkan kegugupannya untuk mengatakan ini pada yixing.
"Tapi ayah,aku sudah kelas 3 sekolah menengah akhir,sebentar lagi aku akan lulus.."
"Kau kan bisa meneruskannya dichina"
Sebenarnya yixing hanya ingin lebih lama dengan jieun dan juga sahabatnya,minseok.

Makan siang bersama dengan minseok dikantin sekolah,mungkin ini yang terakhir kalinya bagi yixing.
"Kau kenapa?seperti orang yang kebingungan"
"Minseok,lusa aku akan pergi dari sini,aku akan pulang kechina."
Bagi yixing sangat berat untuk melakukan itu.
Jus mangga yang telah berada ditenggorokan minseok hampir saja ia keluarkan,ini sangat mengejutkan.
"Kawan,kemarin aku hanya bercanda. Kau boleh berteriak sepuasnya di korea tanpa harus pulang ke china.."
Ucap minseok dengan wajah memelas agar yixing tak pulang kechina.
"Aku juga tidak ingin ini terjadi minseok,aku tak ingin meninggalkan korea."
Minseok menunduk,di wajahnya terlihat jelas bahwa ia sangat kecewa.
"Minseok,terimakasih telah menjadi sahabat baikku selama aku disini,aku berjanji tak akan melupakanmu. Bila ada kesempatan ayo kita bertemu.."
Ucap yixing sambil tersenyum,padahal ia juga sangat kecewa.
Minseok ikut tersenyum lalu memukul pelan dada yixing.
"Kau harus tepati janjimu untuk tak melupakanku!"
Yixing mengangguk seraya tersenyum.

***

"Sampai jumpa yixing,semoga kau senang berada di cina"
"Ne,terimakasih songsaengnim"
Yixing membungkukkan badannya sebelum akhirnya pergi berlalu. Kini ia sudah resmi bukan murid sekolah itu lagi,sekolah yang mempertemukannya dengan minseok.
Besok ia akan pulang kechina,rasanya waktu berjalan begitu cepat.

Yixing berjalan di tepian danau. Danau inilah yang menjadi saksi bisu terjalinnya hubungan yixing dan jieun. Rasanya sangat manis,lebih manis dari apapun.
"Aku mencintaimu,jieun"
Ucapnya seraya menatap air danau yang begitu tenang.
"Oppa.."
Suara seorang gadis yang yixing kenal,segera yixing menoleh pada sumber suara dan berhasil menatap jieun yang sedang berdiri dibelakangnya sambil menatapnya.
"Jieun.."
Yixing berjalan mendekat pada jieun.
Tangannya berhasil menggenggam tangan putih milik jieun.
"Mianhe oppa.."
Yixing segera memeluk jieun,ia tak mau jieun pergi lagi,ia tak mau kehilangan jieun lagi.
"Untuk pertanyaanmu saat itu,aku akan jawab sekarang. Mari kita menjadi seperti dulu oppa,dekat seperti dulu,dan juga saling menyayangi..aku tak akan meninggalkanmu seperti dulu oppa.."
Kata kata itu berhasil jieun ucapkan dengan senyuman manisnya,namun hanya membuat yixing menangis,benarkah ia menangis saat memeluk jieun,benarkah?
Yixing semakin mempererat pelukannya,berharap jieun tak melihat ia menangis.
"Oppa..kau baik baik saja?"
"Aku baik baik saja.."
Jawab yixing dengan suara serak khas orang yang sedang menangis.
"Oppa.."
"Mianhe jieun..aku tak bisa lebih lama denganmu.."
"Maksud oppa apa?"
"Aku memang ingin seperti dulu,aku ingin kita bersama seperti dulu,tapi besok aku akan pulang ke china..aku akan meninggalkan korea. Sangat kecil kemungkinan untuk aku kembali ke korea."
Jieun tersentak kaget,nafasnya serasa begitu sesak mendengar kata kata yixing. Inilah yang jieun takutkan dari dulu,ia sangat takut akan hal ini.
"Jieun mianhe.."
"Oppa..tak apa kau pergi ke china,asalkan kau harus berjanji tak akan pernah melupakanku. Dan,mari kita bertemu lagi disini..kita harus bertemu lagi disini!"
"Jieun..."
"Aku juga tak akan melupakanmu,dan tak akan berpaling darimu.."
Yixing melepaskan pelukannya,lalu tersenyum pada jieun.
"Janji?"
"Janji!"

Mereka pun tersenyum dibawah langit senja. Mereka akan menyatu lagi,itu sangat pasti.

End

PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang