Chapter 15

18.8K 1K 10
                                    

Hari ini di rumah Ferdinand sedang ramai,tapi bukan ramai karena ada pesta pernikahan Ali dan Prilly tapi ramai karena semua sedang berduka.

Tak ada yg menyangka semua akan seperti ini seharusnya hari ini adalah hari bahagia Ali dan Prilly namun takdir berkata lain,hari ini seharusnya Ali dan Prilly bahagia duduk di pelaminan namun kenyataannya berbeda hari ini bukan pelaminan yg nampak di rumah ini melainkan pembaringan yg sedang di kelilingi orang orang yg berduka.Bukan tawa yang terdengar di rumah ini,tapi justru tangisan duka yg menggema.Ketika kita merencanakan sesuatu dgn seindah dan serapi apapun jika Allah sudah berkehendak maka yg indah pun akan sirna dgn duka.Namun Allah akan selalu menyelipkan kebahagiaan di setiap cobaan Nya.

"Li,kamu harus kuat dan ikhlas jangan tangisi yg sudah tiada"Ucap Resi.

"Aalii..ga sanggup mah"Jawab Ali yg duduk dgn pasrah sambil meneteskan air matanya .

"Kamu pasti bisa dan harus bisa,ini sudah kehendak Allah Li,kita tidak bisa berbuat apa apa,sabar..."Ucap Resi sambil mengusap punggung Ali.

"Ayo..kita ke pemakaman,sdh tidak.ada yg ditunggu "Ucap Ferdi.

Dengan gontai Ali berjalan ke luar rumah bersama Raja,Dinda jg yg lainnya.

Jenazah pun di masukkan ke dalam mobil jenazah,diiringi dgn mobil sanak saudara yg mengantar ke pemakaman.

Sesampainya di pemakaman Ali dan yg lain berusaha tegar untuk mengikhlaskan jenazah yg sudah siap untuk di masukkan ke liang lahat .

Ketika jenazah sudah tertutup tanah merah yg bertaburan bunga tubuh Ali melemas.

"Sayang...kamu yg tenang disana yaa"Ucap Ali sambil mencium nisan yg sudah tertancap di gundukan tanah tersebut.

Mereka bergantian mencium nisan tersebut untuk mengucpkan ucapan terakhir.Tidak ada yg bisa menahan air mata saat mengatakan ucapan ucapan terakhir .Tak akan ada lagi tawa dan canda yg biasanya selalu menghiasi hari hari mereka.

Tiba tiba Ali mendapatkan telpon dr rumah sakit.

Apa dok?baik dok saya akan segera ke rumah sakit.

"Mah,pah dan semuanya Ali harus ke rumah sakit sekarang jg"Ucap Ali tergesa gesa meninggalkan pemakaman lalu menancap gas mobilnya.

"Sayaang...kamu sudah sadar?Alhamdulillah Ya Allah..terimakasih"Ucap Ali sambil mencium kening Prilly yg masih di perban.

"Iyaa Li..aku sudah sadar..maksih Li selama ini kamu selalu ada di samping aku,kamu selalu nguatin aku"Jawab Prilly dgn air mata yg mengalir di pipinya.

"Sttt...berapa kali aku bilang kamu ga perlu bilang maksih sama aku,itu udh tugas aku dan kita harus saling melengkapi"Ucap Ali sambil menghapus air mata Prilly.

Dr.Fadli pun datang dgn seorang suster.

"Li,saya ada berita bahagia untuk kalian"Ucap Dr.Fadli sambil tersenyum.

"Apa dok?apa ini menyangkut keadaan Prilly?"Jawab Ali dgn antusias.

"Ini benar benar diluar dugaan dan ini adalah mukzijat dr Allah SWT.Prilly dinyatakan sembuh dari kanker otaknya,dan sekarang kondisi Prilly benar benar sehat hanya saja butuh waktu istirahat untuk pemulihan"Jelas Dr.Fadli.

"Apa dok?ini serius?Alhamdulillah Ya Allah..Sayang ....kamu udah sembuh "Ucap Ali bahagia.

"Iya Li..saya sudah memeriksa Prilly..ini adalah mukzijat dan berkat kekuatan cinta kalian,yasudah saya permisi dulu yaa"Ucap dokter sambil menepuk punggung Ali dan tersenyum.

"Terimakasih dok"Ucap Prilly melengkungkan senyumnya.

"Terimakasih yaa dok"Tambah Ali.

"Saya hanya sebagai perantara Allah "Jawab Dr.Fadli lalu pergi meninggalkan ruangan itu bersama suster.

Cinta Di Sanggar TariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang