Termenung di taman adalah kebiasaanku dimana pada saat itu anak-anak seusiaku menghabiskan waktunya dikantin bergurau,bercanda, dengan teman sebaya atau sahabatnya.
Millia Vasandra, itu namaku. Aku mempunyai satu orang kakak dan memiliki dua orang sahabat, dan aku memilili kedua orang tua yang terkadang tak perduli denganku. Mereka hanya bisa perduli denganku hanya menggunakan uang saja, tapi disini aku membutuhkan kasih sayang.
Bell istirahat berbunyi(tanda masuk)
Seperti biasa kedua sahabatku Viola Margareth dan Naya Pritalia berteriak mencariku supaya aku tidak lupa waktu bell bahwa tanda sudah masuk.
Aku sangat beruntung mempunyai sahabat seperti mereka yang sangat perhatian terhadap diriku.
Aku pun segera masuk dan duduk dimejaku sendirian karena aku hanya ingin sendiri.
Pelajaran Matematila pun dimulai dengan suasana yang hening karena guru yang ada di depan guru Killer yang banyak ditakuti oleh semua murid.
Saat pelajaran itu dimulai, Tiba-tiba sebuah bola basket menembus pintu kelaa ku yang tidak tertutup. Dan dibelakang bola basket tersebut Muncullah seorang anak laki-laki yang sedang mengejar bola tersebut. Bola basket itu berhenti tepat di bawah mejaku yaitu didepan kakiku.
Anak laki-laki itu ingin mencoba masuk tapi, tidak bisa karena guru Killer sedang menulis sesuatu di depan papan tulis. Akhirnya, dia berbicara tetapi berbisik kepada ku, oh atau sepertinya aku yang merasa dia berbicara kepadaku. Aku melihat ke arah belakang,samping kanan,bahwa dia tidak berbicara kepada siapa pun.
Dan aku menunjuk diriku sendiri, ah ya benar dia berbicara kepada ku. Aku bingung tatapan para wanita di kelas ku seperti ingin menerkam laki-laki itu, dan ada yang pipinya sampai blushing.
Oh tuhan sungguh aneh
Dia berbisik "sht sht umpetil bola nya"
aku bingung umpetin atau aku kasi saja kepada guru Killer yang ada di depan ini, Tapi diriku tiba-tiba aneh aku hanya menuruti kemauam anak laki-laki itu.
Akhirnya aku umpetin bola basket tersebut dibawah bangku kursi ku.
"Terima kasih"ucap anak laki laki itu. Lalu pergi meninggalkan bola basket nya itu denganku.
Ah aku merasa bodoh dalam hal ini...
Bell pulang berbunyi...
Segera aku memasuki buku-buku dan menggendong tas ransel ku, Tapi tiba-tiba aku teringat dengan bola itu. Aku langsung mengambil Bola itu dan tersenyum memandangmua entah kenapa aku tersenyum ketika teringat kejadian tadi.
"tumben banget sahabat kita Millia Vasandra tersenyum sendiri" ucap salah satu sahabat ku Viola.
Aku hanya tersenyum sedikit lalu berbalik keluar dan sedikit berlari.
Tapi aku merasakan menabrak sesuatu oh, ralat seseorang ternyata dia. Dia anak laki-laki yang berbisik tentang bola basket itu.
"Aww aduh sorry gua ga sengaja" ucap ku dengan berani menatap matanya yang indah itu.
"Ya ga apa-apa. Balikin Bola gue" ucap anak laki laki itu dengan suara dinginnya.
Aku terpaku sejenak melihat dua bola matanya yang indah dan hidung yang mancuk dan kulitnya yang putih bersih ,Argh... kenapa aku menjadi seperti ini.
"oh ya i-i-ni ya" ucap ku dengan terbata-bata karena gugup. Kok aku menjadi gugup seperti ini, Ada yang salah dari diriku.
Aku akan mengutuk diriku sendiri karena sejak tadi terpaku dengan wajahnya yang ganteng itu, Dan anak laki-laki itu pergi tanpa berucap terima kasih.
Kesal yang ada didalam diriku, Oh tuhan kenapa aku memuji nya dengan bilang dia ganteng.
"Oh my God Milli lo tau gak sih cowok tadi itu siapa?"ucap sahabatku Viola .
Bersambung...
Haee sobat, Aku datang dengan cerita baruku. Aku disini penulis baru jadi maaf kalau salah dalam hal menulis. Cerita ini kayaknya bakal membosankan, lalu sepertinya udah biasa mainstrm. Maaf ya sobat disini aku baru belajar menjadi penulis dan aku akan terus belajar dan berusaha.
Vote dan comment ya teman!
YOU ARE READING
Love is Hurt
Teen FictionWaktu sangat berguna bagi hariku. Aku sendiri yang akan menunggu kamu disini sampai kata lelahku hilang dan sang Ajal menjemputku...