Part 1: DEPARTURE

7.2K 324 27
                                    

SEHARUSNYA DIA MATI...

JIKA BUKAN KARENA GADIS ITU...

+++++

Namaku Budi Ramadan, dan yah bisa dibilang aku (mungkin) orang paling nista di kelompok Underground Bullet.

Siapa yang belum punya partner? Aku.

Siapa yang paling tua disini? Aku.

Siapa yang paling sering luka parah? Aku.

Bahkan Ren saja kalah banyak dibandingkan diriku, kalah di jumlah luka sih.

Umurku sudah 18 tahun, dan bisa dibilang kamilah yang menjadi penerus grup UB generasi kedua. Generasi pertama? Kalian bisa baca nanti di seri setelah ini. Si authorku yang baik dan budiman ini sedang membuat seri UB versi -00. Nah di cerita itu dia bakalan ngebocorin sedikit soal UB generasi pertama dan menceritakan latar belakang kami semua.

Loh, kok jadi promosi ya? Salahkan authornya ya jangan aku!

Omong-omong, aku baru selesai dari pemulihan luka kasus sebelumnya dan aku disodori kasus lagi.

Permintaan untuk menyelesaikan sebuah kasus selalu datang via e-mail. Kebanyakan kasus belum muncul ke permukaan. Dalam artian lain, belum diketahui media dan masyarakat.

Pintu kamarku terbuka dan menampakkan Ren serta Roni yang berdiri di ambangnya.

"Ada apa?" tanyaku.

"Apa ada kasus lagi?" tanya Ren.

Aku menggelengkan kepala. "Untuk kalian sementara ini belum ada misi."

Keduanya menghela napas sedih, lalu kembali menatapku.

"Kau sendiri?" tanya Roni.

Aku tersenyum tipis.

"Aku disodori sebuah kasus penting. Jangan kaget jika aku pulang tinggal namaku saja." ucapku dengan nada pelan.

+++++

For: Underground Bullet
From: Black Hoodie

Budi, ada kasus khusus untukmu. Bagi anggota UB yang lain, istirahat saja. Detail kasusnya akan dikirim tengah malam ini sekaligus tiket pesawat untukmu. Waktu misimu sekitar dua minggu. Berhati-hatilah, misi ini lumayan berat.

P.S jangan beritahukan hal ini pada anggota lain, usahakan berangkat tengah malam.

Aku kembali membaca e-mail itu. Deretan kalimat ini masih membayang di kepala, membuatku takjub sekaligus heran. Baru kali ini, aku diberi kasus seperti ini. Apa sebegitu beratnya kah? Sampai tidak boleh diberitahukan pada anggota lain.

Roni dan Ren merengek-rengek padaku saat makan malam tadi. Keduanya memaksaku untuk memberi tahu soal kasus yang diberikan padaku. Untungnya aku selalu punya jurus ampuh untuk berkelit dari keduanya.

TRING!

E-mail yang kutunggu akhirnya sampai, tiket pesawat online dan detail misi itu tertera jelas di layar laptopku.

For: Budi Ramadan
From: Black Hoodie

Budi, kali ini misimu berpusat di sebuah tempat di pulau Kalimantan. Tempat itu adalah hutan rimba yang belum dijelajahi manusia. Hutan di sana memudahkan seorang bandar narkoba bernama Don Buos, memasok dan menyebar narkoba buatannya. Berhati-hatilah, Don memiliki sepasukan bawahan yang siap untuk memusnahkan siapapun yang masuk ke wilayahnya.

Budi, siapkan perlengkapan di daftar ini dan segeralah berangkat. Sekali lagi, jangan beritahu siapapun.

+++++

The Forest Of Crime (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang