Part 1

790 55 10
                                    


Seorang wanita berumur seperempat abad lebih, terlihat masih berkutat di depan laptop empat belas inchi-nya. Kacamata yang bertengger dimata sesekali ia betulkan posisinya. Bukan hanya di depan laptop, kepala dan matanya sesekali berpindah ke beberapa dokumen dan kertas karton putih yang menampakkan gambar beberapa rancangan busana. Ia teliti gambar itu da nada beberapa titik yang langsung ia perbaiki. Lalu ia kembali lagi ke laptopnya. Hal itu selalu ia lakukan. Takut hasil kerja kerasnya berantakan dan tidak perfect seperti yang ia inginkan, maka ia rela melanjutkan semua pekerjaan butiknya di rumah. Alhasil, ia selalu mengabaikan anaknya untuk sementara waktu.

Cklek!

Suara pintu ruang kerjanya terbuka, terdengar keras. Namun, tetap saja ia fokus pada pekerjaannya. Sampai akhirnya, suara anak kecil menyapanya. "Mma..." suara balita itu terdengar lelah, kesal, dan sedih.

Sooyoung mendengar suara putranya. Ia langsung menoleh melihat kearah pintu ruang kerjanya. Dan sekarang matanya menatap sendu wajah balitanya yang sedang mangantuk disana. Tangan balita itu pun masih tergantung di gagang pintu. Sooyoung menarik nafas dan melunglaikan kedua bahunya yang sempat tegang dan berjalan menemui balitanya.

"Tuan muda Hyunsoo sangat rewel nyonya. Ia memaksa saya untuk mengantarnya menemui anda. Saya sudah mencegahnya, tapi tuan muda semakin merengek hingga ia menangis. Jadi-"

"Arraseo ahjumma." Potong Sooyoung cepat saat melihat cara ahjumma, pengasuh Hyunsoo, terlihat takut menjelaskan semuanya. Sooyoung tersenyum pada wanita muda itu dan langsung berpaling menatap balitanya. "Hyunsoo sudah mengantuk, eoh?" tanyanya yang dibalas dengan anggukan kecil.

Sooyoung mengangkat tubuh kecil jagoannya setelah balita itu menguap kantuk. "Kajja kita tidur." Segera balita itu mengalungkan kedua tangan mungilnya di leher jenjang sang eomma dan kepalanya bersandar nyaman di bahu datar itu.

Sooyoung berlalu dari ruang kerjanya dan berjalan menuju kamar Hyunsoo yang diikuti ahjumma muda dibelakangnya. Ia sempat melihat jam yang tertempel di ruang keluarga saat berlalu disana. Jam Sembilan malam, pantas saja balita ciliknya mengantuk.

Setelah sampai di kamar Hyunsoo, segera Sooyoung tidurkan anaknya di ranjang empuk yang biasa dipakai Hyunsoo. "Tidurlah, eomma disini" Sooyoung mulai menepuk-nepuk pelan lengan balitanya. Tidak lama kemudian, balita itu terlelap pulas.

"Kau boleh pulang sekarang. Bawalah kue yang aku beli sore tadi. Aku sengaja membelikannya untukmu." ucap Sooyoung.

"Ah, gamshamida. Baiklah saya pulang dulu." Pamit Kimi dan segera berlalu pulang.

Sooyoung menatap pintu kamar anaknya hingga tertutup kembali. Lalu ia kembali menatap putranya yang mulai menggeliat bangun, mungkin ia mendengar suara pintu tadi dan merasa terganggu. Segera Sooyoung merebahkan diri dan memanjakan Hyunsoo.

"Hyunsoo-ah, eomma saranghae. Kau adalah pelengkap hidup eomma." Ucap Sooyoung yang sedang memandangi wajah Hyunsoo, anak pertamanya. Ia juga mengecup dalam dahi balita itu. Balita berusia satu setengah tahun itu terlihat sangat nyaman dan pulas bila sang ibu ada disampingnya.

Sooyoung menepuk lembut lengan kecil putranya. Ya, hanya dengan cara itulah Hyunsoo bisa terlelap kembali, mengingat ia telah menghabiskan waktu seharian untuk bermain puas bersama Minho, adik kandung Sooyoung. Dan pastinya dalam pengawasan Kimi.

"Maaf, eomma terlalu sibuk mengurus butik hingga jarang menemanimu, sayang. Eomma janji, ketika ada waktu luang, eomma akan sempatkan menemanimu." Lirih Sooyoung yang sudah mulai hanyut dengan semua kesalahan-kesalahan yang ia buat. Bagaimana sibuknya menjadi wanita karier dan sedikit memiliki waktu untuk anak dan suaminya.

"Ne eomma. Aku memaafkanmu."

Mendengar bisikan namja yang menyahuti lirihannya tersebut, Sooyoung langsung menoleh dan mendapati suaminya tengah berdiri dibelakangnya dengan badan yang sedikit membungkuk karena baru saja membisik di telinganya. Ia juga langsung mendapat kecupan kilat di bibirnya. Sooyoung yang memang setengah berbaring diujung ranjang pun langsung bangkit dan memeluk suaminya.

Kyuhyun tersenyum lebar menerima sikap manis istrinya. Sebelum ia membalas pelukan tersebut, Kyuhyun meletakkan tas kerjanya di atas meja yang ada di sebelah ranjang Hyunsoo. Dengan cepat ia membalas pelukan tersebut dengan sangat erat. Berapa kali pun mereka melakukan hal-hal kecil seperti berpelukan ini, rasa sayang, cinta, kasih, hingga rasa rindu pun tetap terasa. Bahkan semakin membeludak. Mengingat waktu untuk mereka bersama sangat jarang didapat.

***

TBC

NEXT CHAPTER AKAN AKU BUAT PRIVATE. SO, GO OUT PLAGIATOR!!!

Good Reader never be silent and show that they are good reader.

Gomawo ^_^

Hanya Follower yang bisa membaca Part Endingnya.


You, In My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang