Part II - The Trio

59 9 10
                                    

{ Random Street ; 00:24 }

"Wonwoo-ya!!"

Kegembiraan mengisi diri Ji Young saat melihat teman masa kecilnya yang telah terpisah nyaris sepuluh tahun dengannya. Wajah Wonwoo tidak berubah banyak, sebab itu Ji Young dapat mengenalinya dengan mudah. Plus, akhir-akhir ini nama dan wajah Jeon Wonwoo tersiar dimana-mana.

Wonwoo membiarkan gadis itu memeluk tubuhnya erat, sama seperti dulu. Ekspresi kagetnya masih terpampang, namun perlahan tangannya menepuk-nepuk kepala Ji Young yang setara dengan pundaknya, pelan. "Kau tidak berubah, Ji Young-ah." Tawa kecil kemudian terlontar dari bibirnya.

Baru sadar akan apa yang ia lakukan, Ji Young melepaskan pelukannya dari Wonwoo dengan sedikit rasa malu. "Maaf, aku.. reflek."

Wonwoo mengangkat bahu. Jelas sekali ia tidak pernah keberatan dengan dipeluk. Terutama oleh seorang gadis.

Eh.

"Sedang apa kau malam-malam begini?" Tanya Wonwoo.

"Aku hendak pulang, sebenarnya--kau?"

"Aku baru saja mengambil uang dan ingin minum sebentar."

Wajah Ji Young tampak lebih cerah setelah mendengar jawaban Wonwoo. Cengiran lebarnya seolah belum ingin beranjak sejak pertama kali melihat sosok pemuda berjaket biru jeans di hadapannya ini. "Boleh aku ikut?"

Wonwoo menganggap pertanyaan Ji Young sebagai pintu gerbang menuju nostalgia masa kecil keduanya bersama seorang rekan lain sewaktu masih duduk di bangku sekolah dulu. "Kau tahu kalau aku tidak bisa bilang 'tidak' padamu, Ji Young-ah."

----------

{ Bar - 00: 30 }

Mingyu menuangkan sedikit bir dari botolnya ke gelas, kemudian mengesap sedikit dari gelas tersebut. Desahan nikmat kemudian lolos dari bibirnya, terkadang bir memang cocok menjadi teman untuk mengisi malam sepinya. Lebih cocok ketimbang Hansol.

Bel di atas pintu berbunyi, menandakan seseorang baru saja masuk ke bar ini. Dua orang muda-mudi yang asik tertawa. Suara mereka terdengar familiar bagi Mingyu--seolah ia pernah mendengarnya sebelumnya. Bahkan, sering mendengarnya.

Mingyu memutuskan untuk menengok. Wonwoo dan Ji Young baru saja masuk ke bar ini. Ekspresi Mingyu kurang lebih sama dengan ekspresi Wonwoo ketika melihat Ji Young, sepenuhnya kaget. Ia kira ia tidak akan pernah bertemu dengan mereka lagi, setelah lulus dari sekolah dan Mingyu harus pindah ke kota lain.

"Wonwoo-hyung, Ji Youngie!!" Mingyu berseru keras. Tanpa sadar. Dirinya yang semula merasa begitu sepi kini seolah menemukan energi dalam dirinya, menepis segala sinis yang ia berikan pada Hansol tadi. Mingyu bahkan berdiri dari kursinya, memperhatikan kedua teman yang jelas lebih pendek darinya, karena Mingyu mirip dengan pohon berjalan.

Baik Wonwoo maupun Ji Young, keduanya menengok karena panggilan Wonwoo. Ekspresi keduanya sama dengan Mingyu, kaget. Namun, ada setitik kebahagiaan disana.

Ji Young lah yang paling pertama bereaksi. "Mingyu-ya!" Ia berjalan mendekat ke arah Mingyu dengan senyum cerah, namun tidak memeluknya seperti Wonwoo tadi--karena saat ini, ia ingat diri. Dia dan Wonwoo bertemu di tempat sepi, sementara dengan Mingyu di tempat umum. Wonwoo ikut berjalan mendekat, kemudian memberi Mingyu sebuah bro-hug.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Truth.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang